Wednesday, July 28, 2010

Kurang pendengaran




Sejak 4 hari yang lalu ada 5 orang  Tukang yang bekerja memperbaiki atap rumah kami. Dalam musim hujan bulan-bulan lalu banyak genting yang bocor yang memerlukan perbaikan.

4 orang bekerja di atap dan ada 1 orang yang meladeni mereka untuk menyiapkan  genting dan adukan semen yang akan dinaikkan ke atap.

Ketika ada banyak genting yang diturunkan untuk diganti yang baru, saya bertanya kepada Sdr. K, 30 tahun.

Ada berapa buah genting yang rusak? Coba ini dihitung.” Saya  berkata kepada Sdt. K.

Sdr. K diam tidak bereaksi apa-apa. Permintaan yang sama saya ucapkan lagi. Tetap tidak bereaksi. Saya agak jengkel juga. Saya kok dicuekin. Akhirnya saya  hitung sendiri berapa genting yang diturunkan. Ada 131 buah genting yang pinggirnya sudah geripis termakan usia terpaan panas dna curah hujan selama 21 tahun sejak rumah ini dibangun.

Saya menduga, mungkin pendengaran Sdr. K ini tidak beres sehingga ia tidak  mengerti apa yang saya katakan. Anehnya kalau temannya yang sedang bekerja diatas minta dikirim adukan semen, kok K dapat mengerti dan segera  menyiapkannya.

Saat istrahat siang tiba  dan ketika saya akan memberikan uang makan kepada para tukang, saya bertanya kepada salah seorang dengan agak berbisik

“Apakah pendengaran Sdr. K itu ada gangguan atau tuli?”

Sdr. M, 29 tahun menjawab “Iya Pak, K itu telinganya sejak kecil kurang mendengar akibat infeksi telinga.” ( mungkin radang tekinga tengah / conge ).

Saya membatin “Oh…rupanya benar ia agak tuli.” Kasihan juga Sdr. K ini orangnya tegap dan tampangnya tidak jelek-jelek amat.

---

Bila kita sedang mengemudikan  mobil dan saat  hendak mendahului mobil di depan kita biasanya kita membunyikan Klakson mobil kita untuk memberi isyarat kepada mobil di depan kita bahwa kita akan mendahuluinya.

Mobil-mobil di depan kita kadang kala tidak meu memberi jalan kepada kita setelah diklakson.

Mungkin mereka tidak rela didahului oleh kita atau mungkin telinga mereka tuli / agak tuli mirip Sdr. K ini. Jadi kita jangan terburu-buru marah dan bertindak ugal-ugal. Menghadapi orang yang mempunyai gangguan pendengaran, agak susah dan perlu kesabaran. Bila tidak sabar, cape deh………

Rahasia Panjang Umur




Masalah umur sudah diatur oleh Sang Pencipta. Manusia boleh berusaha, tapi Tuhan yang menentukan. Ada artikel yang menarik untuk kita baca, seperti di bawah ini.

---

KOMPAS.com 28-07-2010.
Salah satu topik berita yang jadi hot saat pelaksanaan Sensus Penduduk di bulan Mei lalu adalah ditemukannya orang-orang yang berusia di atas 100 tahun. Tak heran bila Anda jadi ingin tahu apa rahasianya. Sebenarnya, sih, tidak susah untuk bisa panjang umur dan tetap sehat. Pastikan Anda punya beberapa hal berikut:

1. Berperut Rata

Riset National Institute on Aging menyatakan, wanita berperut buncit berisiko meninggal dunia lebih cepat dibandingkan yang berperut rata. Ukuran lingkar pinggang yang perlu dipertahankan adalah di bawah 80 cm ( pria: dibawah 90 Cm ). Rajin-rajinlah berolahraga dan santap makanan mengandung Omega 3, agar terhindar dari berbagai risiko peradangan akibat radikal bebas.

2. Jauhi Minuman Bersoda

Menurut penelitian di Boston, Amerika Serikat, minuman bersoda bisa menyebabkan gangguan metabolisme. Sementara, bila metabolisme terganggu, otomatis tingkat kesehatan kita juga tidak prima. Padahal, inilah modal penting yang perlu kita punya bila ingin hidup panjang.

3. Miliki Sahabat Baik

Kita membutuhkan orang lain untuk bisa sehat dan bahagia. "Hubungan antar individu yang baik adalah obat penangkal stres yang ampuh," jelas Micah Sadigh, Ph.D., profesor psikologi Cedar Crest College. Mental dan fisik akan lebih sehat kalau kita punya teman yang selalu mendukung.

4.
Berpendidikan Tinggi
Penelitian Harvard Medical School
menemukan, orang yang menempuh pendidikan tidak kurang dari 12 tahun punya harapan hidup 18 bulan lebih panjang. Selain itu, hanya 10 persen dari orang yang berpendidikan tinggi yang jadi pencandu rokok. Para ahli percaya, pendidikan membutuhkan kesadaran untuk menjaga diri dan lingkungannya.

---

Nah sekilas tampaknya mudah bukan, bagaimana di lapangan tergantung masing-masing individu.?

Tuesday, July 27, 2010

Pasien tidak patuh berobat




Kemarin datang berobat Pak. S 35 th, seorang salesman suatu perusahaan dagang dengan keluhan batuk ada darah lagi.

Dari Kartu pasien, saya melihat ia menderita TB paru. Berobat dengan keluhan batuk ada darah pada tanggal 15-4-2010. Hasil Foto Thorax: Spesific process, duplex. Diberi kombinasi obat anti TB  untuk 10 hari. Dipesan agar bila obat habis datang kembali untuk mendengar apakah ada efek samping atau keluhan dari pemberian  obat-obatan tadi.

Pemberian obat anti TB paru dijadwalkan untuk minimal selama 6 bulan terus menerus.
Setelah minum obat-obatan tsb, pasien merasa “sudah baikan” dan ia tidak datang kembali untuk kontrol.

Bagaimana akan sembuh kalau minum obat selama 10 hari saja dari 6 bulan yang seharusnya ia lakukan. Pasien ini tidak patuh untuk berobat.

Ketika ditanya “Mengapa tidak datang kembali setelah obat habis?”

Pasien menjaqwab “Setelah minum obat itu, badan saya  sudah tidak ada keluhan lagi. Jadi saya tidak kembali lagi.”
“Lho, saya kan sudah berpesan, bila obat habis 10 hari kemudian harap datang kembali untuk menerima obat selama 1 bulan dst selama 6 bulan berturut-turut, bila ingin sembuh dari TB paru anda.” Saya  menjelaskan kepadanya.

Pasien diam. Mungkin merasa bersalah atau mungkin merasa “sudah baikan” dan tidak perlu datang kontrol kembali. Penjelasan saya sepertinya tidak diperhatikan baik-baik, meskipun itu untuk kepentingan pasien dan bukan untuk kepentingan dokter.

Seperti yang sering saya tulis di Blog ini bahwa  untuk berbuat baikpun ternyata tidak mudah. Ada batu sandungan di depan kita.

