Saturday, September 8, 2012

Masyarakat Harus Peka Terhadap Isu Lingkungan

ilustrasi - wargakaur.blogspot.com

Takengon, (Analisa). Kabupaten Aceh Tengah yang juga merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) menuntut masyarakatnya harus lebih peduli dan peka dengan isu pelestarian lingkungan. Hutan serta daerah tangkapan air (cacthment area) yang ditetapkan sebagai daerah hijau, ternyata seringkali diabaikan kelestariannya, hingga timbul pengrusakan dan kebakaran hutan yang berdampak pada seringnya terjadi bencana.
Daerah dataran tinggi Gayo itu merupakan pilot project Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Lingkungan Mandiri Perdesaaan (PNPM-LMP) sejak 2010 lalu. Masyarakatnya dibina dengan berbagai kegiatan yang berpihak pada pelestarian lingkungan hidup tanpa mengabaikan kesejahteraan kelompok masyarakat tersebut.

Namun program yang lebih mengarah kepada penyadaran, pelatihan kemandirian dan pengadaan energi itu akan usai pada Desember 2012 mendatang. Untuk itu kelompok masyarakat yang telah menjadi binaan PNPM-LMP melalui Civil Sosiety Organization (CSO) harus tetap menjalankan kegiatan-kegiatan yang berpihak pada pelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Hal ini diungkapkan Koordinator CSO Aceh Tengah, Rudi Prabudi kepada Analisa di Warkop Horas Kopi Gayo, Senin (3/9) seraya menginformasikan sebelumnya juga telah didirikan Demonstration Plot (Demplot) di Kampung Paya Srengi Kecamatan Kebayakan dan Uring Kecamatan Pegasing.

Demplot tersebut berupa pengadaan reaktor biogas, penggunaan biosellurry dan pertanian organik yang ditujukan untuk merangsang kemauan masyarakat untuk mengembangkan pertanian tanpa menggunakan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan.

"Alhamdulillah, sudah ada warga binaan yang sukses panen kentang melalui konsep pertanian organik. Cara ini dinilai sangat tepat sebagai pembelajaran sekaligus awal penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya melaksanakan kegiatan yang berpihak pada pelestarian lingkungan," kata Rudi.

Salah seorang ketua kelompok binaan PNPM-LMP yang dihubungi mengaku bangga dengan usaha-usaha pemberdayaan masyarakat yang mereka dapatkan dari CSO. "Kami telah mencoba menjalankan berbagai kegiatan yang berpihak pada pelestarian lingkungan. Menerapkan pertanian organik tanpa bahan kimia," kata Ketua Karang Taruna Indah Miko, Mawardi.

Dikatakan, kelompoknya yang berjumlah 20 orang itu juga mempelajari cara pembuatan dan penggunaan pupuk kompos secara tepat. Mempersiapkan beberapa narasumber lokal untuk komposting, belajar kerajinan dari bahan bambu serta ikut dalam simulasi Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampung (RPJMK).

Hal serupa juga disampaikan Kepala Kampung Uring, Azwar MD. Menurut Azwar, selain diberikan pelatihan dan pemahaman, warganya juga dibina agar tetap berperan aktif langsung dalam penghijauan. "Kita juga akan membangun hutan desa yang diharapkan bisa menjadi daerah tangkapan air di Kampung Uring," tandasnya. (jd)

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.