Sydney Trip ( 11 )
4 Okt 2009, Minggu:
Pk। 10.30 a.m. kami berlima mengikuti Kebaktian di Gereja IPC ( Indonesian Presbyterian Church ). Kebaktian dilakukan dalam bahasa Indonesia. Bapak Pdt J.S. selalu memperkenalkan para Jemaat yang baru pertama kali mengunjungi IPC dan bahkan memperkenalkannya kepada hadirin. Jemaat yang berasal dari tanah air juga disambut dengan suka cita dan tepuk tangan para Jemaat yang lain. Bila kebaktian dilakukan dalam bahasa Inggris Australia, kami yang belum terbiasa dengan dialek Aussie sehingga mengalami kesukaran mengikuti pembicaraan karena speeed ( kecepatan bicara ) yang sukar diikui oleh kami. Kami harus mengikuti gerakan bibir pembicara yang nyaris tidak terbuka lebar. Bagi visitor dari luar Aussie harus banyak berlatih dengan logat Aussie. Kami membaca di sebuah Tabloid ada Kursus bahasa bagi para visitor ( pendatang ) dari tanah air yang ingin memperlancar bahasa disini secara Free yang dilakukan setiap hari Jum’at pk. 10.00 – 12/00 a.m. Penyelenggaranya juga para komunitas Indonesia. Para visitor disarankan agar banyak bergaul dalam komunitas ini sehingga hidup di Aussie tidak boring, jenuh dan banyak teman sehingga mudah bergaul. Manusia tidak dapat hidup menyendiri, tetapi hidup berkelompok dan membutuhkan teman yang dapat saling membantu dan sharing dalam segala bidang. Kalau bukan dengan teman se-tanah air lalu dengan siapa lagi?
Komunitas Indonesia juga cukup banyak jumlahnya, bahkan mereka menerbitkan Tabloid-tabloid yang dapat diambil secara Free di Rumah-rumah Makan Indonesia yang berada di banyak tempat di kota Sydney ini। Dana yang dipakai berasal dari iklan yang banyak terpampang di Tabloid tsb.
Pk। 02.30 a.m. kami berjanji dengan putra Paman saya di Cirebon yaitu Mr. I.B., 30 tahun yang berdomisili di daerah Botany dekat Sydney Airport. Keluarga mereka sudah migrasi dari kota Cirebon ke Sydney sejak lama. I.B. bekerja di sebuah perusahaan Komputer. Keluarganya I.B., istrinya P dan putra mereka D, 12 tahun akan mengunjungi Nenek kami dari pihak Ibu di daerah Marrickville, dekat rel k.a. Keluarga saya berlima datang ke rumah ( bukan flat ) nenek kami. Nenek hidup dengan keluarga putranya, Mr. T yang berprofesi Taxi driver sejak ia tiba di Sydney puluhan tahun yang lalu. Mr. T mempunyai 3 putri yang sudah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Nenek saya , Mrs. I.B. , 89 tahun, sudah sepuh dan pendengarannya sudah banyak berkurang sehingga bila bericara kami harus dekat dengan telinganya. Alat hearing aid pernah dipakai tetapi sering kali tidak dipakai dengan alasan alat tsb sering mendengung di telinganya meskipun sudah di setel dan diganti baterenya. Nenek mempunyai 3 putri yang semuanya sudah menikah dengan orang Aussie ( salah satu putrinya menikah dengan pria Aussie yang pensiunan Angkatan Udara Aussie yang pernah mengikuti perang di Vietnam ) dan 2 orang putra. Mr T yang Taxi driver dan Mr. O.S. yang pengusaha taksi. Kami sempat juga berfoto bersama. Terakhir kali kami mengunjungi Nenek pada tahun 2007 dan mengadakan acara BBQ daging Sapi dan Kambing di halaman belakang rumah mereka. Kami membakar daging sambil ngobrol dan tertawa pada malam hari yang cerah sehingga acara dapat berlangsung dengan baik. Nenek masih mengenali saya dan keluarga, meskipun usia sudah sepuh. Nenek berkisah bahwa giginya masih cukup lengkap dan dapat dipakai untuk makan dengan cukup baik. Matanya juga masih dapat dipakai untuk membaca terutama membaca Alkitab baik di rumah maupun di Gereja terdekat. Satu-satunya keluhan adalah pedengarannya yang jauh berkurang di usia nya yang ke 89. Belum tentu usia kami dapat mencapai sebanyak itu. Sama seperti bila saya melayani pemeriksaan kesehataan warga Panti Wreda Kasih di kota Cirebon milik Gereja kami. Usia mereka sudah sepuh-sepuh. Pada saat ulang tahun saya selalu membatin “Selamat Panjang Umur atau Selamat Berkurang 1 Tahun usiamu “, semuanya benar. Kami semua berserah kepadaNya yang memberikan kehidupan bagi kami semua. Amin.
Pk। 05.00 p.m.: kami berpamitan dengan keluarga Nenek dan kembali ke flat putra kami di daerah Campsie.
Pk. 06.30 p.m. isteri saya dan anak mantu kami menyiapkan Dinner bagi kami sekeluarga. Di luar hujan masih turun juga, menambah dingin suhu udara. Selesai Dinner, kami menikmati Film yang ditayangkan di Channel 7 atau 10. Film yang ditayangkan “Sound of Music” yang pernah beredar di bioskop-bioskop di tanah air beberapa tahun yang lalu. Film yang tidak membosankan ini bertemakan musik dan komedi ini bagus dan enak dilihat. Mutu Audio stereo dan Video ( seperti mutu DVD film ) pada layar lebar dapat menyuguhkan acara keluarga yang bagus.Pk. 10.00 p.m. kami beristirahat malam.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.