Sunday, February 28, 2010

Begini Lho, 10 Cara Menjadi Pria Idaman

Perempuan manapun menginginkan suami yang dicintainya, juga lelaki idamannya. Bagaimana dengan Anda? Pastinya, untuk menjadi suami lelaki idaman mudah saja. Asalkan…Ya, asalkan saja anda memenuhi 10 kriterianya. Apa sajakah? Inilah kriteriannya. 1. Anda sebagai pria harus mampu menerima apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan pasangan anda. Lupakanlah apa yang sudah menjadi masa lalu pasangan

Cara Menaikkan Limit Kartu Kredit Anda, Begini Caranya

Berapa limit kartu kredit Anda? Apakah Anda sudah merasa cukup dengan besarnya limit tersebut? Jika belum, mungkin Anda termasuk orang-orang yang ingin menambah batas kartu kredit menjadi lebih tinggi dari limit kartu sekarang.Anda tak sendiri, kok. Banyak pemegang kartu kredit juga berharap bisa memperbesar batas kartu kredit mereka agar mampu membeli barang yang sulit dijangkau dengan uang

Wednesday, February 24, 2010

Kelembutan lebih efektip





( saya kutip dari milis sebelah, makasih atas ijinnya )

Ceritanya ada seekor monyet sedang nangkring di atas pohon kelapa. Dia nggak sadar lagi diintip sama tiga angin gede. Angin Topan, Tornado sama Bahorok. Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yang bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon kelapa.

Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik.

Angin Tornado nggak mau kalah, 30 detik.

Angin Bahorok senyum ngeledek, 15 detik juga jatuh tuh monyet.

Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju. Angin TOPAN duluan, dia tiup sekenceng-kencengnya, Wuuusss...

Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung berpegangan pada batang pohon kelapa. Dia pegang sekuat-kuatnya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh tuh monyet. Angin Topan pun menyerah.

Giliran Angin TORNADO. Wuuusss... Wuuusss... Dia tiup sekenceng-kencengny a. Ngga jatuh juga tuh monyet. Angin Tornado nyerah.

Terakhir, Angin BAHOROK. Lebih kenceng lagi dia tiup. Wuuuss... Wuuuss... Wuuuss... Si monyet malah makin kenceng pegangannya. Nggak jatuh-jatuh. Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan. Tangguh. Daya tahannya luar biasa.

Nggak lama kemudian, datang angin Sepoi-Sepoi. Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet. Diketawain sama tiga angin itu. Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil.

Nggak banyak omong, Angin SEPOI-SEPOI langsung niup ubun-ubun si monyet. Psssss... Enak banget. Adem... Seger... Riyep-riyep matanya si monyet.

Nggak lama ketiduran dia. Lepas pegangannya. Jatuh deh si monyet.


Sunday, February 21, 2010

Losartan dan Disfungsi ereksi





Kemarin saya membaca artikel hasil penelitian tentang obat Losartan sebagai anti Hipertensi yang menarik perhatian.

Jumlah penderita Darah Tinggi ( Hiperteni ) di seluruh dunia cukup tinggi. Pengobatan Hipertensi memerlukan waktu yang cukup lama, nyaris seumur hidup. Penyakit ini mempunyai faktor gentik / keturunan. Bila orang tuanya pemderita Hipertensi, maka keturunannya dapat juga menderita penyakit yang sama.

Obat anti hipertensi ada yang alami ( Daun Seledri, Buah Belimbng, Daun Salam dll ) dan ada yang buatan pabrik / farmasi ( tablet ).

Banyak ragam tablet anti hipertensi ini, a.l. golongan : CCB ( Calcium Channel Blocker ), Beta Blocker, ACEI ( Angiotensin Converting Enzym Inhibitor ), ARB ( Angiotensin Receptor Blocker ) dll.

Kalau membaca Brosure masing-masing obat tsb dengan teliti maka hampir semua obat anti hipertensi mempunyai efek gangguan fungsi reksi pada kaum Pria. Pada usia di atas 40 tahun kaum Pria sering mengalami Disfungsi Ereksi. Bila mereka juga menderita Hipertensi mereka menanggap itu sudah biasa. Padahal secara tidak sadar D.E. yang dideritanya itu dapat disebabkan efek samping dari obat anti hipertensi yang dikonsumsinya dalam jangka lama.

Sebuah artikel salah satu obat anti hipertensi Losartan yang tergolong ARB dapat memperbaiki gangguan fungsi seksual pada kaum Pria.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/113707797, 1: Am J Med Sci.2001 May; 321 (5): 336-41, Disfungsi seksual pada pasien-pasien Hipertensi disembuhkan oleh Losartan.

Pada penelitian ini dipilih penderita dengan Tekanan darah diatas / sama dengan 140/90 mmHG, usia antara 30-65 tahun, dosis Losartan 50-100 mg/hari ( 1 tab = 50 mg ), jumlah pasien Hipertensi dengan D.E. 82 dan tanpa D.E. sebanyak 82 orang.

Setelah 12 minggu pengobatan didapat hasil:

Terhadap kehidupan seksual:
7,5 – 58,5%: mengalami perbaikan kepuasan seksual.
40,5 – 62,3%: mengalami perbaikan aktifitas seksual dengan frekwensi yang tinggi.

Terhadap kwalitas hidup:
73,7%: penderita mengalami perbaikan kwalitas hidup.
25,5%: tidak ada perbaikan.
0,8%: makin buruk.

Kesimpulan dari penelitian ini: Losartan memperbaiki fungsi ereksi, kepuasan dan meningkatnya aktifitas seksual.

---

Sampai saat ini di negara kita Losartan sudah dipasarkan dengan nama paten dari perusahaan obat: Fahrenheit, Kalbe Farma, Merck, Intebat, Kimia Farma dan Sandoz. Harga per tablet 50 mg berkisar antara Rp. 6.600 – Rp. 9.333,- ( neto ). Belum ada tablet generik dari obat anti hipertensi ini.

Friday, February 19, 2010

FISIOTERAPI PADA DOWN SYNDROME

FISIOTERAPI PADA DOWN SYNDROME
Dari : Joweer
Perkembangan Motorik Kasar (Gross Motor Development)
Perkembangan motorik kasar adalah tahap awal dalam perkembangan setiap anak. Dalam Down Syndrome, fisioterapi menggunakan tahap perkembangan motorik ini untuk mencapai manfaat yang maksimal dan menguntungkan untuk tahap perkembangan yang berkelanjutan. Tujuan dari fisioterapi disini adalah membantu anak mencapai perkembangan terpenting secara maksimal bagi sang anak, yang berarti bukan untuk menyembuhkan penyakit down syndromenya. Dan ini harus dikomunikasikan sejak dari awal antara fisioterapis dengan pengasuhnya supaya tujuan terapi tercapai.

