Jum’at, 15 November 2010, ada Oma S, 77 th, dan Oma, 72 th, warga Panti Wreda Kasih yang berulang tahun. Seperti biasa untuk efisiensi waktu & kerja, maka Rapat Pengurus PWK disatukan dengan acara HUT salah satu Oma atau Opa yang kebetulan HUT pada bulan ybs.
Pada Rapat bulan lalu, diputuskan bahwa saya sebagai pembawa Renungan Rohani sebelum acara HUT & Rapat Pengurus bulan November 2010.
Saya bukan seorang Pendeta / Guru / orang yang pandai menyampaikan Renungan Rohani di depan orang banyak, minimal di depan para Pengurus PWK.
Saya bertanya “Why me? Why me?“
Oleh karena saya tahu ada orang-orang lain yang lebih pas membawakan Renungan Rohani. Kalau Tuhan menjawab “Why not?” wah…tidak bisa mengelak lagi deh.
Akhirnya saya menerima tugas ini. Saya akan mencoba berbuat yang terbaik dengan kemampuan yang saya miliki. Sebagai bahan Renungan Rohani biasanya diambil sebuah ayat dan ayat lanjutannya sebagai bahan pembicaraan. Kali ini saya keluar dari kebiasaan tsb. Saya memilih sebuah topik Renungan yaitu “Kesembuhan” dengan banyak ayat dalam Alkitab sebagai nara sumber saya.
Untuk mendapat kesembuhan ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Nah berangkat dari faktor ini, saya membahas Renungan Rohani ini yang ditunjang dengan ayat-ayat yang ada dalam Alkitab sebagai nara sumber yang selalu dipakai para pembicara lain.
Renungan kali ini saya mulai dengan bertanya berapa umur: Adam, Nuh, Musa yang diambil dari Kitab Kejadian.
Selanjutnya dibahas semua penyakit akan sembuh kalau ada Iman yang besar. Tanpa Iman / percaya maka semuanya akan sia-sia.
Kesembuhan juga dipengaruhi beberapa faktor penting, seperti:
- Stadium penyakit. Makin cepat diketahui dan diterapi maka makin cepat sembuh.
- Terapi yang tepat. Terapi yang tepat mempunyai kesembuhan yang lebih besar dari pada terapi yang tidak benar.
- Kepatuhan pasien minum obat. Bila minum obat tidak sesuai dengan advis dokter, maka kesembuhan mungkin tidak akan di dapat.
- Dosis obat. Takaran obat yang sesuai akan lebih bermanfaat dari pada minum obat dengan dosis yang tidak sesuai.
- Gizi yang baik, akan sangat membantu proses penyembuhan penyakit.
- Doa, mohon dberikan kesembuhan olehNya, sebagai Dokter Yang Agung, dokter hanya sebagai perantara saja. “Dan apa saja yang kamu minta dalam Doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.” ( Mat.21:22 ).
Masih banyak yang dibahas dalam Renungan Rohani ini, namun mengingat waktu sudah saat makan malam dan HUT Oma S, maka Renungan diakhiri setelah memakan waktu sekitar 25 menit.
Semoga Renungan Rohani yang saya sampaikan malam itu dapat berguna bagi semua yang hadir dalam acara malam itu ( warga dan Pengurus PWK yang berjumlah sekitar 40 orang ). Amin.
Acara selanjutnya adalah merayakan HUT Oma S dan Oma N. Penyalaan Lilin HUT pada sebuah cake dengan 4 buah lilin yang melambangkan 77 dan 72 tahun. Nyanyian “Selamat Ulang Tahun” terdengar dengan gembira. Semua yang hadir gembira kalau pada malam hari itu kedua Oma masih dapat menikmati hidup yang layak disertai dengan doa semoga panjang umur. Semua yang hadir kebagian juga sepotong Cake Ulang tahun.
Saya bersyukur semuanya berjalan dengan baik.
---
Pak Ketua, Ibu Sekretaris dan Ibu Bendahara secara diam-diam menguji dan menilai apakah tiap anggota Pengurus PWK dapat memberikan Renungan Rohani dengan baik atau tidak.
Kalau dinilai baik, maka ada kemungkinan diberi tugas lagi di lain kesempatan.
Kalau dinilai tidak baik, tidak jelas renungannya, maka ada kemungkinan tidak terpakai lagi.
Memang tidak mudah berbicara di depan orang banyak, apalagi tanpa persiapan yang baik. Pernah 3 bulan yang lalu sebelum Rapat Pengurus PWK, Ibu Sekretaris bertanya kepada saya “Pak, apakah sudah siap membawakan Renungan sore ini?’
Saya balik bertanya “Renungan apa, Bu?”
“Renungan Rohani pada Rapat nanti. Kan bulan lalu sudah diputuskan Pak Dokter yang akan membawakan renungan Rohani!”
Mati aku. Saya pulang sebelum Rapat usai, karena harus menjemput isteri saya dari tempat praktiknya. Mana saya tau?
“Ya sudah. Bolehkah saya pinjam Alkitab Ibu?”
Ternyata ia tidak membawa Alkitab. Akhirnya saya pinjam Alkitab dari Ibu Panti PWK yang biasa dipakai dalam Santapan Rohani bagi warga PWK setiap pagi sebelum sarapan.
Waktu hanya tersedia 5 menit untuk mempersiapkan bahan Renungan. Apa boleh buat.
Saya ambil topik “Umur manusia”, mengapa ada yang panjang umur dan mengapa ada yang pendek umur. Bagaimana bisa panjang umur? Jawabannya ada di kitab Efesus 6:2-3.
Renungan yang semula saya rencanakan hanya 10 menit, akhirnya ditutup setelah 30 menit. Cukup lama juga sebab perut sudah keroncongan, nagih jatah makan malam bersama!
Ibu Sekretaris berkomentar. “Nah itu....tanpa persiapan apa-apa, Pak Dokter bisa membawakan Renungan dengan baik, kok. Hebat!”
“Apanya yang hebat, Bu. Maaf saya tidak punya persiapan kalau saya dapat tugas membawakan Renungan malam ini.” kata saya.
“Nah… itulah hebatnya, tanpa persiapan aja sudah bicara panjang lebar, apalagi kalau dengan persiapan.” katanya lagi sambil tersenyum.
Ya sudahlah, mau apa lagi.
Modal kebiasaan bicara dalam acara Penyuluhan Kesehatan / KB setiap bulan saat masih bertugas di Puskesmas-lah yang sangat membantu kemampuan bicara saya di depan orang banyak. Diam-diam saya mempunyai Talenta dapat berbicara di depan orang banyak seperti juga Teman Sejawat tiap Kepala Puskesmas yang lain. Bagaimana pasien dapat mengerti dan mau menuruti advis kami, kalau kami tidak pandai bicara, bukan?
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.