Akhirnya kepada pasien ini, saya berikan kombinasi obat anti TB selama 1 bulan dengan pesan bulan depan bila obat sudah habis mesti disambung lagi. Makanlah ekstra Protein ( sebutir telur ayam matang dan atau segelas susu  setiap hari ) untuk meningkatkan gizinya. Pesan terakhir: “Stop merokok”.

Apakah pasien ini akan mematuhi advis dokternya? Semoga.-

Monday, July 26, 2010

Website Kedokteran favorit




Sebagai dokter harus selalu belajar dan menimba ilmu. Sumbernya  bisa baca buku teks ( harganya selalu mahal terutama bagi pensiunan ),  baca dari website dan cari yang gratisan.

Asal punya Laptop / Desktop, dan ada fasilitas untuk akses Internet ( dengan Speedy dari telkom atau pakai USB Modem GSM: Telkomsel Flash, IM2 Indosat atau CDMA: Starone, Smart ), kita dapat membaca banyak artikel di web tsb. Sambil minum Kopi di café atau lain-lain tempat dengan tersedianya Hotspot maka kita dapat membaca beberapa artikel sambil menyeruput Kopi.

Ada banyak website yang dapat kita kunjungi dan salah satu yang menjadi favorite saya adalah: http://www.medscape.com

Untuk dapat membaca lebih lanjut kita mesti Registrasi ( Free ) terlebih dahulu.
Disini terdapat banyak rubrik, antara lain: Medscape, MedscapeCME, Emedicine, Drugs, Medline, All.

Yang menarik adalah kita dapat mendownload beberapa artikel kedokteran yang dapat kita baca di handphone kita: Iphone, Ipod touch, Blackberry ( Bold, Curve, Javelin, Tour, Storm, Storm2 ), yang dapat dilihat di: http://www.medscape.com/public/blackberry

Banyak artikel di website terutama dari USA yang dapat didownload langsung dari handphone Iphone dan Blackberry. Sebagian lagi  dapat melalui HP Android ( Samsung, Huawei, Nexus dll ) yang saat ini makin populer di negara kita.

Sayang Iphone dan Blackberry Storm ( dg layar yg lebih lebar dari pada tupe BB lainnya ) masih mahal. Saya sendiri mempunyai Nokia E63 dengan OS Symbian.
Saya belum menjumpai website Kedokteran dimana artikelnya dapat didownload langsung dari HP Symbian agar dapat dibaca di HP tipe ini. Padahal HP Symbian sudah lama beredar dan cukup populer yang dipakai oleh HP Nokia.

Wah… mesti nabung lagi nih atau cari sponsor utk punya BB atau Iphone yang punya layar lebar > 3 “ agar lebih nyaman membaca teks-nya  bagi mata  usia lanjut seperti saya ini.

Bila kesulitan membaca artikel dalambahasa Inggris, kita  dapat minta bantuan pak Google ( www.translate.google.co.id ) untuk mencerjemahkan teks atau seluruh wesbie ke dalam bahasa Indonesia. Untuk teks, copy  teks yang terpilih dan paste ke kolom terjemahan di website tsb dan klik terjemahkan. Untuk seluruh website yang dimaksud ( copy dari alamat pada Browser yang kita pakai ( IE, Firefox, Opera ) masukkan alamat URL ini ke dalam kolom terjemahan. Klik terjemahkan. Tunggu sebentar dan hop….muncul teks dalam bahasa Indonesia.

Hasil terjemahannya sering kali agak janggal. Maklum yang bekerja itu adalah mesin pencerjemah, yang bekerja  kata demi kata, bukan suatu rangkaian kalimat yang hasil terjemahannya nyaman dibaca. Meskipun demikian lumayan juga untuk dapat memahami isi artikel yang kita baca.-




Saturday, July 24, 2010

Pdf Reader Portable



Kali ini  saya akan sharing pengalaman menggunakan aplikasi Pdf Reader Portable yang tersimpan dalam sebuah USB flash.

Sebuah file text dapat berbentuk file.doc atau pdf file.
File .doc dapat dibuka dengan aplikasi Microsoft Office Word dengan ukuran file aplikasi yang besar dan File pdf dapat dibaca dengan aplikasi PDF reader. Ada  yang kecil yang dapat disimpan di sebuah USB flash sebuah aplikasi PDF reader dengan ukuran file

Bullzip PDF Printer 7.1.0.1195 for Windows
File .doc ( Word ) dari Hard disk Komputer ( Desktop / laptop ) kemudian dijadikan file .pdf dengan menggunakan alat bantu file: Bullzip PDF Printer ( 4,1 Mb ) yang dapat didownload gratis dari website:

Ketika  file doc ( misalnya humor.doc ) akan di Print, maka dari Menu Pop up Printer di layar Monitor, pilihlah Printer Bullzip Printer ( bukan Printer yang biasa kita pakai untuk mencetak text seperti biasa ).

Setelah dipilih maka akan muncul tampilan  pertanyaan  file pdf ( humor.doc ) ini akan disimpan di Folder mana. Klik Browse folder di USB yang akan kita pakai. Buatlah foder I:/Ebook ). Tunggu sebentar untuk aplikasi ini bekerja.

Akhirnya akan terbentuk file pdf dari file doc yang kita pilih (  I:/ Ebook/humor.pdf ).

Selanjutnya buka aplikasi Sumatara PDF Reader, open folder di USB ( I:/Ebook/humor.pdf  )
Open  file dari folder I:/Ebook/humor.pdf ).

Aplikasi Sumatra Pdf file ( 1646 Kb ) dapat didownload secara Gratis di: http://www.snapfiles.com/get/sumatrapdf.html dan di Install di salah satu folder di USB flash, misalnya I:/Ebook.

File humor.pdf akan tampil di layar Monitor Desktop / laptop  yang kita pakai.

Jadi dengan sebuah USB kita dapat membuka file pdf ( yang sudah kita buat sebelumnya atau copy dan paste ) dimana saja  ( Warnet, Komputer Teman, Laptop sendiri ) kita berada berkat bantuan sebuah alat kecil ( USB flash ). Di dalam USB flash ini sekaligus sudah ada PDF Reader dan text kita dalam jumlah yang banyak dalam bentuk .pdf. USG flash tadi dapat kita simpan dalam saku kita.

Happy reading. Ciao.-

Thursday, July 22, 2010

AMYOTROPIC LATERAL SCLEROSIS ( ALS )

ALS adalah penyakit motor neuron progresif muscular atropi, penyakit ini paling sering ditemukan pada orang dewasa. Penyakit ini merupakan penyakit progresif yang tidak diketahui penyebabnya. Dikarakteristikkan dengan adanya degenerasi dan jaringan parut pada motor neuron bagian lateral spinal cord, brainstaim dan cortex cerebral yang menimbulkan istilah lateral dan sclerosis yang mengidentifikasi penyakit ini.


