Pagi ini hati saya tidak nyaman.
Apa sebabnya? Banyak tukang yang bolos kerja.
Padahal perbaikan atap rumah kami hanya perlu beberapa hari lagi untuk penyelesaiannya.
Dari 5 orang pekerja, 2 Tukang dan 3 asisten ada 3 orang ( 60 % yaitu 1 Tukang dan 2 asisten ) yang bolos kerja tanpa ada beritanya. Pekerja yang hanya 2 orang saja akan mempersulit pekerjaan mereka untuk memindahkan kayu-kayu dari bawah ke atap rumah, membuat adukan ( semen dan pasir ) dan kirim ke atap rumah. Tanpa team work yang baik maka pekerjaan akan sangat lambat.
Pak J, 40 tahun sebagai Ketua rombongan pekerja in juga ngomel. Ketika salah seorang asisten yang bolos kerja di tanya via HP asisten yang sudah datang “Mengapa tidak datang?”
Ia menjawab semau gue “ Kalau naik sepeda badan saya lemes.” He..
Pak J sang bos, berkomentar “Kalau naik sepeda lemes, naik mobil aja! Hah..kayak bos aja maunya naik apa? Biasa juga naik sepeda kok.”
Pak J bilang kepada saya “Pak, aneh ya. Kalau nganggur tidak ada kerjaan, cari-cari pe kerjaan. Kalau sudah dapat kerja, malah malas bekerja!”
Sdr A menjawab “ Perut saya mules sehingga tidak dapat pergi bekerja.”
Mungkin kemarin ia makan banyak sambel sehingga perutnya mules.
Sdr. B menjawab “ Kaki saya pegel linu dan kramp sehingga tidak dapat bekerja”
Ah..ada-ada saja alasannya.
---
Saya diam, lalu berkomentar kepada Tukang saya itu “Pak J, kayaknya lebih mudah cari Dokter untuk berobat dari pada cari Tukang untuk memperbaiki rumah.”
Pak J tersenyum “Iya benar juga ya.”
Saya melanjutkan “Kalau mau berobat kepada Dokter, antri 30 menit langsung diperiksa. Kalau cari Tukang, mesti antri 1-2 minggu atau bulan baru dapat tukang untuk memperbaiki rumah, sebab tukangnya sedang bekerja di rumah orang lain.”
Pak J menimpali ucapan saya “ Benar pak. Tempo hari tetangga saya, Pak M kecewa dengan ulah para tukang. Tetangga saya pak B akan membuat pagar tembok sekitar rumahnya. Oleh karena saya sedang bekerja di orang lain, Pak M memperkerjakan beberapa orang tukang yang lain untuk membuat tembok itu. Baru bekerja 2 hari, para tukang tidak datang lagi untk melanjutkan pekerjaannya. Akibatnya tembok itu tidak terselesaikan.”
Saya menjawab “ Mungkin upahnya terlalu kecil, Pak.”
Pak J menjawab “ Kalau upah, kan bisa dirundingkan sejak awal sebelum bekerja. Kalau sudah sepakat, maka kita para tukang seharusnya tetap bekerja sampai tugasnya selesai.”
Saya membatin “Iya betul. Kalau semua tukang berbuat demikian, tentu orang yang mempekerjakan mereka akan senang dan puas.”
Apakah mereka bolos kerja, karena sudah cukup dapat duit pada minggu yang lalu?
Ah…..duit selalu di harapkan, tidak peduli kantong sudah penuh atau belum!
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.