Monday, August 8, 2011

Appendicitis acuta



Appendicitis acuta adalah peradangan Appendix ( usus buntu ) yang bersifat akut ( mendadak ). Penyakit ini datang mendadak dan memberikan rasa nyeri pada  perut.

Gejala yang menonjol adalah rasa nyeri yag tidak tertahankan pada perut sebelah Kanan bawah. Mula-mula rasa nyeri timbul pada Ulu hati ( epigastrium ) beberapa puluh menit kemudian nyeri itu menjalar  dan menetap di titik Mc Burney, atau 1/3 lateral  pada garis antara ujung tulang panggul dan puser ( umbilicus ). Pada tahap awal tidak ada gejala Demam, tidak ada kelainan pada pemeriksaan Urin rutin, pada darah: jumlah sel-sel darah putih akan meninggi ( Leucocytosis ).

Saat masih kuliah, saya pernah mengalami penyakit ini dan sempat juga dioperasi ( Appendectomy ) di sebuah RS di kota Bandung.

---

3 bulan yang lalu saya mendapat telepon dari Tn. E, 55 th sekitar pukul 17.30.
Ia ingin berkonsultasi tentang anak gadisnya, Nn. S, 22 th.
Saat itu S  sudah berada di sebuah RS di kota Yogyakarta. Ia ditemani oleh seorang temannya.

Nn. S menyatakan bahwa ia menderita sakit perut kanan bawah. Sudah berobat ke dokter langganannya. Oleh Dokternya dirujuk ke RS untuk dikonsultasikan kepada Dokter Bedah. Beliau menyatakan bahwa  S menderita Appendicitis acuta  dan perlu segera dioperasi.

Hampir semua orang bila mendengar kata “Operasi” ada perasaan takut.
Mendengar harus dioperasi, ia  menyampaikan berita ini kepada orang tuanya, Tn. E,  di kota Cirebon dan Tn. E berkonsultasi kepada saya yang sedang praktik. Ini sebuah konsultasi jarak jauh dengan tidak melihat pasien terlebih dahulu ( percaya kepada hasil pemeriksaan Teman Sejawat di Rumah Sakit tsb ).

Pertanyaan Tn. E kepada saya “Haruskah kami dilakukan Operasi?”

Setelah bicara panjang lebar dengan tenang untuk tidak membuat orang tuanya panik, saya akhirnya memberikan jawaban konsultasi jarak jauh ( dan gratis lagi ) “Sebaiknya Nn. S dioperasi saja.

Pertimbangannya adalah:
1. Terapi of choice Appendicitis acuta adalah operasi ( Appendectomy ).
2. Kalau tidak dioperasi dan hanya diberikan obat antibiotika dan pain killer, mungin penyakitnya reda dan akan menjadi kronis ( Appendicitis chronica ), dan dapat menjadi bom waktu yang pada  suatu saat akan meledak.
3. Kalau meledaknya pada saat Nn. S sedang menghadapi moment yang sangat penting ( menikah, wawancara lamaran pekerjaan dll ) dan penyakitnya saat itu kambuh, maka akan membuat semuanya berantakan dan gagal total.
4. Untuk menghindari bom itu meledak, biarlah dioperasi saja saat Nn. S tidak sedang menghadapi momen yang penting seperti sekarang ( baru lulus Ujian akhir ).
5. Jangan lupa berdoa semoga cepat sembuh.

Malam itu juga Tn. E minta agar jadi dioperasi malam itu dan setelah itu Tn. dan Ny. E meluncur ke kota Yogya untuk mendampingi putrinya di RS tsb.

Hari ke 4 saya telepon balik kepada Tn. E yang menyatakan bahwa ia sudah pergi ke Yogya dan hari ini ia sudah berada di kota Cirebon kembali. Kemarin orang tuanya mengantar pulang Nn. S dari RS ke tempat tinggalnya setelah dilakukan Appendectomy.

Nn. S dalam keadaan sehat dan dapat tersenyum. Ia bicara langsung via Ponsel dengan saya dan mengucapkan terima kasih atas konsultasi jarak jauhnya.

Saya juga tersenyum lega. Hasil konsultasi jarak jauh dapat berhasil dengan baik. Tentang biaya R.S. bagi keluarga Tn. E tidak menjadi masalah, sebab ekonominya cukup baik.

Saat itu pengalaman saya bertambah satu lagi.-

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.