Tujuan Fisioterapi

Fisioterapi pada Down Syndrom adalah membantu anak belajar untuk menggerakkan tubuhnya dengan cara/gerakan yang tepat (appropriate ways). Misalkan saja hypotonia pada anak dengan Down Syndrome dapat menyebabkan pasien berjalan dengan cara yang salah yang dapat mengganggu posturnya, hal ini disebut sebagai kompensasi. Tanpa fisioterapi sebagian banyak anak dengan Down Syndrome menyesuaikan gerakannya untuk mengkompensasi otot lemah yang dimilikinya, sehingga selanjutnya akan timbul nyeri atau salah postur. Jadi tujuan fisioterapi adalah untuk mengajarkan pada anak gerakan fisik yang tepat. Untuk itu diperlukan seorang fisioterapis yang ahli dan berpengetahuan dalam masalah yang sering terjadi pada anak Down syndrome seperti low muscle tone, loose joint dan perbedaan yang terjadi pada otot-tulangnya. Intensitas Terapi

Biasanya fisioterapi akan menjadwalkan anak dengan Down Syndrome seminggu sekali untuk terapi, tetapi terlebih dahulu fisioterapi melakukan pemeriksaan dan menyesuaikan dengan kebutuhan yang dibutuhkan anak dlm seminggu. Disini peran orangtua sangat diperlukan karena merekalah nanti yang paling berperan dalam melakukan latihan dirumah selepas diberikannya terapi. Untuk itu sangat dianjurkan untuk orangtua atau pengasuh mendampingi anak selama sesi terapi agar mereka mengetahui apa-apa yg harus dilakukan dirumah.

RHEUMATOID ARTHRITIS PADA ANAK - ANAK

Juvenile Rheumatoid Arthritis
Dari WebMD
modifikasi joweer


Pedahuluan :

Juvenile rheumatoid arthritis (JRA) adalah arthritis (radang sendi) yang menyebabkan peradangan dan kekakuan sendi selama lebih dari enam minggu pada anak berusia 16 atau dibawahnya. Penyakit ini menghinggapi lebih dari 50.000 anak di Amerika Serikat. Peradangan yang terjadi menyebabkan kemerahan, bengkak, peningkatan suhu (hangat), dan soreness di

sendi, meskipun demikian banyak anak-anak dengan JRA ini tidak mengeluh nyeri pada sendinya. Setiap sendi dapat terpengaruh oleh peradangan ini, dan peradangan ini dapat membatasi gerakan pada sendi yang terkena.
JRA adalah gangguan autoimun, yang artinya bahwa tubuh keliru mengidentifikasi beberapa sel sendiri dan jaringan sebagai zat asing yang masuk dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh kita berfungsi untuk melawan zat berbahaya yang masuk pada tubuh seperti virus dan bakteri tetapi pada penderita JRA ini autoimun menyerang sel-sel sehat dan jaringan pada tubuh sehingga timbulah peradangan yang ditandai dengan kemerahan, panas, nyeri, dan pembengkakan.
Para peneliti masih belum tahu persis mengapa sistem kekebalan tubuh berjalan miring pada anak dengan gejala JRA, tetapi ada dua pendapat atau dugaan mengapa hal itu terjadi, yang pertama karena faktor genetic anak yang memcu untuk memproteksi JRA ini dan yang kedua adalah faktor lingkungan seperti virus yang memicu perkembangan JRA ini pada tubuh.
JRA dapat menyebabkan demam dan anemia, dan dapat juga mempengaruhi jantung, paru-paru, mata, dan sistem saraf. Episode rematik dapat berlangsung selama beberapa minggu dan memungkinkan kambuh kembali, dan perlu diingat serangan yang berulang pada penyakit ini tidak separah yang terjadi pada serangan awal. Untuk perawatannya disesuaikan dengan penyakit reumathiid arthritis yang terjadi pada orang dewasa yaitu dengan beberapa latihan (gerakan-gerakan) dan olahraga untuk memepertahankan gerakan dan keaktifan tubuh. Obat-obatan yang beredar diapotek atau pasaran ditujukan untuk arthris yang terjadi pada orang dewasa sehingga untuk JRA ini tidak disarankan menggunakan obat-obatan. Sangat jarang sekali anak-anak dengan JRA mengalami kerusakan permanen atau kecacatan dan sebagian besar anak dengan JRA ini sembuh dari penyakitnya tanpa mengalami kecacatan yang permanen.

Klasifikasi JRA
Dokter mengklasifikasikan tiga jenis JRA, berdasarkan jumlah sendi yang terlibat, gejala, dan adanya antibodi tertentu (protein khusus yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh) dalam darah. Klasifikasi ini membantu menentukan bagaimana penyakit dan tingkat progresitasnya.

a. Pauciarticular
Pauciarticular artinya ada empat atau lebih sendi yang terlibat atau terkena peradangan ini. Artritis ini adalah bentuk paling umum JRA; sekitar setengah dari semua anak-anak dengan JRA memiliki tipe ini. Ini biasanya terjadi pada sendi yang besar, seperti lutut. Gadis di bawah usia 8 tahun paling sering terkena JRA ini. Beberapa anak dengan pauciarticular JRA memiliki abnormal protein dalam darah yang disebut antinuclear antibodi (ANAs).
Penyakit mata sering terjadi 20% hingga 30% dari anak-anak dengan pauciarticular JRA dan lebih sering terjadi lagi pada anak-anak dengan abnormal ANAs. Pemeriksaan rutin ke dokter opthalmologi(dokter spesialis penyakit mata) diperlukan untuk mengobati masalah mata yang serius seperti iritis (radang iris atau bagian yang berwarna dari mata) atau uveitis (peradangan mata yang terdalam , atau uvea).

b. Polyarticular
Sekitar 30% dari semua anak-anak dengan JRA mempunyai penyakit polyarticular, di mana lima atau lebih sendi yang terpengaruh. Sendi kecil, seperti yang di tangan dan dikaki sering terkena penyakit ini tetapi terkadang juga terjadi pada sendi besar. JRA Polyarticular yang tersering adalah simetris (dimana sendi yang terkena sering terjadi pada kedua tubuh yang sama). Beberapa anak dengan penyakit polyarticular memiliki jenis antibodi khusus dalam darah yang disebut rheumatoid factor. Anak-anak yang terkena penyakit ini merasa gejala yang terjadi lebih parah dan dokter mengidentifikasinya dengan gejala rheumatoid arthritis orang dewasa.

c. Sistemik
Seiring dengan pembengkakan sendi, bentuk sistemik JRA ditandai oleh demam dan warna merah muda, dan mungkin juga mempengaruhi organ seperti jantung, hati, limpa, dan kelenjar getah bening. Bentuk sistemik, kadang-kadang disebut Still's desease, mempengaruhi 20% dari anak-anak dengan JRA. Hampir semua anak dengan jenis JRA inibila dites hasilnya negatif untuk kedua rheumatoid factor dan ANA. Sejumlah kecil anak-anak dengan penyakit sistemik ini akan berkembang menjadi arthritis nanti dan prosesnya berkembang hingga dewasa.

