Friday, September 7, 2012

Melirik Bisnis Keluarga Orang Terkaya Indonesia

Usianya baru 25. Penampilannya sederhana. Tapi dia putera mahkota.


Jonathan Tahir, generasi penerus keluarga Tahir
(VIVAnews/Hadi Suprapto)


VIVAnews - Usianya masih belia, baru 25. Penampilannya sederhana, tak neko-neko. Ruang kerjanya tak lebar-lebar amat, sekitar 3x3 meter. Berisi lima kursi, tanpa banyak hiasan, cuma miniatur pesawat, dan foto-foto saja.

Tapi siapa sangka dia putera mahkota keluarga Tahir, orang terkaya Indonesia ke 13 versi Forbes Maret 2012. Menurut taksiran Forbes, keluarga ini memiliki kekayaan US$1,3 miliar atau Rp12 triliun lebih untuk kurs saat ini, Rp9.500 per dolar AS.

Jonathan Tahir inilah yang saat ini memegang tampuk kendali bisnis besar Grup Mayapada, setelah ayahnya pensiun.

Grup Mayapada saat ini mengendalikan beberapa lini bisnis, Bank Mayapada (perbankan) Mayapada Hospital (jasa rumah sakit), Mayapada Tower (properti), Mayapada Crystal (perusahaan carter pesawat premium yang berkongsi dengan Crystal AirAsia), dan sejumlah bisnis lain.

Di tangan Jonathan ini, bisnisnya mulai berkembang. Saat ini bisnisnya melebar ke teknologi informasi. "Saat ini kita tak bisa lepas dari teknologi," kata Jonathan di ruang kerjanya, di Sona Topas Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis 6 September 2012. "Karena itu, kami masuk di bisnis ini."

Grup Mayapada memiliki sejumlah lini bisnis di bidang teknologi, seperti televisi berbayar (Topas TV) media (Majalah Forbes Indonesia dan koran berbahasa mandarin Guojiribao). Belakangan, Mayapada juga masuk ritel melalui Bao Bao Express.

Memang, dia mengaku sedikit terlambat masuk dalam bisnis ini. Taipan-taipan lain sudah lama masuk, seperti Hary Tanoesoedibjo yang memiliki MNC Group dan Global Mediacom, keluarga Bakrie dengan VIVA dan Bakrie Telecom, serta Grup Lippo melalui Berita Satu dan Firts Media. Tapi, bagi dia, dalam bisnis tak ada kata terlambat itu tidak ada. "Ini bisnis yang sangat menarik," katanya.

Dia mengakui, perbankan dan properti di Indonesia masih menarik. Namun pertumbuhan dua industri ini sudah tak setinggi dibidang teknologi informasi yang pasarnya masih sangat besar.

Didukung orangtua
Jonathan mengaku langkah-langkahnya masuk ke lini bisnis media sudah didukung penuh ayah, orang yang susah payah membangun imperium Mayapada. "Kami selalu diskusi setiap melakukan aksi korporasi apa pun," katanya. "Orangtua sangat mendukung."

Saat VIVAnews di ruang kerja Jonathan, tiba-tiba masuk Tahir. Pria lanjut usia yang masih gagah ini hangat menyapa. "Cukup dengan anak saya, Jonathan," katanya, saat VIVAnews meminta waktu untuk wawancara. "Saya sudah tidak memegang kendali apa-apa."

Ini sepertinya bentuk dukungan Tahir terhadap generasinya: sesekali datang ke ruang kerja anaknya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.