Sebelah kiri adalah sel saraf yang sehat,
sedang yang kanan adalah sel saraf penderita ALS

Saraf perifer berubah menyebabkan serabut otot atropi atau amyotropi. Hal ini mengakibatkan kelemahan sehingga ditemukan limitasi gerak. Pada kasus ini degenerasinya dimulai pada traktus corticospinalis dan menyebar ke bawah ke anterior horn cell dan akar saraf. Jadi penyakit ini dimulai sebagai penyakit upper motor neuron dan pada akhirnya menjadi penyakit lower motor neuron.

INSIDEN
Prevalensi ALS di seluruh dunia berkisar antara 4 – 6 / 100.000 orang. ALS lebih banyak ditemukan pada pria dari pada wanita ( Brown, 1994 ). Ditemukan peningkatan insidensi di kepulauan pasifik dan penelitian yang dilakukan mencoba mengidentifikasi pengaruh lingkungan yang dapat menyebabkan insiden di kepulauan Guan.


GAMBARAN KLINIS
1. Penyakit ini di awali dengan spastic paralysis jari – jari dan tangan yang kemudian menyebar ke atas sampai lengan keseluruhan sehingga tampak seperti hemiplegi.
2. Pada waktu yang sama otot pada lengan atropi secara perlahan – lahan seiring dengan degenerasi anterior horn sel.
3. Awalnya reflek – reflek akan meningkat tetapi secara perlahan – lahan akan menurun akhirnya tidak ada sama sekali.
4. Pada akhirnya spastisitasnya hilang digantikan dengan flaciditas gejala – gejala tersebut menunjukkan tanda – tanda lesi motor neuron padahal penyebab utamanya adalah lesi upper motor neuron.
5. Kemudian tungkai di serang, tanda – tanda spastisitas terlihat pada awalnya dan kemudian akibat degenerasi yang menyebar ke anterior horn sel daerah lumbal, memperluas atropi dan paralysis mengikuti pola yang sama dengan lengan.
6. Tungkai pada masa spastic kemudian lemah dan atropi tetapi pada daerah lengan masih lebih baik dari pada tungkai
7. Reflek – reflek pada tungkai sama seperti pada lengan pada awalnya meningkat, terdapat clonus angkle dan tanda babinsky timbul tapi semuanya itu pada akhirnya hilang.
8. Sama seperti progresif muscular atropi motor nuclei pada medulla juga rusak
8. Pusat pernafasan dan kardial juga rusak.
9. Pasien dapat mengalami kesulitan menelan dan terdapat peningkatan salviasi ( air ludah ) sehingga menyebabkan tersedak.
10. Dapat terjadi dysartria pembicaraan menjadi tidak jelas atau tidak memungkinkan.
11. Dapat terjadi kematian akibat bulbar palsi atau infeksi yang di dapat.


ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Familial ALS is an in herited outosomal trait. Penelitian pertalian keluarga dengan DNA menyatakan bahwa ditemukan lebih dari satu gen autosomal dominal ALS, satu gen tersebut adalah kromosal 21 juga didapat bentuk ALS hereditar yang terbentuk secara genetis pada rantai panjang cromosom dua, tipe ini dimulai dari masa anak – anak dan bercirikan kemampuan hidup yang lama.

Rata – rata 90 % ALS terjadi sporadis dengan penyebab yang tidak diketahui. Intoksikasi kronis metal berat seperti timah atau mercuri di duga sebagai agen penyebab. Pertanyaan lain dan masih belum terjawab karena beberapa penyebab ALS menunjukkan akibat dari polio virus. Beberapa laporan menunjukkan peningkatan insiden pada pasien – pasien kanker dengan penyakit motor neuron ( Brown, 1994 ).

PATOGENESIS
ALS mempengaruhi upper motor neuron cortek serebral, turun kebawah melalui traktus kortiko bulbaris dan kortiko spinalis yang kemudian bersinaps dengan lower motor neuron atau interneuron. Hal tersebut dapat terjadi secara langsung mengenai lower motor neuron dengan adanya penyakit pada AHC di spinal cord dan brainstem. Cell yang bermasalah tersebut secara perlahan – lahan menjadi mengecil dan disertai seiring dengan akumulasi yang sangat banyak dari pigmentasi lipid ( lipofusin ) dimana pada kondisi yang normal kondisi ini tidak terbentuk sampai berkembangnya usia ( dewasa ) ( Brown 1994 ).

Produksi radikal bebas dapat menyebabkan perubahan molekul lipid, dan kadang menyebabkan kematian sel. Ada beberapa bukti yang menunjukan keterkaitan antara reaksi imunologi dengan ganglion side neuronal. Peradangan sel timbul pada spinal cord di ALS tetapi penelitian tidak dapat memberikan kesimpulan hal tersebut di akibatkan pasti oleh antibody anti ganglion side. Eksitoksin endogenus seperti neurotransmitter glutamal mungkin menjadi komponen yang penting yang menyebabkan kerusakan neuron – neuron pada ALS.

Walaupun ditemukan bukti bahwa kadar amino acid ( Glutamat ) meningkat pada ALS, hal tersebut tidak jelas sebagai bukti penyebab primer / sekunder ( Braak and Braak, 1994 ; Rothstein et. At 1993 ). Kematian motor neuron perifer pada brainstaim dan spinal cord menimbulkan denervasi dan atropi pada serabut otot yang berhubungan, terdapat bukti pada fase awal penyakit, otot yang denervasi mungkin reinervasi oleh pengaruh akson motorik distal terminal di dekatnya, walaupun reinervasi pada penyakit ini kurang baik dibandingkan dengan penyakit neurologis kronis lainnya.

Ditemukan kematian sel neuron yang selektif yang mencakup motor neuron brainstaim, spinal cord yang sebagian berhubungan dengan nuclei oculo motorik dan kadang – kadang juga menyebar ke prefrontal, parietal dan temporal, subthalamus nuclei dan reticular formasi pada pasien – pasien dengan alat bantu pernafasan ventilatori kemungkinan ditemukan perubahan system sensoris. Daerah otak yang mengontrol koordinasi gerak ( cerebulum ) dan kognisi ( kortex frontal ) tidak rusak pada kondisi ALS ini.

MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinis ALS sangat banyak tergantung daerah dominan mana yang terkena kematian sel, upper atau motor neuron
2. Pada lower motor neuron dan denerfasi yang cepat, gejala pertama dari penyakit tersebut adalah terjadi secara tiba – tiba terdapat kelemahan yang asimetris dan biasanya bagian distal satu ekstremital. Kramping ( kekakuan ) dengan gerakan volitional di pagi hari sering dikeluhkan dengan keluhan dengan “ kekakuan ”.
3. Kelemahan disebabkan denervasi dimana dimana denervasi ini berhubungan dengan kerusakan yang progresif dan atropi serabut otot.
4. Pada awal penyakit ditemukan fasikulasi atau twitching spontan dari serabut otot.
5. Otot – otot ekstensor menjadi lemah dibandingkan dengan otot – otot fleksor khususnya pada tangan.
6. Hal – hal tersebut adalah ciri – ciri ALS, diluar apakah penyakit tersebut di awali pada upper atau lower motor neuron, kedua kategori umumnya saling melengkapi.
7. Kebanyakan pasien pada ALS, tanda Babinsky dan Hoffmann’s ditemukan reaksi tarikan tendon aktif secara disproporsional ( Rouland, 1994 ).
8. Sepanjang perjalanan penyakit masih ditemukan gerakan dan sensori mata, fungsi Bladder and Bowel ( BAK dan BAB ).