Thursday, February 18, 2010

Meninggal usia muda



Pagi ini sekitar pk. 06.30 ada seorang pemuda, 25 tahun datang tergopoh-gopoh untuk menjemput saya. Katanya ia mendapat amanah dari seorang tetangganya agar segera mencarikan dokter, dokter siapa saja boleh. Pasien tampak tersengal-sengal seperti kehabisan nafas.

Jarak rumah mereka di sebuah Gang dengan rumah kami sekitar 200 meter. Ia membonceng saya dengan sepeda motornya. Pagi itu saya naik ojek seperti yang sering kali saya alami ketika dipanggil pasien untuk memeriksanya di rumah mereka.

Rumah ibu Narsih ( bukan nama sebenarnya ) sangat sederhana. Putrinya bernama Neneng ( bukan nama sebenarnya ), 27 tahun, 2 minggu yang lalu melahirkan seorang bayi yang sehat dan normal. Kelahirannya di tolong oleh seorang Ibu Bidan di dekat rumah mereka. Riwayat persainan cukup baik dan tidak ada perdarahan yang abnormal. Kondisi ibu dan bayi sehat.

Saya melihat Ibu Neneng terbaring diatas sebuah kasur yang terletak di lantai di rumah tamu rumah mereka ( rumahnya kecil ). Saya mohon ijin untuk memeriksa sang pasien dan segera memeriksa Pupil ( anak mata ). Tampak Pupil melebar ( midriasis total ) dan refleks cahaya yang Negatip pada kedua matanya. Bunyi Jantung dan Paru-paru juga Negatip, Nadi tidak teraba. Suhu tubuh agak dingin. Saya membatin pasien ini sudah meninggal dunia belum lama berselang.

Saya berkata kepada Ibu Narsih, bahwa putrinya sudah dipanggil Tuhan.
Tampak Ibu Narsih dan semua anggota keluarganya sedih.

Salah seorang Ibu yang masih keluarga mereka bertanya kepada saya “ Apa penyebab kematiannya, Dok?”

Saya menjawab “Sulit mengetahuinya, Bu. Saya datang saat semuanya sudah berhenti pada Ibu Neneng ini. Melihat riwayat kesehatan dan persalinan bayinya nampaknya semua baik-baik saja. Kita tidak mengerti mengapa Ibunya meninggal dunia dan bayinya sehat setelah dilahirkan 2 minggu yang lalu. Selama 2 minggu ini Ibunya juga tidak mengeluh sakit apa-apa.”

Semua yang berada di ruangan itu sedih, tapi pasrah kalau Neneng sudah meninggalkan mereka semua. Suami Neneng yang sedang berada di luar kota diberitahu tentang isterinya dan diminta segera pulang.

Saya membuatkan sebuah Surat Keterangan Kematian untuk keperluan pemakaman dll.

Pagi-pagi saya sudah menangani sebuah kasus kematian yang unik. Mengapa Tuhan memberikan seorang anggota keluarga baru, tetapi memanggil seorang anggota keluarga yang lain dalam waktu singkat? Kita semua tidak mengerti rencana Tuhan, kita pasrah dan ikhlas atas kepergian Neneng.

“Met jalan, Neng.”

Tuesday, February 16, 2010

Gagal menjadi Donor darah



Kemarin saya mengunjungi sebuah Blog milik salah satu teman saya yang seorang Blogger yang berdomisili di kota Denpasar, Bali. Salah satu posting yang saya baca yaitu tentang temanku ini mendonorkan darahnya yang ke 29 kali. Bagus.

---

Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Saya pernah mendonorkan darah sebanyak 5 kali dan ini yang ke 6 kali.

Saat itu ada kegiatan Donor darah dalam rangka peringatan salah satu hari Nasional R.I.
Pagi hari sekitar pukul 09.30 saya meluncur ke tempat Door Darah disekitar kompleks RSU di kota kami. Sebelum berangkat saya ukur Tekanan darah saya 120/80.

Di tengah perjalanan terdapat 2 lintasan kereta api. Menjelang lintasan k.a. pertama Minibus saya di dahului oleh sebuah Taksi Angkutan Kota ( Angkot ) tanpa membunyikan klakson. Angkot itu seenaknya saja menyerobot jalan yang sudah sempit. Untuk menghindari senggolan dengan Minibus saya, saya mengalah dengan memberikan kesempatan untuk Angkot tadi lewat ( padahal sudah sangat mepet ). Angkot ini nekat juga. Saya naik pitam. Jengkel sekali.

Menjelang lintasan k.a. yang kedua lagi-lagi kejadian tsb terulang kembali dengan Angkot yang kedua. Ke 2 Angkot ini sudah brutal ingin mendahului kendaraan yang di depannya tanpa mempedulikan kondisi jalan yang padat dan tidak tahu sopan santun lalu lintas. Mbok ya sabar. Semua kendaraan pasti ingin cepat melewati lintasan k.a.perasaan hati saya sangat tidak nyaman. Mungkin tekanan darah saya naik juga.

Tiba di tempat pengambilan darah, sang petugas segera mengukur Tekanan darah saya. Wajahnya berkerut dan berkata kepada saya “ Dokter tidak dapat diambil darahnya sekarang”

Saya menjawab “Kenapa Pak?”

“Tekanan darah, Dokter saat ini tinggi.”

“Berapa sih, tadi pagi 120/80 mmHg.”

“Sekarang 160/80 mmHg. Dok, diobati dulu aja tekanana darahnya. Kalau sudah normal boleh diambil.”

Saya berkilah “Baik, saya istirahat lebih lama lagi dan tolong di cek lagi tekanan darah saya. Saya ingin menyumbangkan darah lagi.”

