Dari : Pak Seri
Jamaah Haji Indonesia
Rencana Shalat Di Raudah
Pagi itu ayah-ibuku dan rombongan berencana untuk melakukan shalat 2 rakaat dan berdoa diraudah, raudah adalah nama dari taman-taman surga yang letaknya diantara rumah dan mimbar rosulullah SAW dan merupakan tempat mustajab (terkabulnya doa) untuk itu disunahkan untuk memperbanyak shalat dan berdzikir kepada Alloh SWT ditempat tersebut. Ketika kita memasuki kawasan Raudah maka akan terlihat perbedaan warna karpet dengan tempat lainnya. Warna karpet diRaudah kuning agak keemasan, sehingga memudahkan para jamaah untuk membedakan raudah dengan tempat yang lain di masjid Nabawi. Karena tempat untuk jamaah wanita dan jamaah pria berbeda maka rombonganpun membuat jadwal agar antar rombongan tidak terpisah. Pemisahan antara jamaah pria dan wanita ini dimaksudkan agar tidak terjadi campur-baur antara pria dan wanita yang bukan muhrimnya(haram dinikahi). Untuk jamaah wanita raudah dibuka dari jam 7.00 – 11.00 am selain waktu tersebut semuanya untuk jamaah pria.
Ketika masuk kedalam masjid tepatnya dipertengahan masjid sudah terlihat para jamaah yang berantrian untuk melakukan shalat diRaudah, tetapi subkhanalloh walaupun berjubel jamaah yang menginginkan shalat diraudah tetapi antrian itu sangat rapi dan mereka saling menghormati antara satu dengan lainnya gak ada kata saling berebutan dan adu mulut mengingat sempitnya raudah dibandingkan dengan jumlah jamaah yang mencapai ribuan. Ketika shalat anda akan merasakan damainya hati dan tenangnya pikiran, dari sebelah samping kiri, kanan dan belakang terdengar isakan tangis para jamaah yang khusuk ketika bermunajad kepada Robbnya, setelah shalat kuamati wajah ayahku yang masih tersedu karena teringat akan masalalunya dan teringat pada anak-anak yang ditinggalnya di Indonesia. Ayahku bercerita bahwa ia masih tidak percaya kalau ia bisa sampai disaudi Arabia dan InsaAlloh melaksanakan ibadah haji, tak henti-hentinya ucapan sukur terucap dimulutnya Alhamdulillah…Alhamdulillah. Begitu juga dengan para jamaah lainnya yang menganggap bahwa panggilan Alloh untuk para jamaah haji itu memang terbukti karena banyak orang-orang kaya yang berlebihan uang tetapi tidak sanggup dan merasa eman-eman (bahasa jawa yang artinya sayang) untuk mengeluarkannya sebagai biaya ibadah haji, mereka menandaskan sekali lagi kalau benar-benar tidak terpanggil hatinya tidak mungkin bisa. Dan keberedaannya di tanah para rasul tersebut merupakan anugerah dari Alloh SWT yang sepatutnya disukuri. Saya berharap semoga kesemuanya tersebut dilandasi dengan hati ikhlas tanpa dilandasi rasa riya dan suka pamer dan saya hanya bisa mendoakan semoga amal ibadah mereka diterima dan haji mabrur dapat diraih sekaligus surge menjadi jaminannya.
Setelah selesai shalat diraudah,karena waktu sangat mendesak untuk kembali ke hotel orangtuaku dan rombongan memutuskan untuk sarapan di warung disebelah hotel Dar-Altaqwa (nama hotel yang letaknya dipelataran masjid Nabawi) waktu tiba pembayaran kita berlima menghabiskan uang 55 real (1 real Saudi Arabia = Rp 2.500,00) tetapi ketika melakukan pembayaran dengan uang 100 real kami malah mendapatkan kembalian sebesar 175 real dan ketika kami jelaskan orang tersebut malah marah – marah dan menyuruh agar kita cepat pergi. Dengan nada keheranan kita pergi dan berpikir Whats wrong??? Tetapi semuanya kita anggap sebagai rejeki ajalah dan sebagai gantinya uang kembalian tersebut kita belikan mushaf Al-Quran untuk diwakafkan dimasjid Nabawi. Harga 1 mushaf Al-Quran adalah 20 real jadi kembalian uang tersebut kita belikan 8 mushaf, selebihnya uang tersebut disimpan sebagai kas rombongan. Jadi dapat rejeki sekaligus beramal hi..hi.. Alhamdulillah, Alloh kariim .
