Saturday, February 26, 2011

Potong Rambut



Kemarin siang pukul 15.00 saya sudah berada di sebuah tempat potong rambut  langganan saya.
Di tempat ini ada 2 Tukang Cukur rambut. Pak A dan adiknya Pak B.
Pak B  sudah menjadi langganan saya.

Saat masuk ke tempat itu saya bertana kepada Pak B “Berapa orang lagi, Pak.”

Pak B menjawab” Tiga orang lagi, Dok.”
Berarti saya orang ke 4. Kalau 1 orang butuh 30 menit maka 1,5 jam lagi saya harus menunggu. Wah… tidak sempat lagi, sebab pukul 16.00 saya juga mesti buka praktik sore.

2 orang Bapak yang sedang menunggu giliran untuk dipotong rambutnya oleh pak B, saya lihat sedang ngantuk dengan asyiknya. Menunggu adalah suatu  pekerjaan yang membosankan dan sering kali membuat orang ngantuk. Apalagi siang itu udara mendung dan angin berhembus  nyaman di ruang potong rambut itu dari pintu dan jendela yang terbuk lebar yang berfungsi sebagai AC alami.

Pak B ini banyak langganan, sedangkan Pak A tidak begitu banyak langganan, tetapi  sebenarnya kerjanya cukup baik. Beberapa kali rambut saya dipotong oleh Pak A.

Setelah Pak A selesai melakukan tugasnya bagi seorang  Bapak, saya langsung bertanya kepada pak A “Kosong, Pak.”

Pak A menjawab “Kosong ” sambil membenahi tempat duduk orang yang ingin dipotong rambut olehnya.

30 menit kemudian Pak A berhasil menyelesaikan tugasnya  memotong rambut saya.
Setelah membayar ongkos potong rambut kepada pak A, saya berkata kepada Pak B yang sedang mengambil busa sabun untuk langganannya.

“Pak, kalau cukur disini enak” kata saya becanda.

Pak B bertanya “Kenapa?”

Saya menjawab serius “ Enak, sebab sebelum dicukur, masih dapat tidur gratis dikursi itu.”

He..he..pak B tertawa mendengar guyonan saya.

“Saya pamit dulu Pak, mau buka warung nih” kata saya sambil meninggalkan ruang potong rambut itu.-


Ihklas



Kemarin siang saya  ingin membeli benang hitam yang kuat untuk pengikat penutup lensa kamera saya. Saya penah melihat ada seorang tukang sol sepatu yang menjual benda yang saya butuhkan.

Saya mengunjungi kiosnya disebuah perempatan jalan.

Saya bertanya “ Pak,  punya benang hitam untuk menjahit sepatu?” ( biasanya benang itu dipakai untuk menjahit sol sepatu ).

“Ada…”kata tukang sol sepatu itu. “Ini. Berapa helai yang bapak butuhkan?” katanya.

Saya menjawabnya “ Tidak banyak, pak, hanya 3  saja. Berapa harus saya bayar?”

Bapak ini menjawab dengan polos “Ambil saja, Pak. Tidak usah dibayar.”

“Jangan, Pak. Saya bayar saja. Berapa?” jawab saya  agak terkejut. Saya berkeberatan kalau tidak dibayar harganya.

Bapak itu berkata lagi dengan iklas “ Bawa saja, pak. Tidak apa-apa.”

"Baiklah, Pak. Terima kasih ya.” kata saya kemudian sambil membawa benang hitam itu.

Sambil berjalan meneruskan perjalanan, saya membatin “Aneh juga ni orang. Mau diberi uang kok menolak. Apa tidak butuh uang? Mengapa ia mau memberi dengan iklas kepada orang yang  tidak dikenal sama sekali?” Tidak banyak orang seperti bapak ini.

Dalam praktik sehari-hari, sering kali saya juga menggratiskan pasien yang baik itu teman, relasi ataupun orang-orang yang tidak saya kenal sama sekali. Itukah alasannya? Hanya Tuhan yang tahu. Amin.-

Friday, February 25, 2011

Sudahkah kita melayani dengan baik?


Ada orang yang bertugas melayani dan ada orang yang dilayani.
Sebagai Pegawai ( swasta dan negeri ) bertugas melayani masyarakat, bukan minta dilayani oleh masyarakat. Kenyataan di lapangan justeru sebaliknya. Aneh tapi nyata.

