Tuesday, January 25, 2011

Pasien ngotot minta berobat



Kemarin siang  sekitar pukul 11.00 kami sedang berada di rumah.
Saat itu isteri saya sedang menyiapkan Lunch kami.

Terdengar dering telepon. Isteri saya berbicara dengan sipenelepon dan terdengar dialog ini.

“Met siang, ini siapa? O..Tante, mau berobat ya? Boleh nanti  sore buka jam 16.00” kata isteri saya.

Selanjutnya terdengar “Kalau jam 12.00, tidak bisa, kami mau pergi, nanti saja jam 16.00”

Hening cukup lama. Saya tidak mendengar jelas dialog mereka.

Beberapa saat kemudian, isteri saya berkisah.

“Itu lho Tante S. dari kota A ( 20 km dari kota kami ) mau datang berobat pukul 12.00. Kalau saya  sekarang mau pergi silahkan katanya, tapi dia  mau  tiba di tempat dokter pukul 12.00 mau berobat. Saya bilang jam 16.00 saja sebab sekarang belum jam praktik. Eh…dia ngotot mau datang pukul 12.00. Ya silahkan saja, kita kan mau pergi dan tidak akan ada yang dapat membukakan pintu.”

Saya berkata “Lalu”

Isteri saya  menjawab “Sekarang kok aneh ya. Bukan dokter yang menentukannya tetapi pasien yang menentukan. Kalau mau booking, kan dokter yang menentukan kapan bisa menerima pasien, bukan pasien yang menentukan minta berobat pada jam sekian, tidak peduli dokter bisa atau tidak bisa.”

Saya menjawab lagi “Iya sekarang pasien mesti diajar untuk mengerti kondisi dokternya. Kalau mau berobat  ada waktunya jam sekian sampai jam sekian pada hari kerja. Bisa diluar waktu itu tetapi dengan perjanjian sehingga dokter dapat siap menerima pasiennya. Kalau mau 24 jam datang berobat, bisa datang ke Unit Gawat darurat (UGD ) di setiap Rumah Sakit terdekat.”

-----

Jangan kan pasien yang mesti antri untuk berobat, dokter pun harus antri untuk bayar pajak, ambil uang pensiun, beli tiket kereta api, bayar barang belanjaan di Dep. Store, beli bensin di SPBU dst. Tidak boleh nyerobot begitu saja. Dengan demikian  bisa tertib dan lancar.

“Please queue” ( silahkan antri ) seperti yang kami lihat di setiap pelayanan publik, baik di Singapure atau di Australia dan rakyat patuh terhadap regulasi  yang baku ini. Semua berjalan lancar karena sudah terbiasa seperti itu.

Kapan kita akan tertib seperti itu?


Akhirnya Tante S. datang tepat pukul 16.00.

---

Ketika saya membukakan pintu Ruang Tunggu “ Ini Tante yang tadi siang telepon ya?”

Tante S menganggukkan kepalanya, tanpa  mengucapkan sepatah katapun. Mungkin ia bertanya  kenapa saya bisa tahu kalau ia yang telepon dan mau berobat. Ah...saya tidak perlu menjawabnya, sebab saya juga harus segera menyiapkan diri untuk buka praktik sore itu.

Have  a nice day.




No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.