Setelah duduk di bangku ruang tunggu selama 10 menit ( biasanya tekanan darah akan kembali normal ), hasil pengukuran tekanan darah saya tetap 160/80 mmHg. Mungkin karena jengkel akibat ulah 2 Angkot yang nyerobot Minibus saya di lintasan k.a. tadi.

“Baiklah, kalau begitu. Lain kali saja saya menyumbangkan darahnya.” kata saya kepada sang petugas.

Saya pulang dengan hati makin jengkel. Bukan salah saya, bila saya gagal menyumbangkan darah saya saat ini. Mengapa keadaan lalu lintas di negara kita makin semerawut? Beda sekali dengan keadaan lalu lintas di kota Sydney yang sangat tertib lalu lintas. Yah mau apa lagi?

Di kota tsb tidak ada kendaraan yang berebut ingin mendahului, sangat jarang saya mendengar bunyi klakson minta jalan, pejalan kaki sangat dihormati di zebra cross dll. Pelanggaran lalu lintas akan dikenakan sangsi yang berat sampai pencabutan driving lisence (SIM ). Kalau tidak punya SIM, tidak dapat mengendarai mobil pribadi lagi. Harus naik Taksi yang ongkosnya juga sangat mahal. Mau tidak mau, pengendara mobil harus mematuhi aturan lalu lintas yang sudah baku. Hal inilah yang yang menciptakan tertib lalu lintas di kota tsb.

Monday, February 15, 2010

SiRih MeRah UntUk KesEhAtAn AndA, ObAt PeNyakit RiNgAn HiNggA KroNis

Sudah sejak dahulu, Sirih Merah digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Meskipun rasanya pahit, namun tanaman merambat yang memiliki nama latin piper crocatum ini, menyimpan segudang manfaat untuk menyembuhkan penyakit mulai dari penyakit ringan hingga penyakit kronis.Karena khasiatnya yang manjur untuk mencegah dan mengobati penyakit, maka tak salah sirih merah

KeNapA WaNita MaStuRbAsi? Ini diA ALaSanNya

Ternyata wanita juga ada mempunyai keinginan untuk memuaskan diri sendiri atau masturbasi. Masturbasi pada wanita bukan tentang menggantikan posisi Anda sebagai partner seksnya. Sebagian besar wanita masturbasi karena lebih nyaman dengan tubuhnya. Mereka ingin membiarkan Anda tahu apa yang memuaskan baginya.Dilansir dari Askmen, data statistik menunjukkan bahwa 60 persen wanita mengaku masturbasi

Penyuluhan melalui Radio






Kemarin siang saya iseng-iseng menyalakan Radio portable kesayangan saya yang masih bekerja dengan baik. Pencarian gelombang FM / AM masih memakai pemutar pencari gelombang radio. Akhirnya bertemu dengan gelombang Radio Maritim Cirebon yang sedang melantunkan suara musik pop.

Pikiran saya melayang ke tahun 1990-an, ketika saya masih bekerja di salah satu Puskesmas di Kota Cirebon. Program Penyuluhan Kesehatan setiap Kecamatan dapat dilakukan melalui siaran radio swasta yang ada di tiap Kecamatan.

Materi PKM ini berkisar seputar penyakit-penyakit yang sering diderita Puskesmas kami atau program-program lain seperti: Gizi, Sanitasi, Imunisasi dll. Dengan bertambahnya waktu dan permintaan para pendengar, maka PKM dilakukan secara inter aktip dimana para pendengar dapat langsung bertanya kepada Dokter via telepon.

Seminggu setelah materi disampaikan, maka keesokan harinya akan banyak masuk surat pertanyaan dari para pendengar dan minggu depan Dokter akan menjawab satu per satu pertanyaan yang masuk.

Bang Iksan ( almarhum ) bertindak sebagai operator, mengatur semua peralatan penyairan dan Pak Elon ( sekarang Dosen salah satu pergruan Tinggi di Cirebon ) sebagai sparing partnersaya dalam setiap penyuluhan ini. Kami bertiga bekerja dengan kompak dan sering kali pembicaraan diselingi dengan humor yang segar sehingga waktu penyuluhan selama 60 menit tidak terasa sudah selesai.

PKM ( Penyuluhan Kesehatan Masyarakat ) yang semula satu arah akhirnya berlangsung secara interaktip dimana setiap pendengar dapat langsung bertanya melalui telepon yang ada di dalam Ruang Penyiaran.

Kebaikannya metode Interaktip ini:
1. Pertanyaan para pendengar dapat segera dijawab
2. Pertanyaan dapat disampaikan lebih dari satu pertanyaan sekaligus.

Keburukannya:
1. Materi PKM sering kali tidak selesai di bacakan, waktu siaran ( 1 jam sudah habis ).
2. Pertanyaan dapat diajukan tidak ada kaitannya sama sekali dengan materi penyuluhan, yang memerlukan kesiapan Dokter untuk menjawab setiap pertamyaan yang masuk.

Waktu berjalan dengan cepat dan pada akhir tahun 2000, PKM ini berakhir. 10 tahun saya berkecimpung di dunia PKM melalui siaran Radio Swasta Niaga.
Pada akhir tahun itu saya mengalami gangguan Retina mata kiri saya sehingga saya harus dirawat di salah satu RS Mata di Jakarta. Setelah operasi dan selama 3 bulan mata kiri saya tidak berfungsi. Setelah melewati masa yang cukup panjang ini, akhirnya mata kiri saya dapat disembuhkan oleh Tuhan melalui tangan Dokter Ahli Mata ST. Saya sangat bersyukur dan berteima kasih atas kesembuhan mata kiri saya ini. Puji Tuhan.

Semua di dunia ini ada masanya. Ada masa mulai dan ada masa berakhir. Ada masa bertemu dan ada masa berpisah. Tidak ada yang abadi didunia ini. Semoga apa yang sudah kami lakukan dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Amin.

Saturday, February 13, 2010

Pasien Lansia






Pasien yang sudah lanjut usia ( Lansia ), 60 tahun keatas, sebenarnya tanpa menderita penyakit lain sudah mempunyai penyakit / kelainan tubuh yang menyertai perkembangan usianya.

Mulai dari ujung Kepala sampai ke ujung Kaki, para Lansia akan mengalami perubahan.

1. Kepala:
Rambut hitam berubah menjadi Kelabu dan akhirnya menjadi Putih ( Uban ).
Lensa mata mulai keruh ( Katarak senilis ) sehingga penglihtannya mulai gelap.
Telinga mengalmi penurunan pendengarannya akibat menurunnya fungsi syaraf pendengaran.
Gigi geligi sudah banyak yang tanggal akibat dicabut atau tanggal dengan sendirinya dan akhirnya tidak mempunyai gigi lagi ( seperti ketika Bayi ).

