Monday, September 3, 2012

Pelukis Autodidak Pameran "Natural Born Aesthetic"

Pengunjung Galeri Rumah Seni Atap Langing Borobudur di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, menyaksikan pameran lukisan karya pelukis autodidak bertajuk "Natural Born Aesthetic", Minggu (2/9) malam. Pameran sekitar 25 karya itu berlangsung 2-8 September 2012, sedangkan delapan pelukis yang berpameran tergabung dalam Komunitas Seni Melawan, masing-masing Pieu Kamprettu, Andri Stio Martopo Ristanto, AY Maharshi Lintangnabi, Mang Yani, Cholil Ipeh, Aning Purwa, Winto Riyadi, dan AMSA Rouv MC. (Hari Atmoko/dokumen).
   
Borobudur, ANTARA Jateng - Delapan pelukis autodidak menggelar pameran karya bertajuk "Natural Born Aesthetic" di Galeri Rumah Seni Atap Langit Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 2-8 September 2012.

Pembukaan pameran di Borobudur, Minggu (2/9) malam, yang dihadiri kalangan seniman dan penikmat seni budaya terutama di Magelang, oleh seorang perupa autodidak lereng Gunung Merapi yang juga pimpinan grup Teater Gadung Mlati Dusun Ngampel, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Ismanto, sedangkan kurator pameran oleh penulis lepas Abmi Handayani.

Delapan pelukis tergabung dalam Komunitas Seni Melawan yang berpameran di galeri seni di kawasan Candi Borobudur milik Atik Wildan itu adalah Pieu Kamprettu, Andri Stio Martopo Ristanto (Andritopo), AY Maharshi Lintangnabi, Mang Yani, Cholil Ipeh, Aning Purwa, Winto Riyadi (Pino), dan AMSA Rouv MC.

Beberapa lukisan yang dipamerkan antara lain berjudul "Borobudur Undercover" (Pieu), "Imperialisme Baru" (Andritopo), "Signtification #1A: the goat in whitny sphere" (AY Maharshi Lintangnabi), "Untitled #1" (Mang Yani), "Dan Biarkan Kenangan Hanyut Bersama Ikan-Ikan" (Ipeh), "Pejalan" (Aning), "Wa Cetho" (Pino), dan "Someone Believes in Shomewhere" (Rouv).

"Selama ini mereka telah berkarya, untuk pameran ini mereka mengumpulkan, masing-masing tidak hanya satu karya, untuk selanjutnya diseleksi," kata Abmi.

Ia mengemukakan, setiap pelukis secara bebas memamerkan tema karyanya pada pameran tersebut.

Akan tetapi, kata alumni Fakultas Sejarah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 2004 itu, lukisan yang dipamerkan itu menunjukkan karakter mereka masing-masing.

"Pameran ini mengutamakan subjek pelukisnya. Mereka masing-masing memiliki karakter yang kuat dan fantasi yang kuat, yang dituangkan dalam berbagai tema lukisan," katanya.

Pimpinan produksi pameran lukisan "Natural Born Aesthetic" Yasmin mengatakan, sekitar 25 karya dipamerkan pada pameran perdana Komunitas Seni Melawan itu.

"Karya-karya yang dipamerkan itu memiliki kekuatan estetika yang lahir dari diri mereka yang berbasis autodidak. Ini pameran pertama mereka, sedangkan tempat di kawasan Candi Borobudur memiliki arti penting untuk mereka berpameran," katanya.

Atik menyambut positif atas pilihan galerinya untuk pameran perdana para pelukis autodidak tersebut.

"Meski berasal dari jalur autodidak, mereka tidak berkecil hati, akan ada kesempatan lebih lanjut. Tetapi seniman tetap rendah hati dan baik kepada sesama" katanya.
Sumber

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.