Kalau menjumpai seorang yang alergi terhadap udang, saya dapat memberi suntikan Avil ( golongan anti histamin, anti alergi ) untuk menghilangkan gejala gatal-gatalnya. Untuk orang yang alergi Komputer, apa obatnya? Sejak lama saya belum menemukan obat yang jitu, meskipun saya mencarinya di dalam bermacam-macam buku dan bahkan di Internet sekali pun. Wah… parah sekali rupanya penyakit “alergi Komputer” ini.
Kisah ini sudah laa terjadi, sekitar tahun 1986. Ketika saya berada di Jakarta, saya ditanya oleh adik ipar saya, “Apakah di Cirebon sudah ada toko Komputer? dan apakah kakak sudah paham tentang Komputer?” Saya menjawabnya, “Setahu saya di kota kami baru ada 1 toko yang menjual Komputer dan sampai saat ini saya belum paham apa itu Komputer karena saya belum mempunyainya.”
Malu karena nanti saya di anggap kuper ( kurang pergaulan), maka seminggu kemudian saya minta tolong kepada adik ipar saya yang lain yang juga tinggal di Jakarta agar saya dipesankan 1 set Komputer type XT. Waktu itu hanya ada 2 type yaitu XT dan AT yang lebih canggih. Saya pilih yg XT karena harganya masih terjangkau oleh saya dan juga dengan asumsi bahwa kelak bila saya sudah paham benar tentang Komputer maka komputer akan diganti dengan yang type AT atau yang lebih canggih dan tentu lebih mahal harganya.
Sejak kiriman pesanan Komputer saya tiba, maka saya asik menekuni Komputer. Malam pertama sekitar jam 21.30 saya mencoba “memboot” Komputer itu untuk melihat program apa saja yang ada dalam harddisk. Di dalam menu saya melihat ada program word processor ( Wordstar ), ada spead sheet untuk mengolah angka ( Symphoni ) dan ada satu lagi program yang saya sudah lupa namanya. Program ini ternyata tidak mau muncul di layar monitor, meskipun saya telah berulang-ulang menekan tombol Enter.
Saking jengkelnya saya sampai membongkar chasing dari CPU ( Central Processing Unit ). Ketika saya buka chasing tersebut, maka saya makin bingung, begitu banyak sparepart yang saya baru melihatnya dan apa lagi fungsinya pun tidak tahu.
Pada Lesson 1 ini saya mendapat pengalaman unik. Selidik punya selidik ternyata ada 1 jack diujung seutas kabel yang tidak menempel pada slot manapun. Saya pikir ini biang keroknya sehingga program tidak muncul di layar. Ketika saya akan menghubungkan jack tadi dengan salah satu slot, saya bingung juga, bagaimana nanti kalau terjadi hubungan pendek arus listrik? Bukannya makin benar tetapi mungkin Komputer saya akan terbakar. Akhirnya saya menyerah dan chasing saya tutup kembali dan saya akan menanyakan kepada adik ipar saya pada keesokan harinya. Saya melihat saat itu jam menunjukan jam 03.00 dini hari. Wah…sekian jam berlalu tidak terasa, saking asiknya menekuni Komputer.
Keesokan harinya saya mendapat Lesson 2 dimana adik ipar saya mengatakan bahwa Komputer saya tidak rusak sedikitpun. Masalah program yang tidak muncul di monitor karena memang programnya belum di install kedalam harddisk. Glek…inilah lesson 2. Saya terbengong juga karena dalam menu ada programnya tetapi ketika di panggil tidak muncul-muncul. Akhirnya menu sedikit diubah dan program yang saya perlukan berjalan dengan baik.
Nah kini Lesson 3: bagaimana saya mempelajari program pengolah kata ( Wordstar ) ini dengan baik? Ikut Les Komputer? Atau belajar senidir? Akhirnya karena terbentur masalah waktu ( karena saya harus bekerja di Puskesmas dan membuka praktik sore agar dapur kami tetap berasap ), saya memutuskan untuk belajar sendiri ( autodidak ) dari buku-buku Komputer yang saat itu masih langka dan sulit dicari, apalagi di kota kami. Akhirnya saya bisa juga memanfaatkan Komputer tadi untuk menulis surat, menulis laporan dan membuat data base program kesehatan Puskesmas A dimana saya bekerja, meskipun saya mengetik/menekan keyboard hanya dengan 4 jari saja.