2. Dada:
Payudara ( pada wanita ) sudah mengecil ( atrofi).
Paru-paru, sering mengeluh batuk-batuk terutama saat tidur akibat terkumpulnya riak / dahak dalam saluran pernafasan.
Jantung, sering mengalami penyempitan pembuluh darah Koroner, Hipertensi dll.

3. Perut:
Proses b.a.b. sering mengalami hambatan. Menurunnya aktifitas saluran pencernaan mengakibatkan b.a.b. tidak tiap hari tetapi bisa beberapa hari sekali. Juga proses b.a.b. sering kali suit akibat tinja yang mengeras. Semuanya ini dapat diatasi dengan mengkonsumsi serat Nabati (sayuran dan buah-buhan setiap hari / di blender ).
B.a.k. sering lebih banyak terutama pada malam hari saat tidur. Tidak jarang ngompol ( enuresis ) sering terjadi pada Lansia sehingga pengunaan Pampers banyak menolong anggota keluarga yang merawat Lansia.
Selera makan tidak sebagus saat usia muda. Gigi yang banyak tanggal menyulitkan proses mengunyah dan menikmati makanan. Penggunaan Prothese ( gigi palsu ) sangat menolong mereka.

4. Alat Kelamin:

Pada Pria pering dikeluhkan adanya gangguan proses b.a.k. yang harus ngedan terlebih dahulu akibat pembesaran kelenjar Prostat ( Benign Prostat Hyperthrophy ). Konsumsi antioksidan etiap hari akan banyak membantu agar BPH tdak mengganggu Lansia pria. Sayuran Brokoli ( yang mengandung antioksidan Sulforaphen ) , Buah Tomat dan Paprika Merah ( yang anyak mengandung antioksidan Lycophene ) sangat menolong para Lansia pria.

Pada lansia Wanita, berhentinya Haid ( Menopause ) sejak usia 47 – 51 tahun umum dialami oleh mereka. Hal ini biasanyaa tidak banyak dikeluhkan karena dianggap sudah biasa terjadi pada usia sepuh.

5. Persendian:
Terutama sendi-sendi kaki, jari tangan dan kaki sering timbul rasa nyeri akibat rusaknya persendian pada usia lansia ini.Mereka menganggap ii sebagai penyakit Rematik yang umu terjadi pada usia Lansia.

6. Nyeri tulang-tulang:
Pada Lansia sudah terjadi pengeroposan tulang-tuang ( Osteoporosis ). Gejala yang sering timbul adalah nyeri tulang yang berpindah-pindah tempat yang merupakan akibat Osteoporosis.

7. Emosi:
Emosi yang labil ( tertawa, menangis, mudah tersinggung, marah-marah ) sering terjadi pada Lansia. Keluhan ini tampak seperti usia anak-anak. Kalau ke kamar mandi perlu waktu lama untuk main air ( seperti anak-anak ), kalau makan sering harus disuapi ( seperti anak-anak ), kalau mandi sering kali dimandiin ( seperti anak-anak lagi ) dll.

8. Sukar tidur ( Insomnia ):
Gangguan tidur sering dikeluhkan oleh para Lansia, terutama bila tidak ada sanak keluarga yang mendampinginya ( perlu dikeloni sebelum tidur, seperti anak-anak ).

Insomnia ini dapat berupa:
1. Tidak dapat tidur sampai dini hari dan baru tertidur setelah ayam jantan berkokok.
2. Bisa tidur dengan mudah tetapi tengah malam setelah b.a.k. mereka sukar tidur lagi sampai dini hari.

Insomia ini dapat diatasi dengan minum tablet Melatonin 3 mg sebelum tidur alam.
Pada usia diatas 60 tahun produksi Melatonin yang dihasilkan oleh suatu kelenjar di bawah Otak,mulai menurun banyak sehingga jam biologis setiap Lansia akan tidak bekerja normal kembali. Setiap orang mempunyai Jam biologis yang mengatur setiap aktifitas manusia setiap 24 jam. Jam berapa ia tertidur dan pada jam berapa ia akan terbangun, dipengaruhi oleh zat yang disebut sebagai Melatonin. Melatonin dapat dibeli di Apotik tanpa resep dokter.Tablet ini dimasukkan sebagai suplemen ( tablet tambahan ).

9. Berkurangnya daya adaptasi Lansia:
Bertambahnya usia akan menurunkan daya adaptasi Lansia.
Tidak mudah para Lansia beradaptasi dengan lingkungan yang baru ( nginap di rumah anak / cucunya ) yang mengakibatkan mereka akan mengalami Insomnia ketika diajak bermalam di lain rumah selain rumah sendiri yang sudah dihuni puluhan tahun sebelumnya.

Dari kenyataan-kenyataan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa merawat para Lansia ternyata tidak mudah, belum lagi kalau Lansia menderita penyakit-penyakit lain seperti:

1. Kencing Manis ( Diabetes mellitus )
2. Ashma ( Ashma bronchiale )
3. Infeksi Paru-paru ( TBC Paru )
4. Darah Tinggi ( Hypertensi )
5. Pembengkakan Jantung ( Cardiomegalia )
6. Gagal Ginjal
7. Hernia inguinalis atau Hernia scrotalis.
8. dll

Demikianlah gambaran singkat kehidupan para Lansia seperti yang dialami suka dukanya oleh Ibu Panti Wreda dan Dokter yang merawat para warga Panti di setiap Panti Wreda/ Panti Jompo.

Bersyukurlah kepada Tuhan bila kita kelak menjadi Lansia ( kalau diberi umur panjang ) dan mempunyai tubuh yang sehat, agar tidak banyak mengalami penderitaan hidup dan dana yang tersedia. Amin.-

Pasien mengomel






Ibu Sinta ( bukan nama sebenarnya ), 68 tahun.
Pasien sering sudah beberapa kali datang berobat kepada saya.

---

Kunjungan pertama ia mengeluh: nyeri sendi siku kanan ( arthralgia ). Beberapa tahun yang lalu pernah dioperasi akibat patah tulang lengan atas kanan. Mendapat resep obat penghilang rasa nyeri sendi. Keluhannya dalam 2 hari sembuh.

Kunjungan kedua mengeluh sakit Maag ( Dispepsia ), karena terlambat makan siang. Setelah diberi resep obat dan anjuran jangan terlambat makan, keluhannya sembuh.

