Monday, September 3, 2012

Bersedekah, Dapat Apa?

Oleh Gus Glory Islamic

Kira-kira apa yang akan sampean dapatkan sebagai return atau award setelah bersedekah? Atau setidaknya apa yang biasanya sampean harapkan dengan melaksanakan shodaqoh? Semoga bukan sesuatu yang bersifat materi dan berbalas di dunia. Dulur, jika pemberian sampean barengi dengan pamrih berbalas di dunia, apalagi bersifat materi, saya khawatir sampean akan kecewa. Itulah kenapa, saya termasuk orang yang tidak setuju jika shodaqoh dilakukan dengan motifasi mendapatkan balasan di dunia. Kenapa? Ada tiga hal resiko berbahaya yang mengancam.

Pertama, Jadi suka ngancam Allah. “bersedekahlah, niscaya rizkimu akan meningkat berlipat; bersedekahlah, maka Tuhan akan memberikan kesehatan dan kesuksesan”. Diapun mulai bersedekah, semangat dan rajin. Bulan berganti bulan, rizki tak kunjung berlipat, malah bangkrut. Pangkat juga nggak naik-naik. Pertanyaan mulai muncul, “wah nggak bener nih Tuhan, aku sudah sedekah kok nggak berbalas, kurang apa lagi?”. Ada target dalam bersedekah, dan celakanya yang ditarget harus membalas adalah Allah. Kurang ajar betul kita.

Jika ini yang terjadi, hilanglah pahala sedekahnya. Lalu bagaimana baiknya? Bersedekahlah seperti sampean menabung untuk diri sampean sendiri. Semakin banyak harta, semakin banyak yang ingin kita tabung, itu filosofinya. Kita tidak akan ada mengenal kata “saya sudah sedekah”. Motivasi bersedekah akan terus meningkat, ketika terpaksa atau sukarela, berat atau ringan, punya banyak atau ada sedikit. Kita selalu berpikir “kenapa harus ada kata sudah, lah wong ini untuk diri kita sendiri?”

Kedua, kala kita bersedekah atau menolong orang dengan keyakinan bahwa nanti orang akan menolong kita atau ada rizki yang tidak disangka-sangka, kita cenderung menghitung-hitung bahkan kadang terpancing mengungkitnya. Jengkel karena sering menolong tapi tak pernah ditolong orang apalagi saat membutuhkan,”Kamu ini sudah ditolong nggak terima kasih!”. Nah lho. Bersedekah berharap terima kasih toh? Lalu harus bagaimana?
Bersedekahlah seperti sampean sedang ingin mengirim barang ke kampung halaman, tiba-tiba ada orang yang bersedia mengantarkan dengan sukarela. Tentu sampean senang bukan? Sedekah itu adalah kiriman kita untuk kampung halaman akhirat. Jika kemudian ada fakir miskin, kepentingan agama, kepentingan publik, yang bersedia mengantarkan kiriman kita untuk akhirat dengan free charge, harusnya kita senang toh? Bahkan kita yang semestinya berterima kasih pada yang disedekahi. Wow.

Ketiga, sedekah yang ada pamrih dunia, maka di akhirat tidak akan dapat apa-apa. Banyak ayat yang menyiratkan hal tersebut. Tapi kan banyak yang terbukti jadi lebih banyak rezkinya setelah bersedekah? Kalau iya, biarkan peningkatan rizki itu menjadi dampak, bukan tujuan. Karena toh banyak orang atheis dan kafir yang meningkat terus rizkinya tanpa harus bersedekah.

Lalu dapat dong kalau saya sedekah, masak nggak dapat apa-apa? Jangan khawatir, dulur. Berikut hal-hal yang insya Allah sampean bisa harap dan dapatkan, jika ikhlas melaksanakannya.

Pertama dengan bershodaqoh akan tercapai kedekatan diri kita dengan Allah SWT. Yang Maha Pemurah. Otomatis jika kita berdekatan dengan yang Maha Pengasih, maka sifat pengasih-nya akan berpengaruh pada kita sehingga akan tertanam jiwa kasih sesama yang survive (hidup) dalam jiwa kita, seperti yang telah ditegaskan dalam qs. 9:99

Kedua, dengan shodaqoh, Allah akan memasukkan kita dalam naungan Rahmat-nya. Dan dengan Rahmat-nya yang Maha luas itu akan terbuka pula luas wawasan hidup kita. Pribadi yang jembar jagate, ombo jangkahe, adoh nalare. Jiwa yang hidup, jiwa yang wawasannya mampu menjangkau apa yang tidak terpikirkan manusia kebanyakan. Jika manusia kebanyakan hanya memikirkan kebutuhan hidup dunia, maka intuisi sucinya menembus batas hingga mampu mempersiapkan perbekalan untuk kehidupan di akherat.

Ketiga, dengan shodaqoh seseorang akan mendapatkan do’a restu Rosul Allah. Perlu diketahui bahwa Rasulullah itu adalah wakil Allah SWT di bumi sehingga Rosul merupakan jembatan penghubung antara Allah SWT dengan makhluknya (manusia). Dengan demikian do’a restu Rosul merupakan salah satu do’a yang paling di dengar  (maqbul ) serta berfungsi sabagai alat untuk penawar hati manusia (penentram hati) dari sifat serakah dan cinta terhadap harta duniawi, seperti ayat berikut  :

Pungutlah sedekah dari sebagaian harta benda mereka untuk membersihkan dan mensucikan mereka dari noda-noda kikir dan serakah. Dan doakanlah mereka, kerena sebenarnya doamu itu adalah menjadi penawar hati untuk mereka. Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Qs. 9:103.

Yang perlu kita ingat bahwa antara zakat dan shodaqoh ada perbedaan yang mendasar. Jangn dipukul rata antara zakat dan shodaqoh. Dan yang sedang kita bicarakan adalah sedekah. Jika shodaqoh adalah untuk mensucikan diri dari noda dan salah, sementara tak seorangpun yang setiap harinya bebas dari dosa, maka semestinya shodaqoh itu sendiri tidak ada  batas akhir, baik ukuran banyaknya maupun berapa kali seseorang bershodaqoh, lihat qs. 8:2-3.

Khodijah itu exportir kaya raya. Beliau menyedekahkan hartanya tanpa henti demi perjuangan Nabi Muhammad, tanpa pamrih apapun. Beliau ikhlas, bahkan sampai habis tak tersisa. Artinya tidak ada imbalan atau balasan rizki di dunia yang diterima Khodijah setelah bersedekah. Bahkan karena mengikuti Nabi, beliau meninggal di tenda pengasingan tanpa meninggalkan warisan harta apapun. Hal yang sama dijalani dengan penuh kerelaan oleh Abu Bakar, Usman dan sahabat lainnya.

Yang saya khawatirkan jika kita bersedekah dengan motivasi ingin berbalas rizki, kesehatan, kesuksesan karir di dunia, maka agama ini tidak akan pernah tegak. Karena tidak akan ada yang mau mengambil resiko seperti Khodijah, Abu Bakar, Usman dan para sahabat tersebut. Karena itu dulurku, bersedekahlah dengan motivasi menabung untuk akhirat, kalaupun ada bonus balasan dunia, biarkan itu menjadi dampak sampingan saja. Saget nggih? Bismillah

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.