Kemarin siang pukul 15.00 saya sudah berada di sebuah tempat potong rambut langganan saya.
Di tempat ini ada 2 Tukang Cukur rambut. Pak A dan adiknya Pak B.
Pak B sudah menjadi langganan saya.
Saat masuk ke tempat itu saya bertana kepada Pak B “Berapa orang lagi, Pak.”
Pak B menjawab” Tiga orang lagi, Dok.”
Berarti saya orang ke 4. Kalau 1 orang butuh 30 menit maka 1,5 jam lagi saya harus menunggu. Wah… tidak sempat lagi, sebab pukul 16.00 saya juga mesti buka praktik sore.
2 orang Bapak yang sedang menunggu giliran untuk dipotong rambutnya oleh pak B, saya lihat sedang ngantuk dengan asyiknya. Menunggu adalah suatu pekerjaan yang membosankan dan sering kali membuat orang ngantuk. Apalagi siang itu udara mendung dan angin berhembus nyaman di ruang potong rambut itu dari pintu dan jendela yang terbuk lebar yang berfungsi sebagai AC alami.
Pak B ini banyak langganan, sedangkan Pak A tidak begitu banyak langganan, tetapi sebenarnya kerjanya cukup baik. Beberapa kali rambut saya dipotong oleh Pak A.
Setelah Pak A selesai melakukan tugasnya bagi seorang Bapak, saya langsung bertanya kepada pak A “Kosong, Pak.”
Pak A menjawab “Kosong ” sambil membenahi tempat duduk orang yang ingin dipotong rambut olehnya.
30 menit kemudian Pak A berhasil menyelesaikan tugasnya memotong rambut saya.
Setelah membayar ongkos potong rambut kepada pak A, saya berkata kepada Pak B yang sedang mengambil busa sabun untuk langganannya.
“Pak, kalau cukur disini enak” kata saya becanda.
Pak B bertanya “Kenapa?”
Saya menjawab serius “ Enak, sebab sebelum dicukur, masih dapat tidur gratis dikursi itu.”
He..he..pak B tertawa mendengar guyonan saya.
“Saya pamit dulu Pak, mau buka warung nih” kata saya sambil meninggalkan ruang potong rambut itu.-
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.