melayani penjualan korset untuk nyeri punggung, penyangga tulang belakang, sepatu orthopaedi, koreksi kaki pengkor pada balita, kaki palsu, tangan palsu, dll
Tuesday, April 6, 2010
Koma hiperglikemikum
Kemarin pagi keluarga Pak M, datang ke tempat praktik saya. Putra Pak M almarhum minta agar saya dapat datang ke rumah mereka untuk memeriksa ibunya.
Segera kami meluncur ke rumah mereka. Pak M sudah meninggal 4 tahun yang lalu.
Setiba di rumah mereka, saya melihat Ibu M terbaring di bed.
Tekanan darahnya 160/100 mmHG ( tinggi, padahal ia sedang tidsak sadar ), Pupilnya midriasis ( melebar ), Reflex cahaya: negatip, Bunyi Paru: banyak lendir, Bunyi Jantung normal.
Putra/inya mengatakan bahwa Ibu mereka sejak sore pukul 18.00 berbaring dan seperti tidak sadar. Saat saya memeriksanya waktu menunjukkan pukul. 07.30, sudah lebih dari 12 jam pasien tidak sadar. Mereka mengira Ibunya sedang tidur.
Hasil pemeriksaan Gula darahnya sehari sebelumnya: 538 mg% ( tinggi sekali ).
Saya membuat Diagnosa: Koma hiperglikemikum. Pasien mesti segera dirawat di Rumah Sakit. Keluarga Ibu M menolak, dengan alasan tidak ada dana(?).
Saya memberi penjelasan “ Ibu M sebaiknya dirawat di Rumah Sakit terdekat. Kalau dibiarkan saja, maka anda sekeluarga tidak berupaya untuk kesembuhan Ibu anda. Bila di rumah saja berarti hanya menunggu. Kalau di Rumah Sakit ada upaya pertolongan Ibu anda yang saat ini sedang tidak berdaya. Segeralah bawa Ibu anda ke Rumah Sakit Anu ( yang paling dekat dengan rumah mereka ).”
Saya segera membuat Surat Rujukan bagi Ibu M ke Rumah Sakit Anu.
Setelah itu saya mohon pamit sebab saya harus buka praktik pagi. Saya menolak amplop untuk saya.
Hubungan saya dan Bapak/Ibu M cukup baik. Pak M sering saya minta bantuannya untuk urusan listrik di rumah kami. Beberapa kali kalau Pak M berobat / kontrol tekanan darah, saya tidak pernah menraik biaya pemeriksaaan baginya.
4 tahun yang lalu Pak M meninggal dunia di Rumah Sakit Anu, setelah mengalami 3 kali Koma semasa hidupnya. Yang terakhir kalinya tidak tertolong lagi. Saya khawatir saat ini, Ibu M kalau tidak segera dirawat di RS akan mengalami hal yang sama. Semoga tidak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.