Tidak seperti 5 -10 tahun yang lalu, maka saat ini harga sebuah Kamera digital sudah lebih terjangkau. Sebuah handphonepun saat ini sudah mempunyai kemampuan kamera digital yang cukup baik dengan kemampuan mengambil foto ukuran 2 sampai 5 megapiksel atau lebih. Kadang saya bertanya “ini sebuah kamera digital atau sebuah handphone sih?” Bahkan harga sebuah handphone sudah sangat terjangkau atau dibawah satu juta rupiahpun kita sudah dapat melakukan sebuah hobi fotografi, suatu hobi mahal pada dekade sebelumnya.
Pergi kemana-mana dengan membawa handphone cukup mengasikkan. Kita dapat mengambil foto, suatu objek yang menarik perhatian dan bahkan pasfoto setiap pasien yang datang berobatpun dapat diambil dan di transfer ke Laptop melalui Bluetooth. Kalau mempunyai pasien yang bernama sebut saja Ali, maka Pak Ali yang mana sebab ada banyak pasien yang bernama Ali. Ada Ali Sarman, Ali Herman, ada Ali bin Badrun dll. Dengan melihat pasfotonya maka sering kali saya teringat kembali, oh itu adalah Ali Herman, seorang pasien yang low profile, meskipun ia adalah seorang pengusaha sukses.
Bila ada acara Rapat Bulanan dalam Kepengurusan Panti Wreda sering kali acara ini digabung dengan acara memperinati Ulang Tahun seorang Opa atau Oma yang dtinggal di Panti ini.
Sudah banyak foto yang diambil oleh saya dalam acara-acara tadi,baik untuk arsip Panti maupun untuk arsip pribadi. Kadang ada juga salah seorang anggota Pengurus Panti yang usil dan nyeletuk: kami sering difoto tapi kok tidak ada cetakannya. Dia lupa bahwa saat ini jarang ada yang gratis. Kalau mau mendapat sebuah foto tentu ada cost yang harus dibayar. Untuk membeli sebuah Kamera digital, sebuah Laptop, sebuah Printer, satu set Tinta berwarna, biaya listrik, perlu dikeluarkan sejumlah dana dan ini tentu tidak gratis.
Dua tahun yang lalu ketika kami menikahkan putra kami, kami harus mengeluarkan dana Rp. 10 juta untuk membuat dokumentasi Foto dan Video pernikahan. Fotografi dapat dijadikan sebagai sumber income bagi yang bergelut dalam bidang ini.
Akhirnya kalau mood saya sedang baik, maka saya mencetakkan Foto bersama dan setiap anggota Pengurus Panti mendapatkan sebuah cetakan foto mereka secara gratis. Setelah mereka menerimanya, jarang yang mengucapkan terima kasih. Mungkin ini merupakan suatu hal yang sudah sewajarnya mereka terima. Ada juga anggota Pengurus yang memberikan sebuah senyuman saja dan sedikit basa-basi “wah fotonya bagus ya.”
Berbeda dengan Opa / Oma yang tinggal di Panti. Setiap orang yang mendapat cetakan Foto-foto mereka, mereka tidak lupa mengucapakan “Terima kasih, saya sudah diberi foto ini.” Dengan diiringi sebuah senyuman dan tampak gigi mereka yang sudah banyak ompong dimakan usia mereka. Sebuah foto bagi mereka dianggap sebagai sesuatu yang mempunyai arti yang mendalam. Inilah wajahku pada ulang tahunku yang ke 70 atau ke 80 tahun.
Bagi saya foto dapat memberikan arti yang khusus. Dapat merupakan sebuah bukti bahwa saya pernah berada di suatu tempat, baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Oleh karena saya yang ambil foto maka jarang ada wajah saya dalam foto-foto yang saya buat. Kalau ada seseorang yang dapat dimintai tolong untuk mengambil foto ( pramusaji sebuah Rumah Makan, turist yang bergantian mengambil foto-foto kami dll ) maka ini merupakan suatu keberuntungan bagi saya. sebenarnya saya dapat menggunakan kaki tiga ( tripod ) dan mengaktipkan pengambilan foto secara otomatis yang dapat menjepret wajah saya dalam bilangan 10 detik kemudian setelah tombol dipencet. Membawa Tripod kemana-mana tentu akan merepotkan, kecuali saya mempunyai seorang asisten.
Sering mengambil foto pada acara suatu Sinposium Kedokteran, tidak jarang beberapa Teman Sejawat Dokter yang berkomentar ”Wah seperti seorang Fotografer. Wah ini ada wartawan Pos Kota “ dll komentar yang konyol. Mengambil Foto, apalagi dalam suatu acara yang jarang terjadi ( Pernikahan, Simposium, Ulang tahun, Bencana alam dll ) merupakan suatu aktifitas yang halal dan tidak merugikan banyak orang, tetapi justeru sangat menguntungkan mereka yang aktip dalam acara tsb yang tentunya tidak mungkin mengambil foto diri sendiri. Ketika ia mempunyai Foto dalam acara penting, sungguh suatu keberuntungan mereka mempunyai arsip perbadi yang dapat dilihat pada waktu-waktu mendatang, katakanlah 5 -10 tahun ke depan, foto-foto itu masih ada baik dalam memori mereka maupun dalam pandangan mata mereka ketika melihat Album foto mereka.
Bila anda mempunyai sebuah Handphone atau lebih baik sebuah Kamera digital, manfaatkanlah alat ini dengan semaksimal mungkin. Putra-i anda akan sangat berterima kasih bila anda sebagai orang tuanya mau mengambil dan mencetak foto-foto ulang tahun mereka ketika mereka masih erusia 1 tahun, 2 tahun , 3 tahun dst sampai 10 tahun seperti yang pernah saya lakukan. Kelak bila mereka sudah berusia dewasa, ketika melihat foto-foto ulang tahun, mereka akan sangat berterima kasih kepada orang tuanya yang sudah care kepada mereka. Sebuah perbuatan yang sederhana, tetapi mempunyai makna yang sangat mendalam bagi mereka. Kejadian-kejadian itu tidak mungkin akan terulang kembali. Percayalah!
Jadi segeralah memiliki sebuah Kamera digital dan mempelajari Fotografi lewat sebuah buku atau belajar dari Internet yang sudah menjamur pada saat ini. Kejadian-kejadian penting itu tidak mungkin dapat terulang kembali. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.