Pagi itu ayah-ibuku dan rombongan berencana untuk melakukan shalat 2 rakaat dan berdoa diraudah, raudah adalah nama dari taman-taman surga yang letaknya diantara rumah dan mimbar rosulullah SAW dan merupakan tempat mustajab (terkabulnya doa) untuk itu disunahkan untuk memperbanyak shalat dan berdzikir kepada Alloh SWT ditempat tersebut. Ketika kita memasuki kawasan Raudah maka akan terlihat perbedaan warna karpet dengan tempat lainnya. Warna karpet diRaudah kuning agak keemasan, sehingga memudahkan para jamaah untuk membedakan raudah dengan tempat yang lain di masjid Nabawi. Karena tempat untuk jamaah wanita dan jamaah pria berbeda maka rombonganpun membuat jadwal agar antar rombongan tidak terpisah. Pemisahan antara jamaah pria dan wanita ini dimaksudkan agar tidak terjadi campur-baur antara pria dan wanita yang bukan muhrimnya(haram dinikahi). Untuk jamaah wanita raudah dibuka dari jam 7.00 – 11.00 am selain waktu tersebut semuanya untuk jamaah pria.
Ketika masuk kedalam masjid tepatnya dipertengahan masjid sudah terlihat para jamaah yang berantrian untuk melakukan shalat diRaudah, tetapi subkhanalloh walaupun berjubel jamaah yang menginginkan shalat diraudah tetapi antrian itu sangat rapi dan mereka saling menghormati antara satu dengan lainnya gak ada kata saling berebutan dan adu mulut mengingat sempitnya raudah dibandingkan dengan jumlah jamaah yang mencapai ribuan. Ketika shalat anda akan merasakan damainya hati dan tenangnya pikiran, dari sebelah samping kiri, kanan dan belakang terdengar isakan tangis para jamaah yang khusuk ketika bermunajad kepada Robbnya, setelah shalat kuamati wajah ayahku yang masih tersedu karena teringat akan masalalunya dan teringat pada anak-anak yang ditinggalnya di Indonesia. Ayahku bercerita bahwa ia masih tidak percaya kalau ia bisa sampai disaudi Arabia dan InsaAlloh melaksanakan ibadah haji, tak henti-hentinya ucapan sukur terucap dimulutnya Alhamdulillah…Alhamdulillah. Begitu juga dengan para jamaah lainnya yang menganggap bahwa panggilan Alloh untuk para jamaah haji itu memang terbukti karena banyak orang-orang kaya yang berlebihan uang tetapi tidak sanggup dan merasa eman-eman (bahasa jawa yang artinya sayang) untuk mengeluarkannya sebagai biaya ibadah haji, mereka menandaskan sekali lagi kalau benar-benar tidak terpanggil hatinya tidak mungkin bisa. Dan keberedaannya di tanah para rasul tersebut merupakan anugerah dari Alloh SWT yang sepatutnya disukuri. Saya berharap semoga kesemuanya tersebut dilandasi dengan hati ikhlas tanpa dilandasi rasa riya dan suka pamer dan saya hanya bisa mendoakan semoga amal ibadah mereka diterima dan haji mabrur dapat diraih sekaligus surge menjadi jaminannya.
Setelah selesai shalat diraudah,karena waktu sangat mendesak untuk kembali ke hotel orangtuaku dan rombongan memutuskan untuk sarapan di warung disebelah hotel Dar-Altaqwa (nama hotel yang letaknya dipelataran masjid Nabawi) waktu tiba pembayaran kita berlima menghabiskan uang 55 real (1 real Saudi Arabia = Rp 2.500,00) tetapi ketika melakukan pembayaran dengan uang 100 real kami malah mendapatkan kembalian sebesar 175 real dan ketika kami jelaskan orang tersebut malah marah – marah dan menyuruh agar kita cepat pergi. Dengan nada keheranan kita pergi dan berpikir Whats wrong??? Tetapi semuanya kita anggap sebagai rejeki ajalah dan sebagai gantinya uang kembalian tersebut kita belikan mushaf Al-Quran untuk diwakafkan dimasjid Nabawi. Harga 1 mushaf Al-Quran adalah 20 real jadi kembalian uang tersebut kita belikan 8 mushaf, selebihnya uang tersebut disimpan sebagai kas rombongan. Jadi dapat rejeki sekaligus beramal hi..hi.. Alhamdulillah, Alloh kariim .
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.