Sebagai mantan PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) saya tetap berusaha melayani masyarakat dengan baik. Setelah 20 tahun masa kerja dan usia 50 tahun saya minta berhenti / pensiun Atas Permintaan Sendiri ( APS ). Selama bertugas saya banyak menerima masukan dari para pasien baik di berbagai Puskesmas di Kabupaten dan Kota Cirebon, maupun dari para pasien / Napi di Lapas Kelas I Cirebon. Masukan itu dapat berupa usulan, keluhan, omelan dan kritikan. Lebih mudah mencari kesalahan orang lain dari pada mencatat kebaikan orang itu.

Ada seorang Bankir yang bangga bahwa Bank dimana ia bekerja sudah mempunyai banyak nasabah, berkembang dengan baik dan omset bulanan yang memenuhi target dari Pusat. Sering kali ia lupa bahwa sebuah Bank dapat berkembang baik bila mempunyai nasabah yang banyak. Nasabah menyimpan uang di Bank karena  mereka percaya bahwa Bank tsb  baik dan dapat dipercaya. Oleh karena itu janganlah menyalahgunakan kepercayaan para nasabahnya. Kalau Bank tidak mempunyai nasabah, maka Bank itu akan kolaps alias bangkrut. Kejadian ini sering terjadi dalam 2 dekade terakhir ini.

Kunci pokoknya adalah:
  1. Jangan menyalahgunakan kepercayaan orang lain
  2. Melayani dengan baik

Bila ini dikerjakan dengan baik, maka sukses sudah di depan kita.

Saya masih ingat pesan Ibu mertua saya almarhum.
Demikian pesan beliau “Bangunlah sebelum matahari terbit.”

Hal itu sebenarnya sudah saya kerjakan sejak saya masih dusuk di SMP, tetapi saya ingin mengetahui lebih lanjut, apa alasan beliau berpesan seperti itu.

Saya bertanya kepada beliau “Mah, mengapa kita harus bangun sebelum matahari terbit?”

Beliau menjawab dengan tersenyum “Kalau bangun sudah siang, maka rejeki sudah diambil orang.”

Singkat dan lugas. Setuju.
Bila kita punya toko yang buka siang hari, maka para langganan akan belanja  di toko sebelah yang buka sejak pagi hari. Logis kan alasannya.

---

Sudahkah kita melayani dengan baik?
Sudah pasti kalau nasabah, calon pembeli, pasien dll yang butuh pelayanan orang lain ketika mendapat pelayaan yang prima, maka langanan akan bertambah banyak. Alasannya  sederhanya saja yaitu mereka puas  mendapat pelayanan yang diterima misalnya:  dilayani dengan ramah, tersenyum, tepat waktu dan biaya yang terjangkau.

23 Peb 2011, saya bermaksud ingin menambal ulang gigi nomer 4 kanan bawah. Sudah beberpa hari tambalannya lepas sebagian.

Seorang teman saya  memberikan rekomendasi seorang Dokter Gigi yang baru buka praktik sejak 1-2 tahun yang lalu. Pasiennya cukup banyak sehingga mesti daftar terlebih dahulu. Dilihat dari jumlah pasiennya, tergolong sukses.

Saya mendapat nomer teleponnya dari teman saya itu.
“Halo, saya dr. B ingin konsultasi gigi saya. Kapan bisa dilayani? Apakah bisa besok hari Kamis 24 Peb 2011?”

Seorang wanita, mungkin sang asisten berkata “Tunggu sebentar.”

Telepon berpindah tangan kepada sang Dokter Gigi “Met sore Dok. Kalau besok sudah penuh. Bagaimana kalau Jum’at 25 Peb 2011. Gini aja Dokter beri nomer telepon yang dapat kami hubungi. Nanti diberi tahu lebih lanjut.”

“Nomer Hp saya 08xxxxxxxx. Saya tunggu ya.”

Sampai malam hari pk. 22.00 saya tidak mendapat kabar / SMS dari Dokter ini. Sampai keesokan harinya masih belum juga ada berita. Hilanglah sudah seorang calon pasiennya.

24 Peb 2011 pagi hari saya berkunjung kepada seorang Ibu Dokter Gigi langganan saya. Beliau melayani dengan cekatan dan tidak banyak, bicara tetapi banyak kerja. Saya puas dengan pelayanan beliau.

Pak Dokter Gigi ini tidak melayani dengan baik calon pasiennya.
Mungkin dia sibuk sekali atau mungkin juga lupa memberi kabar kepada saya yang dokter juga, apalagi bagi pasien yang bukan dokter.

Kalau sudah cocok dengan seorang dokter maka biasanya pasien  akan tetap mencari dokter langganannya. Bila tidak puas atas pelayanan seorang dokter, maka jangan harap pasien akan kembali lagi.

Bagaimana dengan anda?


