Seorang teman baru –baru ini bertanya kepada saya tentang perasaan anehnya setiap kali minum kopi atau teh. Dia merasakan selalu kebelet ingin pipis beberapa menit setelah minum teh atau kopi. Dia merasa kawatir kalau-kalau ini adalah gejala penyakit kencing manis, yang menurut informasi yang sering dia dapatkan salah satu gejalanya adalah banyak pipis atau buang air kecil (BAK). Saya manggut-manggut mendengar keluhannya, dan setelah dia selesai bercerita mulailah saya menjelaskan padanya tentang pengaruh kopi dan teh terhadap fungsi (fisiologi) tubuh manusia.
Kopi (yang jenisnya bermacam-macam ) dan teh (yang juga punya banyak saudara) adalah dua tanaman yang mengandung cafein. Kopi memiliki kandungan cafein di bijinya, sedangkan teh pada daunnya. Kadar cafein pada daun teh lebih tinggi (2%) daripada kadar dalam biji kopi (0.7-2 %). Satu lagi tanaman yang mengandung zat yang berefek mirip cafein adalah Cocoa atau coklat yang mengandung teobromin, tapi efeknya tidak sekuat cafein. Nah, senyawa cafein inilah yang memiliki efek meningkatkan diuresis (BAK) apabila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup. Cara kerjanya mirip dengan obat Tiazid (obat yang sering digunakan pada pengobatan tekanan darah tinggi). Caranya adalah dengan menghambat penyerapan kembali (reabsorpsi) elektrolit di tubuli proksimal maupun segmen dilusi tanpa disertai perubahan penyaringan di glomerulus ataupun aliran darah di ginjal.
Selain efek ini, efek lain yang justru sering diharapkan dari cafein sebenarnya adalah perangsangan Sistem saraf Pusat (SSP). Orang yang minum cafein akan merasakan tidak begitu mengantuk, berkurangnya rasa lelah, serta daya pikirnya lebih cepat dan jernih, tapi ada juga kekurangannya yaitu menurunnya kemampuan dalam pekerjaan yang memerlukan koordinasi otot halus (kerapihan), ketepatan waktu serta berhitung. Efek-efek seperti diatas akan muncul pada konsumsi cafein 85-250 mg (setara dengan 1-3 cangkir kopi). Nah, apa yang kira-kira akan terjadi jika dosis ini dilampaui? Jika dosis ini ditingkatkan, akan muncul gejala gugup, gelisah, gemetar, sampai kejang (jika dosisnya mencapai 1 g yang berarti kadarnya dalam plasma sekitar 10 ug/ml).
Bagaimana dengan pengaruh lain terhadap tubuh kita? Pada manusia, sudah lama diketahui bahwa cafein memiliki kemampuan untuk meningkatkan kapasitas kerja otot. Contoh nyata ada pada penelitian yang dilakukan terhadap pemain ski. Para pemain yang mengkonsumsi cafein dengan dosis 6 mg/kgBB ini, ternyata meningkat kerja fisiknya khususnya di dataran tinggi. Dalam kadar terapi, cafein juga memperbaiki kontraktilitas dan mengurangi kelelahan otot diafragma pada orang normal, maupun penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sehingga dapat ikut berperan memperbaiki fungsi ventilasi dan mengurangi sesak nafas.
Efek yang merugikan dari cafein antara lain pada dosis sedang bisa menimbulkan perangsangan pengeluaran asam lambung yang berlangsung lama. Selain itu cafein juga dapat menyebabkan pembentukan tukak pada saluran cerna baik sebagai akibat dosis tunggal cafein yang tinggi atau pemberian dosis kecil secara berulang. Oleh karena itu , biasanya teh dan kopi akan menjadi minuman yang masuk dalam daftar ‘hitam’ bagi penderita tukak lambung dan tekanan darah tinggi.
Referensi :
Sunaryo, R,dr. Perangsang Susunan Saraf Pusat. dalam Farmakologi dan Terapi . Jakarta: FK UI edisi 4. 1995 hal 226-233
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.