Terdapat empat kategori dari gejala – gejala tersebut yang menunjukkan daerah susunan saraf pusat yang terpengaruh dan rusak. Seperti gambar dibawah ini tingkat disfungsi yang menunjukkan istilah – istilah di bawah ini :
1. Pseudobulbar palsy : Kerusakan reflek pada traktus kortikobulbaris
2. Progreasif bulbar palsy
Merupakan kerusakan dari nucleus saraf – saraf cranial. Ditemukan kelemahan otot – otot yang mempengaruhi fungsi menelan, mengunyah dan mimik wajah. Vasikulasi lidah sering ditemukan, pada awal kerusakan bulbar dapat ditemukan kesulitan pernafasan akibat kelemahan ekstermitas. Disartia dan exaggeration ekspirasi emosi atau akibat kerusakan pseudobulbar menunjukkan traktus kertikobulbar juga rusak. System akulomotoris biasanya rusak dan gerakan mata umumnya normal.
3. Primary Lateral Sclerosis
Diakibatkan hilangnya neuronal pada kortex. Tanda – tanda dari kortikospinalis adalah hiperaktifitas dari reflek – reflek tendon dengan adanya spastisitas sehingga menyebabkan kesulitan untuk gerakan aktif. Kelemahan dan spastisitas pada otot – otot tertentu timbul sesuai dengan tingkat dan progresifitas yang ada di sepanjang tractus cotico spinal. Tidak ditemukan atropi otot dan vaskulasi. Jenis ALS ini sangat jarang
4. Progresif spinal muscular atropi
Adalah suatu kondisi dimana hilangnya motor neuron secara progresif di AHC spinal cord, sering kali diawali pada area cervical. Terdapat kelemahan yang progresif, berkeringat dan vasikulasi pada otot – otot intrinsic tangan. Tingkat yang lain dari spinal cord dapat menyebabkan penyakit yang dengan gejala yang sesuai dengan tingkat yang terkena. Daerah yang mengalami kelemahan ditemukan tanpa mempengaruhi tingkat corticospinalis yang lebih tinggi seperti spastisitas.

ALS dengan kemungkinan tanda – tanda upper motor neuron menunjukkan suatu kondisi dimana tidak ada over tanda – tanda upper motor neuron tetapi terdapat kerusakan traktus corticospinalis yang ditandai dengan peningkatan aktifitas reflek tendo yang tiba – tiba pada ektermitas yang lemah, berkeringat dan twitching otot. Ekstermitas atas dan bawah umumnya pada awal penyakit terpengaruh kemudian berlanjut ke simtome wajah dan kegagalan pernafasan.

PENANGANAN MEDIS
Diagnosis dibuat berdasarkan tanda – tanda klinis dan EMG, kriteria EMG untuk ALS ialah adanya fibrillasi, pola gelombang yang positif, vasikulasi dan potensial motor unit berubah pada distribusi akar saraf yang banyak paling sedikitnya tiga anggota gerak dan otot – otot para spinal.

Ada beberapa penyakit yang mirip dengan ALS yang dapat diterapi. Hal ini kritis karena itu diagnosa yang benar harus dibuat secepat mungkin. Lympoma dan penyakit lymfe dapat, menyebabkan neuropati aksonal lower motor neuron yang merata. Kompresi spinal cord juga sperti menunjukkan tanda dan gejala yang hampir sama yang diakibatkan penekanan pada struktur yang sama pada kondisi yang sama. Keracunan metal berat dan penyakit keturunan dapat mengakibatkan tanda gejala yang sama yang dapat terdeteksi dari riwayat pasien. Kerusakan system sensori atau kahambatan konduksi yang menimbulkan testing potensial dapat mengindikasikan proses penyakit neuro lainnya.


PENATALAKSANAAN
1. Sejauh ini tidak ada pengobatan untuk penyakit ini, tenaga medis dan kesehatan mempunyai peranan penting untuk menangani pasien ini dan usahakan untuk mempertahankan kemandirian pasien selama mungkin.
2. Tenaga medis dan kesehatan yang banyak sangat dibutuhkan contohnya pasien dengan disatria membutuhkan speechtherapy, selanjutnya saat penyakitnya berkembang dibutuhkan okupasi terapi untuk memeriksa alat – alat bantu khusus apa saja yang dibutuhkan pasien di rumah dan juga kelompok perawat juga mungkin saja jika pasien di rawat di rumah sakit.
3. Konseling untuk pasien dan keluarga sangat penting.

FISIOTERAPI
1. Treatmen dan atau nasehat – nasehat akan tergantung pada masalah – masalah pada pasien saat itu.
2. Jika terdapat spastisitas akan mengakibatkan ketidaknyamanan pada pasien pada saat melakukan fungsi yang normal.
3. Relaksasi otot dapat membantu untuk ekstermitas atas dan latihan aktif atau latihan aktif assisted diberikan untuk mempertahankan ROM.
4. Spastisitas pada tungkai memungkinkan pasien untuk berdiri sehingga tidak dianjurkan untuk memberikan relaksasi otot. Saat otot menjadi lemah pasien dianjurkan untuk mempertahankan fungsi selama mungkin.
5. Jika pasien tidak mampu melakukan gerakan, latihan ( gerakan ) aktif assisted atau pasif diberikan untuk ROM
6. Hal ini sangat penting karena apabila sudah terdapat kekakuan sendi akan menjadi sangat sulit bagi yang merawat untuk menggerakkan pasien juga akan menimbulkan nyeri yang mengganggu, oleh karena itu mempertahankan ROM akan membantu mencegah masalah – masalah tersebut.
7. Jika bagi pasien sangat mengunjungi klinik fisioterapi dan waktu treatmen harus tetap diberikan walaupun ini minim maka fisioterapis dapat memberitahu pasien dan yang merawatnya apa yang harus dilakukan di rumah.
8. Pada kondisi seperti ini fisioterapi harus yakin adanya pengawasan yang teratur terhadap kondisi fisik pasien dan pencatatan yang lengkap.
9. Pasien harus tahu bahwa ada bantuan yang tersedia pada saat dia membutuhkannya. Pasien dengan masalah pernafasan membutuhkan latihan – latihan pernafasan dan pengeluaran slem. Akan sangat sulit bagi pasien untuk batuk karena adanya kelemahan otot dan akan sangat membantu memberikan support pada dada pasien pada saat pasien akan batuk dengan tambahan fibrasi untuk melepaskan sekresi bila memang dibutuhkan.
10. Alih baring posisi dapat membantu pasien tapi posisi postural drainage khususnya untuk lobus paling bawah biasanya sangat membuat pasien tertekan.
11. Pasien dapat mengalami hal – hal tidak baik dan tidak nyaman dari posisi yang jelek, oleh karena itu fisioterapi harus membantu pasien untuk mencari posisi yang nyaman dan tersanggah baik sehingga mencegah deformitas.
12. Fisioterapi harus memberikan semangat dan simpati sehingga pasien dapat mempertahankan kemandirian selama mungkin. Hal ini penting sehingga pasien tidak mempunyai harapan kosong.