Sunday, February 13, 2011

Kontak batin



Pasangan suami-isteri setelah menjalani hidup bersama puluhan tahun sering kali tidak perlu banyak bicara untuk berkomunikasi. Sering kali pasangan suami-isteri ini sudah memahami apa yang dinginkan oleh pasangannya.

Konon wajah pasangan suami-istri yang sudah hidup puluhan tahun akan tampak mirip. Tidak persis, tetapi mirip. Mungkin ini aneh, tetapi sekali-kali cobalah amati wajah anda dan wajah pasangan hidup anda.

Apa yang diinginkan oleh isteri sering kali juga dirasakan oleh suami dan sebaliknya.

---

Hari Jum’at yang lalu sepulang dari suatu kegiatan pelayanan, saya membeli 2 buah Kelapa muda di sebuah Kios Kelapa. Saat itu saya ingin membeli Kelapa Muda dan akan dinikmati bersama isteri saya. Setiba di rumah, isteri saya berkata tadi pagi saat saya belanja di pasar terlintas ingin membeli Kelapa Muda, tetapi tidak jadi karena 2 buah Kelapa yang berisi air akan terasa  cukup berat.

“Nanti saja, suami saya yang akan membelinya. Eh...ketika you pulang ke rumah sudah membawa Kelapa Muda yang saya inginkan.”

Saya berkomentar “Iya kok, keinginan you nyambung dengan pikiran saya ya.”
Kejadian seperti ini sering erajdi diatara kami.

---

Bulan yang lalu saat saya ingin membeli Buah Nanas di Kios Buah. Keinginan saya ini tidak saya kerjakan, dengan dugaan jangan-jangan  Nanas itu sudah dibeli oleh isteri saya yang sedang belanja di sebuah pasar Tradisionil. Kalau saya membeli Nanas juga, maka Nanas ini akan kebanyakan, suatu pemborosan juga.

Saya membatalkan membeli buah Nanas itu.
Setiba di rumah saya melihat ada Nanas diatas piring yang sudah dipotong-potong oleh isteri saya. Saya tidak berkomentar banyak, tetapi di dalam hati, saya berkata “Untung tadi saya tidak membeli Nanas”.

Keinginan saya untuk membeli Nanas kok nyabung ya ke pikiran isteri saya.

---

Dari kedua contoh diatas, timbul pertanyaan “Mengapa terjadi kontak batin antara pasangan suami-isteri yang sudah puluhan tahun hidup bersama?”

Apakah ini hanya suatu kebetulan saja atau ada “sesuatu” yang mempengaruhi pikiran pasangan suami-isteri ini? Saya belum mendapatkan jawaban yang pas. Mengapa hal itu terjadi diantara kami?

Apakah anda juga ( pasangan suami-isteri yang sudah puluhan tahun hidup bersama ) mengalami hal yang sama?

Thursday, February 10, 2011

Gunakan Bawang Untuk Pengawet Alami

Di balik fungsinya sebagai bumbu dapur, bawang putih menyimpan manfaat sebagai pengawet makanan. Dengan sifat antioksidan dan antimikrobra, bawang lebih menguntungkan daripada bahan pengawet buatan.“Kandungan zat antioksidan dan antimikroba bawang mentah membuatnya menjadi bahan yang baik untuk pengawetan makanan,” kata Jonathan Santas, peneliti dari Departemen Nutrisi dan Bromatology University

Penyebab Kanker : 10 Alat Rumah Tangga Berikut

Berbagai peralatan rumah tangga seperti pembersih kaca, karpet, hingga oven microwave sangat berjasa membantu pekerjaan rumah tangga. Namun di balik manfaatnya, berbagai alat rumah tangga ini bisa menyimpan ancaman kesehatan.Banyak di antaranya yang mengandung bahan kimia berbahaya pemicu kanker seperti formaldehida, nitrobenzena, metilen klorida, dan napthelene, serta racun reproduksi dan

contoh surat undangan


PT BEEFAMILY
Jl. Fatahilah No 70 Pamulang Barat 16658, Tlp. : (0251) 8617643
E-mail. khairulleon@gmail.com, Web. www.makalahkliping.blogspot.com.com
 

No. : 791/SU/XII/2009
10 april 2011
Perihal : Undangan

PT HS’ WORD GUIDE
Jl. Rante No. 127A
Bogor 16610

Dengan hormat,
Sehubungan dengan tutup buku tahun 2008, kami bermaksud mengundang anda dalam acara ”Tahun Baru Bersama BeeFamily” yang akan di laksanakan pada :

hari / tanggal : Sabtu, 07 juni 2011
pukul : 10.00 WIB – selesai
lokasi : PT. BeeFamily

susunan Acara :
1. Laporan Ketua panitia pelaksana
2. sambutan presiden bomisaris PT Abc Mobil
3. sekilas perkembangan mobil masdar sampai produk terakhir
4. perkenalan type produk terbaru
5. hiburan dan pembagian dorpress
6. ramah tamah
Besar harapan kami untuk hadir di acara tersebut. Demikian undangan kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,

Khairul anwar
Direktur


SK/vn


Friday, February 4, 2011

lyrick somebody to love - justin bieber


Ohhhhh ohoooooo
For you i’d write a syphoney!

