Siang ini sekitar pk. 12.15 datang seorang Ibu, usia sekitar 40 tahun.
Maksud kedatangannya adalah untuk menunjukkan hasil pemeriksaan laboratrium yang dimintakan oleh seorang dokter wanita.
Maksud kedatangannya adalah untuk menunjukkan hasil pemeriksaan laboratrium yang dimintakan oleh seorang dokter wanita.
“Ibu mau bertemu dengan siapa?” saya bertanya.
“Dokter H ( isteri saya ).” Jawab ibu tsb.
”Tunggu ya, sebentar saya beritahu isteri saya.”
Setelah mereka berada di dalam Ruang Periksa ( di rumah kami ) terdengar suara pembicaraan mereka.
Saya mendengar isteri saya “Kapan Ibu berobat kepada saya?”
Ibu tsb menjawab “Beberapa hari yang lalu.”
“Nama Ibu siapa?” tanya isteri saya lagi.
“Ibu Maemunah ( bukan nama sebenarnya ).” Jawabnya
Aneh, rasanya tidak ada pasien saya yang bernama itu dalam beberapa hari ini kata steri saya dalam hati.
Setelah amplop hasil pemeriksaan laboratorium itu di buka dan terbaca bahwa Dokter yang mengirim adalah dr. HS ( tetangga kami yang namanya mirip nama isteri saya ).
Isteri saya menjelaskan bahwa rumah dr HS bukan disini, tetapi disana sambil menunjuk ke arah rumah teman sejawat kami.
“Oh, maaf ya dok, saya salah datang.” Ibu tsb berkata dan pamit meninggalkan rumah kami.
Kami berpikir kalau pasien itu beberapa hari yang lalu pernah datang berobat di tempat praktik dr. HS, mestinya tidak nyasar ke rumah kami untuk melaporkan hasil pemeriksaan Laboratoriumnya. Aneh juga kalau dalam beberapa hari saja sudah lupa lokasi tempat praktik dokternya.
Kami maklum, kalau lupa itu sifat manusia dan masih manusiawi juga. Kalau lupanya tiap hari apa ya namanya? Lupa atau pikun?
---
Mencari kesalahan orang lain paling mudah, tetapi mencatat kebaikan orang itu terasa sulit.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.