IMPLIKASI KHUSUS BAGI FISIOTERAPI
Kekuatan otot menurun sepanjang perjalanan penyakit secara progresif rata – rata kehilangan adalah stabil setelah tahun pertama, tetapi selama tahun pertama terdapat fluktuasi kekuatan yang merupakan potensial adaptasi dari system saraf pusat. Pada titik ini tujuan terapi adalah memelihara aktifitas fisik umum dan tonus otot.

Latihan – latihan regular sampai sedang dapat membantu mengurangi kelelahan dan keuntungan lainnya adalah baik untuk kesehatan pasien secara umum. Kontribusi spastisitas yang menyebabkan keluhan kelemahan dengan memberikan stretching yang perlahan sehingga mengurangi tonus otot juga sangat baik diberikan. Kram yang menyebabkan sumber rasa nyeri juga berdampak baik bila diberikan stretching setiap hari secara teratur.

Perubahan pola jalan, jelas terlihat dan analisa jalan sangat dibutuhkan untuk memberikan alat bantu jalan yang sesuai untuk pasien. Jatuh yang mendadak dan berat disebabkan oleh kelemahan otot adalah masalah utama yang sering terjadi. Kemampuan dorsi fleksi ankle hilang sebelum hilangnya kekuatan plantar fleksi ankle. Kekuatan hamstring yang berhubungan dengan fungsi berjalan menjadi isometric otot bawah persentase normal akan secara dramatis menurun dan perlahan pada saat ditemukan hilangnya kemampuan fungsional yang hebat. Jumlah otot aktif yang sedikit, yang melewati sendi dibutuhkan untuk menjalankan fungsi normal suatu sendi. Beberapa gerakan dan sendi yang stabil dipelihara sampai terjadinya degerasi yang menyebabkan atropi sehingga aktifitas kekuatan otot berkurang, kurang dari 20 % dari normal. Kelemahan dan pembuangan sering kali nyeri menyebabkan nyeri karena subluksasi sendi scapulohumeral dan lengan lurus tersanggah dengan bantuan dari luar. Kontraktur harus secara teratur di ulur ( stretched ) untuk menjaga agar sendi tetap dalam kondisi yang baik walaupun hanya terhadap kontrol yang minimal dari aktifitas otot pada tahap lanjut. Keluhan nyeri dapat diawali saat pasien tidak dapat memindahkan berat badan kondisi yang baik walaupun hanya terdapat kontrol yang minimal dari aktifitas otot pada tahap lanjut. Keluhan nyeri dapat di awali saat klien tidak dapat memindahkan berat badan dalam kondisi tidur atau duduk. Merubah sudut ketinggian tempat tidur atau kursi roda ataupun posisi tungkai dapat mengurangi rasa nyeri. Perawatan pasien atau yang merawat pasien harus diajarkan tehnik perawatan tersebut yang di atas.

Braces atau alat bantu yang lain, skooter atau kursi roda dapat membantu memelihara mobilitas dan kebebasan pasien. Beberapa pasien dapat diajarkan untuk meningkatkan inspirasi dan ekspirasi pada otot diagfragma dan otot intercostal melemah. Pada tahap teminal kenyaman pasien adalah tujuan terapi. Seperti table di bawah ini menjelaskan intervensi yang berhubungan dengan fase – fase penyakit ALS.


Manfaat kritikan



Kemarin sore datang berobat Pak H, 45 tahun. Pak H adalah seorang Pimpinan sebuah kantor pemerintahan. Keluhan Pak H adalah: marah, kecewa, susah tidur sejak 2 hari. Keluhannya ini berawal ketika 3 hari yang lalu saat dilakukan Staf meeting ada seorang bawaannya yang mengkritik suatu kebijaksaan yang  telah ia putuskan demi kemajuan Kantornya.

Pak H merasa tidak senang kalau ia dikritik. Sebagai Pimpinan , ia merasa tidak senang kalau ada kritikan yang dilontarkan kepadanya. Akibatnya  timbullah keluhan seperti diatas.

Seteah dilakukan pemeriksaan fisik, semua dalam batas normal. Terjadilah dialog antara Pak H dengan saya.

“Kalau kritikan bawahan anda bersifat positip, mengapa anda tidak menerima masukannya?” saya bertanya.

“Itulah, Dok. Saya tidak senang kalau ada bawahan yang mengkritik saya. Yang bertindak sebagai pengambil keputusan kan saya sebagai Pimpinan.” Kata Pak H.

Saya melanjutkan pendapat saya “Pak H, dalam suatu kantor, disana ada Pimpian dan ada bawahan. Mereka bekerja sama dalam satu tim / team work. Pimpinan tidak dapat bekerja tanpa adanya bawahan. Bawahan tidak akan berhasil tanpa seorang Pimpinan. Jadi  antara Pimpian dan bawahan  harus bekerja sama dalam mencapai sutau tujuan / target.”

Pak H menjawab “Itu benar, Dok. Kebijakan yang diambil saya, sudah benar menurut saya. Jadi tidak perlu dikritik lagi oleh bawahan saya. “

Saya melanjutkan “Dalam suatu pertemuan / staf meeting tentu ada suatu pembahasan tentang masalah yang dihadapi oleh Kantor. Kalau ada masukan / kritikan  dari bawahan , maka Anda sebagai Pimpinan  sebaiknya memperhatikan. Check and recheck.”

“Pak H, sebuah Layang-layang dapat terbang kalau ada hembusan angin. Makin kuat  angin bertiup, makin tinggi Layang-layang itu terbang. Makin banyak kritikan, maka makin kuat Pimpinan untuk berpikir dan bertindak sebagaimana seharusnya. Kalau tidak ada kritikan, maka kita semua akan terlena. Jadi menurut saya kritikan itu ada baiknya bagi orang lain agar  bisa lebih maju.”

Pak H terdiam setelah mendengar perkataan saya.
“Dok, apakah keluhan saya ini timbul karena saya tidak mau menerima kritikan itu?”

“Rasanya benar. Anda seharusnya mengkaji ulang kebijakan yang sudah diambil dan kalau perlu direvisi dalam Staf meeting kantor anda. Kalau semua yang hadir menyetujuinya maka rasanya tidak ada masalah lagi.” Jawab saya.

“Dok, kebijakan saya itu kan demi kebaikan Kantor dan semua karyawan. Mengapa timbul kritikan terhadap saya? kata Pak H.

“Benar Pak H. Untuk berbuat baikpun kadang kala tidak mudah. Ada batu sandungan di depan kita.”