Kunjungan ketiga mengeluh kepalanya muter-muter dan adsa rasa mual ( Vertigo ). Setelah minum obat anti vertigo dan tablet penenang. Keluhannya hilang.

Kunjungan keempat, pasien mengeluh mendapat Flu.

Riwayat penyakit Ibu S.ini sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi yang menarik perhatian saya adalah setiap datang berobat ia selalu menggerutu bahwa ia selalu sakit-sakitan. Ia tidak pernah merasa bersyukur kalau penyakitnya sembuh setelah berobat.

Sepertinya Ibu S ini merasa tidak sehat setelah berobat kepada saya.
Terdorong ingin mengetahui lebih lanjut, saya bertanya kepada pasien saya ini “Penyakit Ibu sudah saya obati dan selalu sembuh, mengapa Ibu masih merasa bahwa Ibu selalu sakit? Padahal setiap kunjungan keluhan Ibu berbeda-beda, artinya penyakit yang lalu selalu sembuh.”

Ibu S. tampak bengong ketika mendengar perkataan saya tadi
Ibu S. akhirnya berkata “Iya, tapi saya selalu berobat kepada Dokter, sepertinya saya tidak sembuh-sembuh.”

Saya menjawab “Semua penyakit Ibu sudah saya sembuhkan, tetapi penyakit Ibu ada banyak sehingga harus satu per satu disembuhkannya.”

Saya melanjutkan dengan bergurau “Ibu, kalau tidak ada pasien, dapur kami tidak ngebul. Sebenarnya Ibu untung ( penyakitnya sembuh ) dan saya juga untung juga ( karena dapat uang ). Jadi sama-sama untung kan? Jadi Ibu tidak usah mengeluh ya. ”

Mendengar perkataan saya ini, Ibu S. tertawa terbahak-bahak sampai mengeluarkan air matanya.
“Ha…ha…dokter bisa aja ngomongnya”

Saya mempersilahkan Ibu S. keluar dari ruang periksa sambil berkata “Ibu, kalau sakitnya kumat lagi, berobat ke saya lagi ya.”

Ibu S. sambil keluar melanjutkan tertawanya ha…ha…ha…dan berkata kepada putrinya ( pengantar ) “Dokter ini pinter ya”.

Wajah sang putrinya tampak cerah, secerah sinar lampu Ruang Tunggu pasien.

---

Saya membatin, kalau dokter tidak pintar, bagaimana dokter akan punya pasien?

Thursday, February 11, 2010

Pasien tidak sembuh






Pasien yang sudah berobat dan belum sembuh pada umumnya datang kembali ( kontrol ) kepada dokter semula.

Setelah berobat, tentu sang pasien dan sang dokter berharap agar pasien dapat sembuh. Kalau mungkin sembuh dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Kesembuhan pasien tergantung dari:

1. Faktor pasien: kepatuhan minum obat ( obat diminum sesuai takaran / dosis yang sudah ditentukan ), sugesti pasien ( ada pasien yang hany amau berobat kepada dokter tertentu / langganannya dan tidak mau berobat kepada dokter lain ) dan obat dibelikan sesuai resep obat dari dokter ( setengah resep atau satu resep penuh ).

2. Faktor penyakit yang diderita pasien: penyakit pada stadium dini ( awal ) lebih mudah disembuhkan dari pada penyakit stadium lanjut ( menahun ) dan lama terapi tiap-tiap penyakit berbeda-beda ( ada yang perlu waktu 1 minggu dan ada yang perlu terapi selama minimal 6 bulan , mislanya pada TBC paru ).

3. Faktor Keluarga: peranan Keluarga pasien juga berpengaruh terhadap kesembuhan pasien, terutama pasien dengan sakit berat. Keluarga pasien sangat diharapkan membantu kebutuhan pasien ( makan, minum, dll kebutuhan pribadi sehari-hari ) agar pasien dapat segera sembuh. Tanpa kesediaan Keluarga membantu pasien maka lebih baik kalau pasien dirawat di Rumah Sakit saja ( itupun kalau tersedia dana untuk biaya perawatan).

Contoh kasus:

1. Ibu Umi ( bukan nama sebenarnya ), 40 tahun, yang menderita Infeksi Saluran Kencing diberi resep obat untuk selama 10 hari. Obat dibeli setengah resep. Hari ke 4 pasien datang kembali dan mengeluh penyakitnya belum sembuh tuntas, pasien masih mengeluh adanya rasa tidak nyaman di bawah pusar ( lokasi Kandung Kemih ), demam sudah hilang. Setelah diperiksa kembali, dokter menyarankan agar sisa obat segera dibeli dan dimum habis sesuai atruran minum. Hari ke 12 pasien datang kembali, melaporkan obat sudah habis dan semua gejala penyakit hilang. Hasil pemeriksaan Urin ( ulangan ) dari Lab. Klinik pada Urine: tidak ditemukan kelainan alias pasien sudah sembuh dari ISK.

2. Bapak Edi ( bukan nama sebenarnya ), 45 tahun berdasar hasil: wawancara, pemeriksaan Fisik dan pemeriksaan Foto Toraks ( Jantung dan Paru-paru ) menderita TBC paru . Pasien diberi resep 4 macam kombinasi obat spesifik untuk TBC paru selama 1 bulan dan diberitahukan agar kontrol setiap obat habis dan lama terapi minimal 6 bulan tenpa terputur-putus. Selain itu juga dianjurkan agar stop merokok, hindari asap rokok sekitarnya dan mengkonsumsi ekstra Protein ( susu, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan ). Tiap bulan pasien datang kontrol untuk selama 3 bulan saja.1 bulan berhenti minum obat dan bulan ke 4, pasien datang kembali dan mengeluh sering batuk-batuk lagi. Disini pasien tidak patuh untuk kontrol dan bahkan obat yang seharusnya 6 bulan dihentikan pada bulan ke 3. Jadi pasien tidak patuh minum obat karena pasien merasa penyakitnya sudah sembuh ( sudah tidak mengeluh ada batuk, sesak dll ), meskipun selera makan menurun. Penyakit pasien belum sembuh. Lama minum obat tidak terpenuhi.

Dari ilustrasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa tidak mudah menyembuhan penyakit pasien, bila pasien tidak turut membantu penyakitnya sendiri. Anjuran dokter perlu diikuti dengan kepatuhan pasien dalam rangka penyembuhan penyakitnya.