Keesokan harinya saya mendapat Lesson 4 yang menyebalkan. Ceritanya begini: sudah 1 jam saya mengetik dengan Wordstar, karena perut sudah lapar maka tanpa meneliti lagi saya langsung keluar dari Wordstar dan pekerjaan saya belum disimpan ( di “save”) di harddisk. Ketika 1 jam kemudian saya membuka file yang saya buat dengan susah payah ternyata saya tidak menemukan file ini . Rupanya hilang karena tidak saya “save” terlebih dulu. Betapa kecewanya saya saat itu. Terpaksa saya mengetik ulang file tadi. Waktu banyak terbuang percuma. Inilah Lesson 4 yang kejam dan hal ini sering terjadi pada rekan-rekan lain yang baru belajar. Ingat Lesson 4 ini, agar tidak terjadi pada diri Anda.
Banyak manfaat yang saya dapatkan dari Komputer saya ini, misalnya:
Dengan pengolah kata ( word processor ):
- Membuat makalah untuk saya dan isteri saya dalam waktu 1 malam.
- Membuat surat-surat pribadi.
- Membuat blangko surat sakit untuk pasien .
- Membuat artikel-artikel kesehatan di bulletin Gereja dan buletin sekolah anak –anak kami, dll ( kiriman artikel ini diberi uang lelah yang lumayan, jadi Komputer saya dapat dipakai untuk mencari uang ).
Dengan pengolah angka ( Lotus ):
- Membuat hasil rekapitulasi data program kesehatan di 5 Kelurahan di Kecamatan kami.
- Membuat anggaran pendapatan dan belanja keluarga saya.
- Membuat grafik dari data yang ada, dll
Dengan program pembuat Grafik ( Harvard Graphic ):
- Membuat grafik hasil PIN ( Pekan Imunisasi Nasional ).
- Membuat grafik pencapaian setiap program kesehatan Puskesmas A, dll.
Dengan kemajuan tehnologi di bidang Komputer maka saya meng upgrade Komputer saya setahap demi setahap sehingga saat ini saya memiliki Komputer dengan processor: Pentium 166 Mhz. Dan memory ( RAM ) 64 Mb. Inipun sebenarnya sudah jauh tertinggal karena sampai saat ini sudah beredar di pasaran Processor Pentium III 550 Mz, Pentium 4, dsb.
Semula sistim operasi Komputersaya memakai DOS ( Disk Operating System ). Saat ini sistim Komputer saya seperti umumnya Komputer yang orang lain adalah Windows, saya pakai Windows98 dan program aplikasi yang dipakai adalah paket program yang dibuat oleh perusahaan Microsof yaitu MS Office 2000 Premium .
Pada tahun 1987 saya menganjurkan kepada salah satu teman sejawat yang menjabat sebagi Kepala Seksi Pembinaan Kesehatan Masyarakat agar DKK Cirebon ( Dinas Kesehatan Kodya Cirebon ) memiliki 1 atau 2 set Komputer untuk kelancaran tugas rutin sehari-hari. Teman saya menjawab, “Belum perlu”. Bahkan ada teman sejawat saya yang lain berkata dengan nada sinis,”Untuk apa Komputer di Puskesmas?”
Saya jawab,”Saat ini mungkin saya ditertawakan orang lain, tetapi nanti pada saatnya saya akan tertawa paling akhir.” Saya menjawab dengan sengit karena saat itu Komputer sudah di pakai di banyak Kantor dan DKK sudah saatnya mempunyai Komputer. Benarlah anggapan saya ini karena 2 tahun kemudian karyawan DKK mengeluh kepada saya karena Kanwil Dep.Kes. Propinsi Jabar mulai saat itu mulai melaksanakan laporan program Kesehatan secara computerize, blangko laporan dikirim dari Bandung dalam bentuk disket Komputer dan setelah diisi oleh seluruh DKK se Jabar, disket tadi harus dikirimkan kembali ke Bandung.
Bagaimana dapat membuat laporan dalam disket, bila komputernya saja tidak ada dan petugas yang terlatih pun belum disiapkan. Ketika saya dimintai tanggapan tentang masalah ini, saya tidak menjawab tetapi tertawa terbahak-bahak. Nah rasain lu, sekarang baru sadar kan, bahwa masalah Komputer ini jangan dianggap sepele. Ya sekarang semuanya harus berlari untuk mengejar ketinggalan. Akhirnya DKK Cirebon mempunyai beberapa set Komputer dan sejumlah karyawan yang sudah terlatih baik. Bahkan ada yang lebih terampil dari saya sendiri seperti mengetik dengan 10 jari.
Perkembangan tehnologi demikian pesatnya dan komputer sudah tersambung dengan Internet sehingga kita dapat saling mengirim electronic mail ( e-mail ) dari 1 tempat atau 1 negara ke tempat/negara lain dalam waktu singkat dan biaya yang jauh lebih murah dari pada biaya telepon Sambungan Lintas Internasional ( SLI ).
