Suatu siang saya ingin membeli Kelapa Muda disebuah kios yang menjual Kelapa Muda.
Saya berkata kepada penjualnya “Mbak, saya ingin beli 2 buah Kelapa yang muda.”
Ibu muda itu bertanya “Yang Putih atau yang Merah, Pak.”
Saya terdiam mendengar pertanyaannya itu.
Saya bingung juga: apa ada Kelapa Putih dan Kelapa Merah?
Akhirnya saya menjawab pertanyaannya “Yang Hijau saja.”
Ibu penjual Kelapa yang balik terdiam.
Ditanya Yang Putih atau Merah, kok dijawab yang Hijau saja.
Setelah mengerti duduk persoalannya bahwa disitu dijual Kelapa biasa yaitu Kelapa Hijau ( degan ) yang muda. Kalau dipapras dengan sebuah Golok maka akan terlihat warna putih pada sabut Kelapanya. Yang ini disebut sebagai Kelapa Putih. Saya menyebutnya yang ini sebagai Kelapa Hijau.
Saya mengatakan Kelapa Hijau, maksudnya Kelapa Muda yang warna kulitnya Hijau dan daging buahnya sedikit tebal dan lunak. Rasanya nyam-nyam!
Kelapa Merah, harganya lebih mahal ( Rp. 10/000,- per buah ) dari pada harga Kelapa Putih ( Rp. 4.000,- ). Sering kali Kelapa Merah habis stoknya sehingga perlu menunggu beberapa hari lagi, pasokan dari luar kota .
Wah … ada-ada saja. Bermacam istilah sehingga pembicaraan kami sering tidak nyambung.
---
Istilah Dokter yang tidak jelas juga sering kali tidak dimengerti oleh pasien, misalnya:
Kata Dokter “Bisul ini mesti dibersihkan,” maksudnya di insisi ( kulit Bisul disayat dengan pisau bedah ) dan isinya yang berupa Nanah dikeluarkan sampai besih sehingga penyembuhan lebih cepat terjadi ).
Pasien menjawab “Sudah, Dok, tiap pagi Bisul saya dibersihkan dengan larutan Betadine!”
Bukan itu arti “dibersihkan.” Sama-sama bersih, tetapi lain maksudnya arti dibersihan itu.
Jadi Dokter harus memberikan penjelasan yang dimengerti oleh pasiennya ( inform consent ) dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada salah pengertian.-
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.