Sering kali keputusan ada di tangan pasien. Mau sembuh atau tidak?
Kalau sudah sembuh, sangat dianjurkan agar penyebab penyakitnya jangan diulangi lagi, misalnya merokok harus dihentikan ( merokok aktip atau perokok pasip ). Bila setelah dinyatakan sembuh lalu merokok kembali maka penyakit TBC paru yang dideritanya dapat kambuh kembali.

Jadi anjuran berhenti merokok memang ada alasannya, yaitu alasan kesehatan dan alasan penghematan uang yang dapat dibelikan untuk hal-hal yang lebih berguna.

Wednesday, February 10, 2010

Pasien unik





Kemarin pagi datang Pak Samani, 40 th. ( bukan nama sebenarnya ) mengantar putrinya Hesti, 17 th. ( bukan nama sebenarnya ) untuk berobat.

Hesti menderita Flu dan sakit tenggorok. Setelah selesai memeriksa dan membuat resep obat untuk Hesti. Pak Samani berkata bahwa masih ada seoramg pasien lagi yang ingin berobat.

Saya bertanya “Mana pasiennya, Pak?”

Pak Samani menjawab “Ibu saya sakit yang sama, ingin minta resep dari Dokter. Ibu saya tidak mau turun dari mobil. Tolong Dok, dibuatkan resep untuk Ibu saya.”

Saya membatin, aneh juga nih pasien. Ingin berobat tetapi tidak mau diperiksa, bahkan tidak mau turun dari mobil mereka.

Sebenarnya ini tidak lege artis, tidak sesuai prosedur. Saya tidak dapat menolak permintaan mereka. Setelah bertanya tentang keluhan pasien unik ini, Ibu Tuti ( bukan nama sebenarnya ), saya membuatkan sebuah resep obat untuk Flunya. Semoga Ibu Tuti lekas sembuh. Amin.

Pengalaman ini seumur saya praktik belum pernah saya alami sebelumnya. Pasien ini unik.

Tuesday, February 9, 2010

Terima kasih






2 kata yang mudah dilakukan, tetapi sering dilupakan yaitu: Maaf dan Terima kasih.

Kalau orang lupa berterima kasih, itu suatu hal yang wajar. Oleh karena itu, sebaiknya kita jangan mengharap mendapat rasa terima kasih, sebab hal itu hanya akan membuat hati kita jadi sakit dan kesal ( Dale Carnegie, Petunjuk Hidup Tentram dan Bahagia, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 20 ed. 2004 )

Salah satu penyebab kata Maaf tidak mau diucapkan adalah perasaan gengsi. Gengsi itu mahal.
Terima kasih tidak disampaikan salah satu penyebabnya lupa. Lupa manusiawi juga kan, tapi kalau tiap hari lupa itu namanya apa ya.

---

Pasien yang sudah datang berobat kepada saya, ada yang mengucapkan terima kasih dan lebih banyak yang tidak mengucapkan terima kasih. Penyebabnya mungkin karena mereka merasa sudah membayar biaya pemeriksaan. Jadi untuk apa bilang terima kasih lagi? Betul, tapi mereka juga lupa bahwa mereka juga sudah ditolong bahkan pada hari Minggu / libur sekalipun.

Bila kita setiap detik menghirup udara segar dari alam sekitar kita dengan gratis, apakah kita patut / tidak patut mengucapkan terima kasih kepada Yang Diatas? Tuhan sudah memberikan dengan gratis.

Coba amatilah pasien-pasien yang dirawat di setiap rumah sakit yang mendapat hembusan gas Oksigen. Setiap hirupan Oksigen ada harganya dan keesokan paginya sudah terhitung sudah habis 1 tabung Oksigen dan berapa Rupiah akan ditagihkan kepada kita? Padahal di alam bebas kita menghidup Oksigen dari udara dengan gratis tis. Apakah kita perlu mengucapkan terima kasih kepadaNya?

Mestinya iya, tapi apa yang terjadi? Udara segar dirusak manusia akibat polusi udara ( air polution ) dimana-mana, baik di kota ( asap rokok, asap knalpot, asap pabrik/industri dll ) dan di luar kota ( pembakaran hutan, pertambangan dll ). Manusia lupa berterima kasih kepada Sang pencipta dan bahkan sudah merusaknya selama bertahun-tahun.

Apa akibatnya?
Ada banyak penyakit akibat polusi udara seperti: Bronchitis khronis ( akibat asap rokok, dll ), Asbestosis ( menghirup partikel asbes di pertambang ) dll.

Mulai dari sekarang kita mesti berterima kasih kepada orang lain dan kepada Sang Pencipta.
Caranya?
Jangan merusak alam, jangan membuat udara menjadi kotor dengan asap yang tidak perlu, menanam banyak pohon disekitar kita dll lagi.

Marilah kita rajin mengucapkan terima kasih dan kalau perlu minta maaf.

Monday, February 8, 2010

CaRa MeNghiLAngkAN ViRuS ShoRtCut di koMpUteR

Virus di computer jaman sekaran ini semakin berkembang saja, mulai dari yang biasa kita hadapai seperti Trojan, worm, dan masih banyak sekali jenis virus yang tak kalah menjengkelkan lainya, nah satulagi ada jenis virus PIF starter atau yang biasa disebut virus shortcutModusnya adalah banyaknya shortcut yang ada di computer kita hasil kerja dari virus tersebut dab apabila penanganya salah maka

Friday, February 5, 2010

Blog saya


Sejak beberapa tahun yang lalu saya menulis ( terutama pengalaman saya menghadapi pasien ) di Blog saya ( http://www.basukipramana.blogspot.com ), saya tidak begitu antusias akan mendapat banyak kunjungan, banyak pertanyaan dan banyak komentar.

Mengingat isi Blog terutama menyangkut pengalaman seseorang ( saya ), maka tentunya hanya sekedar sharing kepada para Blogger yang datang berkunjung.

Setelah Hit counter Blog menunjukan angka diatas 500, banyak komentar yang masuk yang bersisi banyak pertanyaan tentang apa yang saya pernah tulis / posting ke Blog saya tsb. Pertanyaan kesehatan ada juga yang banyak masuk, padahal Blog saya bukanlah suatu Ruang Konkes ( Konsultasi Kesehatan ) yang dimiliki oleh para Teman Sejawat Dokter Spesialist. Oleh karena masih dalam bidang medis maka akhirnya saya berkenan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk.

Yang lucu adalah ketika saya menulis tentang Antene penguat Sinyal HP / Modem komputer/Laptop, banyak yang mengajukan pertanyaan: dimana beli alat tsb dan berapa harganya ( padahal dalam artikel tsb sudah saya jelaskan apa yang saya alami dan apa yang saya lakukan untuk mendapat sinyal yang kuat bagi Modem). Dikiranya saya juga penjual alat tsb.

