Ada orang yang bertugas melayani dan ada orang yang dilayani.
Sebagai Pegawai ( swasta dan negeri ) bertugas melayani masyarakat, bukan minta dilayani oleh masyarakat. Kenyataan di lapangan justeru sebaliknya. Aneh tapi nyata.
Sebagai mantan PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) saya tetap berusaha melayani masyarakat dengan baik. Setelah 20 tahun masa kerja dan usia 50 tahun saya minta berhenti / pensiun Atas Permintaan Sendiri ( APS ). Selama bertugas saya banyak menerima masukan dari para pasien baik di berbagai Puskesmas di Kabupaten dan Kota Cirebon, maupun dari para pasien / Napi di Lapas Kelas I Cirebon. Masukan itu dapat berupa usulan, keluhan, omelan dan kritikan. Lebih mudah mencari kesalahan orang lain dari pada mencatat kebaikan orang itu.
Ada seorang Bankir yang bangga bahwa Bank dimana ia bekerja sudah mempunyai banyak nasabah, berkembang dengan baik dan omset bulanan yang memenuhi target dari Pusat. Sering kali ia lupa bahwa sebuah Bank dapat berkembang baik bila mempunyai nasabah yang banyak. Nasabah menyimpan uang di Bank karena mereka percaya bahwa Bank tsb baik dan dapat dipercaya. Oleh karena itu janganlah menyalahgunakan kepercayaan para nasabahnya. Kalau Bank tidak mempunyai nasabah, maka Bank itu akan kolaps alias bangkrut. Kejadian ini sering terjadi dalam 2 dekade terakhir ini.
Kunci pokoknya adalah:
- Jangan menyalahgunakan kepercayaan orang lain
- Melayani dengan baik
Bila ini dikerjakan dengan baik, maka sukses sudah di depan kita.
Saya masih ingat pesan Ibu mertua saya almarhum.
Demikian pesan beliau “Bangunlah sebelum matahari terbit.”
Hal itu sebenarnya sudah saya kerjakan sejak saya masih dusuk di SMP, tetapi saya ingin mengetahui lebih lanjut, apa alasan beliau berpesan seperti itu.
Saya bertanya kepada beliau “Mah, mengapa kita harus bangun sebelum matahari terbit?”
Beliau menjawab dengan tersenyum “Kalau bangun sudah siang, maka rejeki sudah diambil orang.”
Singkat dan lugas. Setuju.
Bila kita punya toko yang buka siang hari, maka para langganan akan belanja di toko sebelah yang buka sejak pagi hari. Logis kan alasannya.
---
Sudahkah kita melayani dengan baik?
Sudah pasti kalau nasabah, calon pembeli, pasien dll yang butuh pelayanan orang lain ketika mendapat pelayaan yang prima, maka langanan akan bertambah banyak. Alasannya sederhanya saja yaitu mereka puas mendapat pelayanan yang diterima misalnya: dilayani dengan ramah, tersenyum, tepat waktu dan biaya yang terjangkau.
23 Peb 2011, saya bermaksud ingin menambal ulang gigi nomer 4 kanan bawah. Sudah beberpa hari tambalannya lepas sebagian.
Seorang teman saya memberikan rekomendasi seorang Dokter Gigi yang baru buka praktik sejak 1-2 tahun yang lalu. Pasiennya cukup banyak sehingga mesti daftar terlebih dahulu. Dilihat dari jumlah pasiennya, tergolong sukses.
Saya mendapat nomer teleponnya dari teman saya itu.
“Halo, saya dr. B ingin konsultasi gigi saya. Kapan bisa dilayani? Apakah bisa besok hari Kamis 24 Peb 2011?”
Seorang wanita, mungkin sang asisten berkata “Tunggu sebentar.”
Telepon berpindah tangan kepada sang Dokter Gigi “Met sore Dok. Kalau besok sudah penuh. Bagaimana kalau Jum’at 25 Peb 2011. Gini aja Dokter beri nomer telepon yang dapat kami hubungi. Nanti diberi tahu lebih lanjut.”
“Nomer Hp saya 08xxxxxxxx. Saya tunggu ya.”
Sampai malam hari pk. 22.00 saya tidak mendapat kabar / SMS dari Dokter ini. Sampai keesokan harinya masih belum juga ada berita. Hilanglah sudah seorang calon pasiennya.
24 Peb 2011 pagi hari saya berkunjung kepada seorang Ibu Dokter Gigi langganan saya. Beliau melayani dengan cekatan dan tidak banyak, bicara tetapi banyak kerja. Saya puas dengan pelayanan beliau.
Pak Dokter Gigi ini tidak melayani dengan baik calon pasiennya.
Mungkin dia sibuk sekali atau mungkin juga lupa memberi kabar kepada saya yang dokter juga, apalagi bagi pasien yang bukan dokter.
Kalau sudah cocok dengan seorang dokter maka biasanya pasien akan tetap mencari dokter langganannya. Bila tidak puas atas pelayanan seorang dokter, maka jangan harap pasien akan kembali lagi.
Bagaimana dengan anda?