I’d tell the violin
It’s time to sink a swim
Watchn’ play for yaaaa!

For you i’d be
Wohaaa
But in a thousand miles just get you where you are

Step to the beat of my heart.
I don’t need a whole lot
But for you I need I

I’d rather give you the world
Or we can share mine!
I know that I won’t be the first one given you all this attention

But Baby listen,

I just need somebody to love

I-I
I don’t need to much

Just need Somebody to love.
(just need sombody to love)

I don’t need nothing else,
I promise girl I swear.
I just need somebody to love.

(I need somebody I-I need somebody
I need somebody I-I need somebody)

Everyday I bring the sun around,
I sleep away the clouds.
Smile for me (Smile for me)

I would take,
Every second,
Every single time spend it like my last dime.
Step to the beat of my heart.

I don’t need a whole lot
But for you I need I
I’d rather give you the world
Or we can share mine!

I know I won’t be the first one,
Given you all this attention.
Baby listen!
Justin Bieber Somebody To Love lyrics found on http://www.directlyrics.com/justin-bieber-somebody-to-love-lyrics.html


I just need somebody to love,
I don’t need nothing else,
I promise girl I swear.
I just need somebody to love.

(Repeat 2)
I need somebody,
I-I need somebody,
I need somebody,
I-I need somebody.

(Somebody to loooove, somebody to looove.)

I just need somebody to love.

And you can have it all,
Anything you want.
I can bring you, give you,
The finer things yeah!

But what I really want,
I can’t find ’cause,
Money can’t find me.
Somebody to love.

Ohhhhh Whoaaaa

Find me somebody to love oohhh.

I need somebody to love,
I-I don’t need to much
Just somebody to love.
Somebody to love.

I don’t need nothing else,
I promise girl I swear,
I just need somebody to love.

I need somebody,
I-I need somebody,
I need somebody,
I-I need somebody.

I need somebody,
I-I need somebody,
I need somebody,
(I swear I just need somebody to love)
I-I need somebody.

Oh Oh.

I just need somebody to love.


Keluhan batuk



2 hari yang lalu datang berobat Pak E, 55 tahun.

“Apa keluhan anda?” saya bertanya kepada sang pasien.

Pasien menjawab “Saya ingin periksa, Dok. Saya ada Batuk, tapi kadang-kadang saja.”

Saya bertanya lagi “ Anda merokok?”

“Tidak, Dok” ia menjawab.

“Sudah berapa lama keluhan batuknya?”

”Sekitar 2 bulanan, Dok.”

Pada pemeriksaan Fisik, semua dalam batas normal.

Saya sarankan untuk periksa Darah ( LED, Laju Endap Darah ), Hb, Jumlah Lekosit ( sel Darah Putih ) dan buat Foto Thorax ( Jantung, Paru-paru ) untuk memastikan Diagnosa penyakit Pak E.

2 hari kemudian, Pak E datang kembali dengan membawa hasil pemeriksaan yang saya sarankan.

Hasil pemeriksaan Foto Thorax: pembacaan Foto dari TS Radiolog ( Ahli Rontgen ) menyatakan TB Paru, aktip, kedua paru.
Hasil darah LED: lebih dari 100 mm/jam ( normal < 10 mm/jam ). Hasil LED yg meninggi menunjang adanya proses kronis dalam tubh pasien.
Hasil Gula Darah puasa dan 2 jam setelah makan: juga  lebih tinggi dari nilai normal alias ia juga menderita penyakit Diabetes Mellitus ( Kencing Manis ).

Penyakit TB Paru dan D.M. ini sering  terjadi berbarengan. Saya selalu meminta pemeriksaan penunjang untuk membuat Diagnosa ke 2 penyakit ini. Bila ada TB paru, mesti periksa DM dan sebaliknya bila ada pasien DM mesti periksa juga Foto Thorax. Bila keduanya ada, maka kedua penyakit ini mesti diterapi berbarengan, agar peyakitnya tuntas.

