---
Seorang tukang cat yang bekerja di rumah kami yang sudah kami kenal, Pak D ngomel-ngomel pada saat ia akan pulang setelah bekerja di rumah kami.
“Dok saya menyesal nabung uang di Bank”, kata Pak D.
“Lho, kenapa Pak?” jawab saya.
“Tabungan saya tidak dapat diambil lagi setelah saya menyimpan uang di sebuah Bank.” kata Pak D.
Ia melanjutkan “Beberapa bulan yang lalu saya menabung Rp. 100.000,- di Bank A. Oleh karena saya ada keperluan, saya beberapa kali mengambil uang tabungan saya melalui ATM. Suatu saat layar TV ( maksudnya layer monitor ) di mesin ATM menampilkan huruf “Saldo anda tidak mencukupi”, padahal kalau dihitung masih ada sekitar Rp. 10.000,- Saya jengkel, lalu menghadapt petugas Bank. Ibu petugas berkata “Memang saldo Bapak tidak cukup, sebab telah beberapa kali diambil dan Bapak tidak pernah menabung atau menyimpan uang lagi di Bank kami. Jadi tidak ada lagi sisa uang Bapak yang juga telah dipakai untuk biaya administrai Bank setiap bulannya. Bapak harus menabung lagi kalau Bapak ingin ambil uang via mesin ATM.”
Pak D melanjutkan “Jangankan untuk menabung, untuk hidup sehari-hari saja saya sudah kewalahan. Saya mau menutup tabungan saya saja.”
Akhirnya Pak D tidak pernah lagi berurusan dengan Bank manapun juga sampai saat ini.
“Pak, kalau lebih banyak ambil uang, dari pada banyak menyimpan uang, lalu dari mana uang itu ada?” saya berkata sambil guyon.
“Ini Pak uang hasil kerja Bapak hari ini” kata saya sambil menyodorkan selembar uang
“Enggak usahlah, saya mau beli beras dan lauk pauk untuk keluarga. Terima kasih, Dok, saya pamit pulang dulu.” kata Pak D.
“Baik, Pak, hati-hati di jalan ya” kata saya.
---
Itulah sekelumit kisah seorang Pak D tentang tabungan di Bank.
Ternyata menabung merupakan hal yang mudah bagi sebagian orang dan sukar bagi kebanyakan orang seperti Pak D.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.