Akhirnya saya memberikan resep obat penenang untuk Pak H, agar ia dapat menikmati tidurnya. Semoga Pak H beserta Stafnya dapat bekerja lebih baik lagi demi kemajuan Kantor mereka.-

Tuesday, July 20, 2010

GANGGUAN RESPIRASI DAN BREATHING TECHNIC

Gangguan respirasi dapat diderita oleh siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak ataupun dewasa. Contoh bentuk gangguan respirasi adalah asma, PPOK, mucus yang banyak pada penderita bedrest atau emfisema dan masih ada beberapa lagi yang lainnya.

Penyebab gangguan respirasi bermacam-macam, di antaranya :

1. Obstruksi / penyumbatan jalan nafas.
2. Penurunan kekuatan otot sangkar thorax.
3. Gangguan kontrol saraf pusat.
4. Penurunan range of motion ( ROM ) sangkar thorax.
5. Penurunan elastisitas otot sangkar thorax.

Untuk membantu mengatasi gangguan respirasi, Fisioterapi memiliki sebuah teknik, yaitu Breathing Technic. Breathing technic adalah suatu cara yang dipakai untuk membantu mengatasi atau mengurangi gangguan pernafasan. Terdiri dari dua macam teknik, yaitu Breathing control dan Breathing exercise.

A. BREATHING CONTROL
Breathing control adalah suatu teknik bernafas dengan menggunakan paru sisi bawah dan menghindari atau meminimalkan penggunaan otot-otot bantu nafas ( otot dada atas dan otot-otot bahu ) sehingga diperoleh suatu kondisi yang santai ( rileks ).
Breathing control cocok dan banyak diberikan pada pasien asma atau PPOK yang sedang mengalami serangan sesak nafas. Kedua kondisi tersebut seandanya malah diberi breathing exercise justru akan menambah derjat sesak nafasnya. Hal ini terjadi karena breathing exercise akan meningkatkan kerja otot pernafasan atas dan membuatnya lelah.

Prosedur breathing control :
1. Posisi pasien santai dan nyaman, boleh duduk, half lying atau tidur miring.
2. Pasien bernafas biasa dan santai.
3. Hindari member hambatan saat bernafas. Misalnya : hindari penggunaan pursedlips breathing.
4. Beri intruksi kepada pasien secar halus dan bersuara rendah.

B. BREATHING EXERCISE
Tujuan pemberian breathing exercise adalah untuk memperbaiki ventilasi, meningkatkan kapasitas paru dan mencegah kerusakan paru.

Breathing exercise terdiri dari beberapa macam, yaitu :

1. Diafragma breathing.
Diberikan pada penderita gangguan respirasi yang sedang mengalami serangan sesak nafas. Contoh : penderita asma yang sedang kambuh. Pada saat serangan asma, otot nafas atas akan mengalami kekelahan karena bekerja keras untuk bernafas. Maka perlu diistirahatkan agar sesak tidak bertambah. Oleh karena itu penggunaan teknik ini akan membantu mengurangi serangan sesak.

Prosedurnya :
1) Bernafas dengan perut.
2) Dada dan bahu harus rileks.
3) Saat inspirasi, kembungkan perut.
4) Saat ekspirasi, kempiskan perut.
5) Terapis mengontrol dengan memegang perut dan dada pasien. Yang harus bergerak hanya perut, dada harus diam.







2. Purse lips breathing.
Diberikan pada pasien yang sedang tidak mengalami serangan sesak nafas. Contohnya : penderita asma yang sedang tidak kambuh.
Prosedurnya :
1) Posisi pasien rileks.
2) Pasien tarik nafas melalui hidung dan tahan 2-3 detik.






3) Lalu pasien diminta hembuskan nafas lewat mulut ( mulut dimonyongkan ) selama 6-8 detik.














3. Segmental breathing.

Adalah suatu latihan nafas pada segmen paru tertentu dengan tujuan melatih pengembangan paru persegmen.
Prosedurnya : Saat ingin memberikan pengembangan segmen paru tertentu, maka terapis memberikan tekanan saat inspirasi dan ekspirasi pada segmen paru yang dimaksud. Jadi tangan terapis bertindak sebagai “guiden” ( pemberi stimulus dan penunjuk arah gerakan ).

4. Glossopharingeal breathing.

Sumber : Dede Hidayat SStFt, disampaikan pada Seminar Fisioterapi tanggal 15-17 juli 2010

MENGAPA ANAK PERLU PERLINDUNGAN

Yang disebut dengan anak adalah dari yang masih janin di dalam kandungan sampai yang berumur 18 tahun. Anak adalah titipan dan anugerah dari tuhan. Anak rentan terhadap segala bnetuk ekslpoitasi, kekerasan, diskriminasi dan penelantaran. Anak sebagai sosok yang lemah dan merupakan kelompok paling rentan dalam situasi apapun, baik dalam keluarga, masyarakat dan Negara. Anak sebagai individu yang tidak mampu membela dan melindungi dirinya sendiri. Anak membutuhkan kasih saying dari orang dewasa. Statistic jumlah anak berusia di bawah 18 tahun lebih besar disbanding orang dewasa. Anak merupakan kelompok yang paling dilupakan, tidak diperhitungkan, baik dalam situasi bencana, krisis, maupun dalam perencanaan pembangunan.

HAK DASAR ANAK

1. HAK HIDUP, meliputi :
• Hak mendapat identitas diri dan status kewarganegaraan.
• Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan jasmani dan rohani.
• Hak untuk beribadah menurut agama dan keyakinan yng dianut.

2. HAK TUMBUH DAN BERKEMBANG, meliputi :
• Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, berkreasi dan bergaul.
• Hak mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi.

3. HAK UNTUK BERPARTISIPASI, meliputi :
• Hak untuk menyatakan dan didengar pendapatnya.
• Hak mendapat, mencari dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya.

4. HAK MENDAPAT PERLINDUNGAN, meliputi :
• Perlindungan dari tindakan eksploitasi ekonomi dan seksual.
• Perlindungan dari penelantaran.
• Perlindungan dari kekerasan dan penganiayaan.
• Perlindungan dari perlakuan salah lainnya.

Sumber : Aris Merdeka Sirait ( Ketua Komnas Perlindungan Anak ), disampaikan pada Seminar Fisioterapi tanggal 15-17 Juli 2010

Monday, July 19, 2010

Vaksinasi Hepatitis B


Kemarin pagi saya bekerja sama dengan sebuah perusahaan obat yang memasarkan vaksin, melakukan imunisasi Hepatitis B. Pagi itu merupakan vaksinasi yang kedua dari rencana 3 kali berturut-turut selang 1 bulan di sebuah Sekolah Dasar di kota kami.

Targetnya 53 muris SD kelas I-VI yang orang tuanya bersedia membiayai vaksinasi ini  bagi putra/i mereka. Maklum vaksinasi ini tidak gratis.

Meskipun ini merupakan vaksinasi yang kedua, masih ada murid yang menangis, ketakutan, bahkan bersembunyi di bawah bangku yang ada dalam ruangan. Beberapa Guru dan Kepala Sekolah turut hadir dalam pelaksanakan vaksinasi ini.