Yang repot bila pasien menolak untuk melakukan pemeriksaan penunjang. Sebabnya bisa : tidak ada dana atau takut penyakitnya ketahuan ( agak aneh ya,  penyakit kok disembunyikan, bukannya segera diterapi agar sembuh ).

“Saya tidak pernah merokok, kok bisa kena TB Paru, Dok?” pasien bertanya.

“Berdasar Statistik Kedokteran  seorang perokok lebih besar kemungkinannya akan menderita Bronhitis kronis, TB Paru atau Kanker paru. Orang yang bukan perokok bisa saja menderita TB paru karena terinfeksi dari orang lain yang dekat yang menderita TB paru ( anggota keluarga, teman sekantor, dll ).

“Jadi sebaiknya saya bagaimana, Dok?” pasien bertanya lebih lanjut.

“Anda mesti minum obat TB Paru dan DM . Untuk TB Paru minimal 6 bulan agar tuntas dan untuk DM bisa untuk selamanya. Selain itu sebaiknya semua anggota keluarga anda dibuat Foto Thorax dan pemeriksaan darahnya untuk menyelidik apakah mereka juga menderita TB Paru atau tidak. Bila benar menderita, mesti diterapi juga agar sembuh dan tidak menjadi sumber penuaran bagi orang-orang lain disekitar anda. Pasien juga harus control secara teratur kepada dokter yang merawatnya.” saya menjelaskan kepada Pak E.

“Ada pantangan untuk saya, Dok?”

“”Pantangan yang utama adalah jangan merokok baik aktip maupun pasip. Makanan yang bergizi terutama cukup Protein ( Susu, Telur, Ikan dll ) dan berobat teratur.”

Dalam praktik sehari-hari ternyata pasien yang menderita TB paru, cukup banyak. Kalau sosial ekonominya baik , bukan masalah besar. Bila pasien tidak mampu, maka ini masalah besar dan diupayakan agar brobat ke Puskesmas terdekat untuk minta pengoabtan gratis atau terjangkau.

Segera saya memberikan resep obat bagi Pak E dan mempersilahkan Pak E  meninggalkan  Ruang Periksa, agar saya dapat memeriksa pasien lain.

Sakit Kuning



Seminggu yang lalu datang berobat Pak S, 60 tahun.
Pak S adalah pasien isteri saya. Saat itu isteri saya  sedang ke luar kota untuk menengok salah satu familinya yang sedang dirawat di salah satu RS di Kota Bandung.

Pak S diantar isterinya datang membawa hasil pemerikaan darah dari sebuah Laboratorium Klinik.

Fisik Pak S,  wajah pucat, lemah, perut buncit, mata kuning, Tekanan darah dalam batas normal. Yang mengejutkan adalah hasil pemeriksaan darahnya.
Warna Urine: merah kecoklatan ( abnormal ), Bilirubin: +++ ( abnormal ), Albumin : 3+ ( abnormal, ada kebocoran di Ginjal ).
Bilirubin Darah: 6+ ( abnormal  tinggi ), Liver Functon Test: semua abnormal.

Pasien ini mengalami gangguan fungsi Hati dan fungsi Ginjal, suatu penyakit yang berat.
Sedangkan Pak S hanyalah seorang karyawan biasa yang bekerja di sebuah keluarga.

Saya menyarankan agar Pak S sebaiknya di rawat di RS.
Pak S dan isterinya menolak dan meminta agar diberi resep saja, karena mereka tidak mempunyai dana. Sebagai karyawan mereka akan minta bantuan majikannya untuk membeli obat.

Saya memotivasi mereka  untuk mencari bantuan dana  ( majikan dan keluarga untuk  membiayai pengobata di RS atau mengusahakan Jamkesmas ). Tanpa perawatan yang intensfif, kesehatan Pak S akan makin memburuk.

Akhirnya saya memberikan resep kapsul Liver protector dan Surat Rujuan / Pengantar ke RS Umum di Arjawinangun, Kab. Cirebon ( lokasi yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka ).

Saya prihatin akan kesehatan Pak S ini dan masih banyak Pak S Pak S lain yang membutuhkan dana untuk penyembuhan penyakit yang mereka derita.

Seperti sebuah lingkaran setan yang saling mempengaruhi. Saat penyakit masih dini, tidak dapat berobat dengan tuntas, karena  ketiadaan dana. Penyakit makin parah dan akhirnya membutuhkan dana makin besar untuk biaya pengobatan yang sering kali tidak dapat terbayarkan.

Pelayanan kesehatan di negara kita mesti lebih ditingkatkan lagi agar dapat menjangkau masyarakat yang lemah ekonominya. Kapankah hal ini akan terlaksana dengan baik?