Mempunyai sebuah atau lebih Blog tentu ada suka dukanya.

Bagi saya sukanya adalah: saya dapat menulis sesuatu artikel yang dapat dipublish ke sebuah Blog. Konon menulis adalah salah satu cara untuk mengurangi Stres.Lho Dokter kok punya Stres?? Setiap orang kan mempunyai masalah yang berbeda-beda. Stres bukan untuk dihilangkan tetapi untuk diatasi dengan baik. Sering kali Astres merupakan suatu pemacu untuk berkarya ( menulis, menggubah lagu dll ). Hidup sendirian pun dapat merupakan Stres tersendiri.

Dukanya mempunyai Blog yaitu ketika menerima komentar yang Negatip ( bukannya Komentar yang membangun / Positip ). Sudah memberi Komentar yang Negatip, lalu namanyapun tidak dicantumkan ( anonymous ) bak Lempar batu sembunyi tangan. Kalau mod saya sedang tidak baik, saking jengkelnya, komentar mereka saya delete saja, habis perkara, daripada nyebelin. Kalau masih juga komentar Negatip itu muncul lagi, maka artikel tsb saya delete saja. Sampai saat ini masih belum terpikir apakah Blog saya ini saya delete saja agar tidak muncul lagi di Internet.

Bagaimana pendapat Anda? Terima kasih sudah berkunjung.

Pasien serius

 

Kebalikan dari intisari posting saya sebelumnya, maka kali ini ada Pasien yang serius.

Pagi ini pk. 06.00 ketika saya membersihkan mobil kami di halaman depan rmah kami,  datang Pak Ahmad ( bukan nama sebenarnya ), 35 tahun, ingin berobat kepada isteri saya yang dokter umum juga.

Saya jawab belum buka praktik. Isteri saya belum siap karena edang mengurus kebutuhan sarapan pagi kami dll pekerjaan rumah tangga.  Kalau mau berobat sebentar lagilah pk. 07.00.

Wajah Pak Ahmad masam, pikirnya sudah jauh-jauh datang ke tempat praktik dokter, dokternya belum siap. Lha, mana ada dokter buka praktik sepagi pukul 06.00 WIB di kota kami? Akhirnya Pak Ahmad meninggalkan rumah kami dengan mengendarai Minibus Daihatsu Xenia, warna Silver.

Pukul 07.15 saya selesai dengan tugas membersihkan mobil kami. Pak Ahmad masih belum datang kembali. Sampai pukul  08.15 juga masih belum datang juga. Ya sudah. Mungkin Pak Ahmad marah, mau berobat tidak bisa. Sebenarnya bukan tidak bisa, kalau mau saya layani kan bisa juga, tapi ia tidak mau. Maunya diperiksa oleh isteri saya. Sekarang dokter tidak bisa atur pasien, tapi pasien yang atur Dokter.

Pasien tidak serius

 

Kalau ada pasien yang datang ke tempat pratik, tentu mereka akan datang untuk berobat atau memeriksakan diri / keluarganya.

Saya sering menghadapi calon pasien yang tidak serius. Saya berikan contoh 2 kasus calon pasien yang demikian.

---

Pertama:

3 hari yang lalu  pagi hari sekitr pukul 06.00, saya mendapat panggilan telepon. Suara seorang wanita bertanya apakah benar ini tempat dokter ( isteri saya ).

Saya jawab “ Benar, anda siapa?

Ia menjawab “Saya Ibu Eni ( bukan nama sebenarnya )

Ia bertanya lagi “ Kalau pagi praktiknya pukul berapa dan kalau sore pukul berapa?”

Saya jawab kembali “Praktik pagi pukul 08.00 – 10.00 dan sore puku 16.00 – 20.00. Kalau Ibu mau berobat pagi hari saja sebab kalau sore sering turun hujan”. Maklum saat ini sedang musim hujan.

Ia menjawab “Baik nanti saya akan datang.”

Kami menunggu kedatangannya. Ditunggu  pagi atau sore pun ia tidak datang. Tidak ada pasien yang berobat yang bernama Ibu Eni. Kalau tidak mau datang, lalu untuk apa ia menelepon tempat kami?

Kedua:

Kemarin pagi, saat saya praktik pagi, datang seorang wanita usia sekitar 30 tahun.

Ia bertanya apakah pagi in saya masih pratik?

Saya menjawab “Masih pratik sampai pukul 10.00.”

Ia berkata lagi “Baik Pak, saya akan pulang untuk menjemput anak saya.” Rupanya ia mencari tau apakah dokter buka pratik tidak pada pagi itu. Bila benar, maka ia akan datang membawa anaknya yang sakit untuk berobat.

Saya menunggu kedatangan Ibu tsb sampai saat tutup praktik. Yang ditunggu tidak datang kembali. Lalu pertanyaan yang muncul di pikiran saya, untuk apa susah payah bertanya ( dan buang-buang ongkos becak sebagai alat  transportasi ) apakah dokter praktik pagi itu atau tidak?

---

Seringkali saya membatin, kok ada ya orang yang bersikap seperti itu. Kalau tidak serius untuk berobat ya tidak usah repot-repot menelepon  atau datang ke tempat praktik.

Kejadian seperti itu bukan kali itu saja saya alami, tetapi ada banyak kejadian yang serupa.

 

 

Thursday, February 4, 2010

ANdA PeNdeRitA DiAbEtEs? HiNdARi 5 MakAnAn BeRikUt

Jika kadar gula dalam darah Anda termasuk tinggi, jangan dibiarkan. Anda harus banyak berolahraga dan mengatur pola makan. Apalagi jika dalam keluarga Anda, ada yang pernah menderita diabetes.Ada lima jenis makanan yang harus dijauhi bagi si penderita diabetes. Hal ini untuk menghindari semakin meningkatnya kadar gula dalam darah Anda.1. Mie dan PastaSebagian besar pasta dan mie memiliki indeks

Tips “MeRAwAt” JeRawAt dAN BekAS JeRawAt

Keadaan kulit manusia berubah-ubah sesuai dengan bertambahnya usia. Semakin bertambah usia maka kulit kita kehilangan elastisitasnya, dan kehilangan kandungan air yang seharusnya dapat menjaga kelembapan kulit. Usia 17-30 tahun adalah usia yang paling rentan terserang jerawat.Ada tiga penyebab, yakni adanya peningkatan kadar minyak di kulit, sumbatan pada saluran minyak di kulit, dan infeksi