Ada 2 siswa yang menangis hebat dan berontak, meskipun didampingi oleh ibu mereka. Mereka menolak disuntik meskipun dengan jarum kecil sepanjang 12 mm. Akhirnya dengan dipegangi ibunya dan seorang Guru, saya berhasil memberikan vaksinasi sebanyak 0,5 cc vaksin.

Perlakukan terhadap murid tadi tampaknya kurang manusiawi, tetapi the show must go on. Apa boleh buat, hanya itulah cara yang paling praktis demi kesehatan sang murid.

Secara tehnis pemberian vaksinasi terhadap murid yang tenang dan duduk manis hanya membutuhkan waktu 10 detik saja.Terhadap murid yang ketakutan, menangis, lari-lari, memerlukan waktu yang lebih lama. Bila berhasil dalam wakatu 10 menit saja, sudah bagus. Kami memberikan kesempatan vaksinasi pada giliran yang terakhir saja.

Pada akhir tugas ini, kami merasa cape deh. Bukan cape bekerja, tetapi cape menghadapi sikap dan perilaku murid yang menolak dan berontak  divaksinasi. Padahal semuanya untuk kesehatannya sendiri.

Untuk berbuat baikpun, ternyata tidak mudah. Ada batu sandungan di depan kita.

Sudah biasa menghadapi kejadian serupa ini, semoga saya tidak lagi merasa cape deh. Amin.

SIKAP PRIA TERHADAP WANITA

Seorang pria, bila :
Tidur dengan wanita cantik..........bangganya setengah mati.
Tidur dengan pelacur cantik……….mahalnya setengah mati.
Tidur dengan pacar yang bawa adik kecil……….nahannya setengah mati.
Tidur dengan istri orang lain……….nafsunya gak mati-mati.
Tidur dengan istri tentara ……….pasti mati.
Tidur dengan istri sendiri……….mendingan pura-pura mati.

CARDIOPULMONARY RESUSCITATION

Cardiopulmonary Resuscitation ( CPR ) adalah suatu metode untuk memunculkan kembali nafas dan detak jantung seseorang yang sedang berada dalam kondisi gawat darurat. Kondisi gawat bisa terjadi pada kasus kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, tersengat aliran listrik, tenggelam dan lain-lain.

Prinsip dasar CPR terdiri atas tiga hal, yaitu :
1. Airway / jalan nafas.
2. Breathing / nafas.
3. Circulation / peredaran darah.

Bila ketiga aspek di atas bermasalah, maka seseorang sedang berada dalam kondisi kegawatan. CPR bisa diberikan pada orang dewasa ataupun anak-anak, namun dalam penatalaksanaannya memiliki prinsip dasar yang berbeda. Pada pemberiaan CPR, salah satu teknik yang berikan adalah penekanan yang sangat kuat pada daerah dada guna mengembalikan detak jantung. Pada orang dewasa, penekanan tersebut tidak akan menyebabkan dampak yang berbahaya. Namun pada anak-anak terutama bayi, penekanan tersebut justru bisa menyebabkan patahnya tulang dada, sehingga dapat menambah kegawatan yang dialami. Pada dewasa penekanan di dada dilakukan dengan kedua telapak tangan dan dengan memanfaatkan berat badan penolong. Sedang untuk anak-anak / bayi, penekanan diberikan dengan menggunakan jari tangan saja.




BASIC LIFE SUPORT for ADULT
Yaitu prosedur pertolongan untuk korban kegawatan dewasa. Adapun prosedurnya ialah :
1. Aman, korban diletakkan di tempat yang aman, nyaman dan sirkulasi udaranya baik.
2. Selalu cek detak jantung dan pernafasannya, baik sebelum diberi pertolongan maupun setelah diberi pertolongan.
3. Segeralah meminta pertolongan ( berteriak ).
4. Sambil menunggu pertolongan, cek dan buka jalan nafas korban. Apakah ada sumbatan jalan nafas tidak. Biasanya korban kegawatan mengalami penyumbatan jalan nafas, penyumbatan ini disebabkan oleh lidah korban sendiri yang tertarik ke dalam karena kondisi yang tidak sadar. Teknik membuka jalan nafasnya adalah dengan sedikit mendongakkan kepala korban ke belakang.
5. Cek nafas, bila tidak ada nafas segera berikan bantuan nafas buatan sebanyak lima kali tiupan. Perlu diingat, sebaiknya dalam memberikan nafas buatan mulut penolong dan mulut korban jangan kontak langsung. Hal ini untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, baik dari korban ke penolong atau sebaliknya.
6. Bila tidaka ada respon nafas, lanjutkan dengan memberikan penekanan yang kuat pada tulang dada tengah ( tulang Sternum ) sebanyak 30 kali. Titik penekanan harus dekat dengan jantung.
7. Setelah itu segera beri 2 kali nafas buatan lagi.
8. Bila belum ada respon, berikan penekanan lagi sebanyak 30 kali dan lanjutkan dengan 2 kali nafas buatan.
9. Respon korban yang mulai tersadar ialah terbatuk.
10. Setelah korban sadar, segera membawanya ke rumah sakit terdekat untuk diberikan pertolongan lebih lanjut.

PEDIATRIC LIFE SUPORT



Pada dasarnya prosedurnya sama, hanya saja penekanan pada dada diberikan dengan 2 atau 3 jari tangan saja.

Sebaiknya pemberi pertolongan pertama pada korban kegawatan ini harus yakin bahwa dirinya mampu untuk melakukan pertolongan sesuai dengan prosedur yang benar. Bila tidak yakin, sebaiknya tidak melakukan.

MENGATASI TERSEDAK
Tersedak adalah kondisi dimana terjadi penyumbatan jalan nafas oleh sebuah benda. Benda tersebut bisa berupa makanan seperti permen atau bakso, bisa juga berupa mainan. Bila tersedak tidak segera teratasi, maka korban bisa mengalami gagal nafas.
Metode mengatasi tersedak :


1. Letakkan korban di depan tubuh kita.
2. Letakkan kedua telapak tangan kita ( bertumpuk ) tepat di diafragma korban.
3. Dengan sedikit membungkuk, berikan tekanan yang kuat pada diafragma korban kea rah belakang-atas agar korban terbatuk dan akhirnya sampai mengeluarkan benda yang menyumbat jalan nafasnya.



Sumber : Nawangsari Takarini, disampaikan pada Seminar & Workshop Akfis UKI 15-17 Juli 2010

BREATHING TECHNIC

Gangguan respirasi dapat diderita oleh siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak ataupun dewasa. Contoh bentuk gangguan respirasi adalah asma, PPOK, mucus yang banyak pada penderita bedrest atau emfisema dan masih ada beberapa lagi yang lainnya. Penyebab gangguan respirasi bermacam-macam, di antaranya :
1. Obstruksi / penyumbatan jalan nafas.
2. Penurunan kekuatan otot sangkar thorax.
3. Gangguan control saraf pusat.
4. Penurunan range of motion ( ROM ) sangkar thorax.
5. Penurunan elastisitas otot sangkar thorax.