Tahun yang lalu saya pernah membaca di sebuah harian ibukota yang menuliskan pengalaman seorang ibu rumah tangga. Ketika putranya melanjutkan study di USA, demi keperluan komunikasi antara keluarganya dan putranya tadi, putranya mengusulkan agar ibunya belajar Komputer dan agar Komputer tadi dilengkapi dengan alat Modem yang tersambung ke line telepon, sehingga bisa mengakses Internet dan dapat saling mengirim atau menerima e-mail. Akhirnya dengan ketekunan ibu tadi maka mereka dapat menerima e-mail dengan lancar dan dengan biaya murah. Ini berbau promosi tentang Internet, tetapi saya pikir ini ada benarnya. Lalu saya mulai berpikir, kalau ibu rumah tangga saja bisa “go Internet”, saya pun sebagai bapak tumah tangga mesti bisa juga. Setelah Komputer saya dilengkapi Modem dan mendaftar menjadi user di salah satu ISP ( Internet Service Provider ) di kota saya, maka saya pun sudah dapat “go Internet”. Banyak manfaat yang dapat diambil dari Internet.
Manfaat yang dapat diambil dari Internet, antara lain:
- Dapat mengirim/menerima e-amil dari mana saja di dunia ini asal komputer bisa mengakses Internet.
- Dapat mengambil berita apa saja ( social, politik, bisnis, kesehatan dll ), dari mana saja ( dari komputer pribadi di rumah, dari dalam mobil, dari Warung Internet dll ) dan kapan saja ( pagi, siang, malam, 24 jam full ) mau dilakukan.
- Dapat memasang iklan di Internet ( jual barang, mencari pekerjaan, menjual jasa pelayanan dsb ) sehingga iklan kita dapat di baca oleh siapa saja yang berminat, dari mana saja dan kapan saja dalam 24 jam penuh.
- Dapat membeli/memesan barang yang di promosikan ( saya sudah pernah membeli 2 buku melalui Internet di web site Toko Buku Amazon di alamat: http://www.amazon.com, yang dapat dibayar dengan mempergunakan Kartu Kridit Visa, pesanan datang dalam waktu 3 minggu kemudian ).
Semuanya ini dapat kita lakukan dengan hanya duduk dan mengetuk tombol keyboard Komputer kita. Kita dapat melakukannya tanpa susah payah. Kita bisa melakukannya sambil minum kopi.
Yang saya kagumi adalah:
- Kecepatan dari tehnologi Internet ini. Dalam bilangan detik, maka e-mail yang kita kirimkan sudah keluar dari Komputer kita dan dalam bilangan menit maka e-mail kita sudah sampai di kotak surat ( mail box ) si penerima yang berada di server Komputer ISP mereka entah dimana ia berada.
- Ketelitian Komputer dan program-program aplikasinya. Bila salah ketik 1 huruf saja, misalnya ketika salah menuliskan User ID atau menuliskan Password ( kata sandi ) bila kita ingin kontak ke ISP saya maka akan error dan selanjutnya program akan berhenti sampai disitu saja atau bila kita salah menuliskan alamat web site tertentu, maka browser kita ( Internet explores atau Netscape ) tidak dapat mencari web site yang kita cari. Jadi kita wajib menuliskan semuanya dengan benar. Sama halnya dengan penggunaan Kartu ATM,yang pada dasarnya sama yaitu memakai program Komputer. Bila kita salah sebanyak 3 kali dalam memasukkan kata sandi ( PIN) kita maka kartu ATM akan ditelan oleh mesin tadi ( untuk mencegah penggunaan kartu ATM oleh orang lain ).
Sampai saat ini saya masih mengharapkan saya dapat mempunyai 1 set Laptop agar saya dapat menuliskan sesuatu ( catatan harian, artikel dll ) dan dapat mengakses Internet sehingga saya dapat menerima atau mengirim e-mail dari mailbox saya dari mana saja, baik di dalam kota atau di luar kota ( Bandung, Jakarta dll ). Dengan demikian saya bisa kerja lebih efektip. Semoga harapan saya ini dapat tercapai pada suatu saat.
Masalah alergi Komputer bisa terjadi pada orang-orang tertentu.
Sudah 3 orang teman saya yang saya anjurkan untuk “go Internet”, tetapi sampai ½ tahun juga masih jalan di tempat, belum sampai ke dunia maya Internet. Alasan mereka dari A sampai Z. Saya masih mencari obatnya.