Untuk membantu mengatasi gangguan respirasi, Fisioterapi memiliki sebuah teknik, yaitu Breathing Technic. Breathing technic adalah suatu cara yang dipakai untuk membantu mengatasi atau mengurangi gangguan pernafasan. Terdiri dari dua macam teknik, yaitu Breathing control dan Breathing exercise.
Rata Penuh
A. BREATHING CONTROL
Breathing control adalah suatu teknik bernafas dengan menggunakan paru sisi bawah dan menghindari atau meminimalkan penggunaan otot-otot bantu nafas ( otot dada atas dan otot-otot bahu ) sehingga diperoleh suatu kondisi yang santai ( rileks ).
Breathing control cocok dan banyak diberikan pada pasien asma atau PPOK yang sedang mengalami serangan sesak nafas. Kedua kondisi tersebut seandanya malah diberi breathing exercise justru akan menambah derjat sesak nafasnya. Hal ini terjadi karena breathing exercise akan meningkatkan kerja otot pernafasan atas dan membuatnya lelah.

Prosedur breathing control :
1. Posisi pasien santai dan nyaman, boleh duduk, half lying atau tidur miring.
2. Pasien bernafas biasa dan santai.
3. Hindari member hambatan saat bernafas. Misalnya : hindari penggunaan pursedlips breathing.
4. Beri intruksi kepada pasien secar halus dan bersuara rendah.


B. BREATHING EXERCISE
Tujuan pemberian breathing exercise adalah untuk memperbaiki ventilasi, meningkatkan kapasitas paru dan mencegah kerusakan paru.

Breathing exercise terdiri dari beberapa macam, yaitu :
1. Diafragma breathing.
Diberikan pada penderita gangguan respirasi yang sedang mengalami serangan sesak nafas. Contoh : penderita asma yang sedang kambuh.
Prosedurnya :
1) Bernafas dengan perut.
2) Dada dan bahu harus rileks.
3) Saat inspirasi, kembungkan perut.
4) Saat ekspirasi, kempiskan perut.
5) Terapis mengontrol dengan memegang perut dan dada pasien. Yang harus bergerak hanya perut, dada harus diam.

2. Purse lips breathing.
Diberikan pada pasien yang sedang tidak mengalami serangan sesak nafas. Contohnya : penderita asma yang sedang tidak kambuh.
Prosedurnya :
1) Posisi pasien rileks.
2) Pasien tarik nafas melalui hidung dan tahan 2-3 detik.
3) Lalu pasien diminta hembuskan nafas lewat mulut ( mulut dimonyongkan ) selama 6-8 detik.

3. Segmental breathing.
Adalah suatu latihan nafas pada segmen paru tertentu dengan tujuan melatih pengembangan paru persegmen.
Prosedurnya : Saat ingin memberikan pengembangan segmen paru tertentu, maka terapis memberikan tekanan saat inspirasi dan ekspirasi pada segmen paru yang dimaksud. Jadi tangan terapis bertindak sebagai “guiden” ( pemberi stimulus dan penunjuk arah gerakan ).

4. Glossopharingeal breathing.


Sumber : Dede Hidayat SSt.Ft, disampaikan pada Seminar & Workshop Akfis UKI 15-17 Juli 2010

Thursday, July 15, 2010

H U M O R


Operasi Usus Buntu

Sang pasien mati-matian membujuk dokter agar tidak membedahnya.
"Sebetulnya saya tidak menderita penyakit yang serius," ungkapnya,
"kecuali usus buntu saya agak terasa gatal."
"Baiklah kalau begitu," jawab dokter,"mari segera kita keluarkan."
"Apakah usus buntu ini harus dikeluarkan hanya karena gatal sedikit, Dok?"
"Tentu saja," balas dokter dengan nada tidak sabar.
"Setelah dikeluarkan barulah kita bisa menggaruknya."

Tes Darah

Dua orang cowok sedang duduk di sebuah klinik kesehatan. Salah satu dari mereka
menangis sampai bercucuran air matanya.
Cowok yang lain bertanya, "Mengapa kamu menangis ?"
Yang nangis menjawab, "Saya kesini untuk tes darah."
Cowok yg lain tanya, "Trus kenapa? Kok kamu sampai menangis? Takut?"
Yang nangis menjawab, "Bukan. Ketika sedang menjalani tes darah, mereka memotong
jariku."
Mendengar hal ini cowok yang lain mulai menangis. Cowok yang pertama kaget dan
bertanya, "Lho, kenapa kok kamu yang menangis sekarang ?"
Jawab cowok yang lain, "Soalnya... aku datang kesini untuk tes urine..."

Penyakit Jamur pada Kulit


Kemarin malam saya mendapat telepon dari seorang wanita Ny. L yang mengatakan bahwa Ibunya Ny. P, 82 tahun mengeluh kulitnya gatal-gatal dan pada dadanya ada sedikit bercak kemerahan. Ia minta saran untuk pengobatannya.

Saya menyatakan besok siang akan mengunjungi rumah mereka.
Sangat sulit membuat Diagnosa ( menentukan penyakit ) dan sekaligus memberikan Terapi ( pengobatan ) yang tepat untuk suatu penyakit Kulit. Penyakit kulit sebagian besar ( 70 – 80% ) akan ter-Diagnosa pada pemeriksaan pandang ( Inspeksi ) Tanpa melihat kelainannya , sangat suit menentukan apa penyakitnya. Kalau Diagnosanya salah maka terapinya juga akan salah juga alias pasein tidak akan sembuh. Kalau pasen tidak sembh, Lalu akan bermacam-macam pendapat orang terhadap Dokter.

Keesokan siangnya ketika saya datang berkunjung ke rumah pasien Ny. P, saya melihat ada banyak kelainan pada kulit tubuhnya. Pada lengan kirinya terdapt Skin rash yang gatal, pada kulit dibalik Payudaranya tampak bercak-bercak kemerahan yang juga gatal dan pada lipat pahanya terdapat bercak kemerahan yang gatal. Ny. P adalah penderita Diabetes mellitus selama beberapa tahun.

Saya membuat Diagnosa sebagai Dermatomycosis ( kelainan kulit akibat infeksi jamur ) pada pasien D.M. Kelainan kulit gatal sering terdaat pada usia lanjut karena kulit kering, sekresi minyak kulit sudah berkurang. Dermatomycosis juga sering terdapat pada lokasi tubuh yang spesifik: yang panas dan lembab ( ketiak, di balik payudara, lipat paha, sela-sela jari tangan dan kaki ).

Pengobatan psien ini  jadi lebih mudah: minum obat /tablet Kencing manis diteruskan dan diberi Krim anti Jamur dan tablet anti jamur selama 3 minggu.

Pasien puas ( merasa sudah diperiksa dokter dan dokter  paham penyakitnya ) dan dokter puas ( dapat menentukan diagnosa penyakitnya ). Win-win solution.