Pendahuluan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat bimbingan dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri ini tepat pada waktunya.
Pertama-tama, kami ingin menyampaikan sejumlah apologia. Judul makalah ini sangat mungkin terlalu panjang dan ‘berat’ untuk sebuah tulisan singkat dan ‘ringan’, yang ditulis dalam ketergesaan kesempatan dan keterbatasan pengetahuan. Namun, paling tidak judul tersebut telah menggambarkan sebuah rancangan ‘keinginan’ besar untuk membuat rumah besar dan megah.
Selanjutnya, izinkan kami mengutip wejangan Imam Al Asfahani yang menjadi panduan dalam menyuguhkan tulisan ini. Beliau berkata, ”Sungguh, berdasarkan fakta yang kudapatkan, seorang penulis itu tidak mengarang sebuah buku, kecuali pada keesokan harinya atau esok lusanyaa berkata: Jika ini dirubah, tentu lebih baik; bila ini ditambah dengan ini, tentu akan terasa bagus; andaikata yang ini didahulukan, tentu akan lebih utama; atau seandainya yang ini dibuang, niscaya akan terasa lebih baik dan indah”.
Tulisan ini bertujuan untuk memahami konsepsi etika religius dalam Al Qur’an tentang Israf. kemudian berusaha memahami relevansinya dengan ideologi materialisme-konsumerisme dalam realitas kehidupan modern saat ini.
penulis
khairul anwar
Pembahasan
Pengertian Israf
Menurut bahasa, Israf berarti, menafkahkan (membelanjakan) sesuatu tidak dalam rangka melaksanakan ketaatan (kepada Allah). Israf bisa juga berarti, berlebih-lebihan melewati batas
Sedangkan menurut istilah, Israf ialah, melampaui batas dalam hal makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, dll-nya, dan keinginan yang tersembunyi dalam jiwa manusia.sehingga dapat melanggar norma-norma Susila, agama, dan hukum.
Sebab-sebab Israf
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang berperilaku Israf. Yang pertama adalah lingkungan keluarga. Contoh simple, anak cenderung mengikuti kebiasaan orang tuanya. Orang tyua yang biasa hidup boros, bermewah-mewahan, atau anak yang dibiasakan untuk mendapatkan semua kemauannya, maka dikala bersar, sifat trsebut biasanya tetap ia bawa.
Selain itu, perilaku Israf bisa juga disebabkan sesorang yang memperoleh kelapangan setelah ia mengalami kesulitan atau kesusahan. Misalnya orang yang sebelumnya kehidupan mereka susah. Namun karena hasil pertambangannya (TI-misalnya), hasil perkebunannya yang melimpah-ruah dengan harga yang tinggi (lada, karet dan sebagainya), yang bisa diperoleh dalam waktu yang relatife singkat, membuatnya kaya mendadak. Hal inilah yang kemudian membuatnya berperilaku berlebih-lebihan, membeli tidak dengan mempertimbangan urgensi atau sekedar untuk pamer-pamer.
Sabda Rasulullah SAW : “Maka bergembiralah dan berharaplah terhadap apa yang mudah bagimu. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi aku mengkhawatirkan atas kamu
dibentangkan dunia untuk kamu sebagaimana yang pernah dibentangkan bagi orang-orang sebelum kamu, lantas kamu berlomba-lomba memperebutkannya, lalu membinasakan kamu sebagaimana dahulu membinasakan mereka.” (HR. Bukhari).
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah dan menarik). Dan sesungguhnya Allah menugaskan kamu untuk mengurusnya, lalu ia memperhatikan bagaimana kamu berbuat. karena itu berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita. Karena mula pertama fitnah bagi Israil adalah para wanita.” (HR. Muslim).
Sebab ketiga, seseorang berperilaku Israf adalah bergaul/berkawan dengan orang-orang Israf. Akhlak seseorang biasanya bisa dilihat dari akhlak dengan siapa ia bergaul. Karena manusia itu biasanya meniru akhlak dan perangai kawannya, apalagi kalau pergaulan tersebut berlangsung lama. Karenan inilah salah satu urgensinya mengapa Islam menyuruh kita memilih teman yang selektif.
Lupa mencari bekal 'perjalanan'. Menuju ridha Allah SWT dan surga tidaklah dengan kemewahan, kenikmatan dan bersantai ria, tetapi harus ditempuh dengan kejantanan dan keperkasaan. Untuk itulah ia harus mencari bekal dan jika tidak ia akan terjatuh ke dalam Israf (Al Baqarah :214, Ali Imaran:142).
Sebab Israf lainnya juga bisa dikarenakan istri dan anak, lupa terhadap tabiat dunia. Tabiat kehidupan dunia ialah tidak tetap pada satu kondisi saja, tetapi selalu berubah-ubah dan berganti-ganti.
Sebab ketujuh adalah mereka yang memandang rendah pada nafsu. Nafsu selalu tunduk dan patuh menurut bimbingan dan tuntunan bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, dan ia akan lepas control mengikuti syahwat jika dibiarkan dan tidak dikendalikan sungguh-sungguh. (QS Ar-Ra'ad:11, Asy Syamsi: 9-10, Al Ankabut:69)
Lupa terhadap kedahsyatan dan hal-hal yang menakutkan pada hari kiamat.
Sabda Rasulullah SAW. "Kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis."(HR. Bukhari) "Dan kamu tidak akan bersenang-senang dengan istri di atas tempat tidur." (HR Tirmidzi)
Lupa terhadap realita kehidupan yang dialami oleh manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya juga akan menyebabkan seseorang berlaku Israf. Rahasia Rasulullah SAW selalu bersedih hati memikirkan masyarakat sebelum beliau diutus menjadi Rasul dan sesudahnya, sehingga Allah menegur dan melarangnya bersikap begitu. (QS. Al Kahfi:6, Asy Syu'ara:3, Fathir: 8)
Dan sebab terakhir, Israf bisa terjadi dikarenakan seseorang tidak menghiraukan akibat yang bakal terjadi.
Dampak dan Akibat Israf
Menurut bahasa, Israf berarti, menafkahkan (membelanjakan) sesuatu tidak dalam rangka melaksanakan ketaatan (kepada Allah). Israf bisa juga berarti, berlebih-lebihan melewati batas
Sedangkan menurut istilah, Israf ialah, melampaui batas dalam hal makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, dll-nya, dan keinginan yang tersembunyi dalam jiwa manusia.sehingga dapat melanggar norma-norma Susila, agama, dan hukum.
Sebab-sebab Israf
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang berperilaku Israf. Yang pertama adalah lingkungan keluarga. Contoh simple, anak cenderung mengikuti kebiasaan orang tuanya. Orang tyua yang biasa hidup boros, bermewah-mewahan, atau anak yang dibiasakan untuk mendapatkan semua kemauannya, maka dikala bersar, sifat trsebut biasanya tetap ia bawa.
Selain itu, perilaku Israf bisa juga disebabkan sesorang yang memperoleh kelapangan setelah ia mengalami kesulitan atau kesusahan. Misalnya orang yang sebelumnya kehidupan mereka susah. Namun karena hasil pertambangannya (TI-misalnya), hasil perkebunannya yang melimpah-ruah dengan harga yang tinggi (lada, karet dan sebagainya), yang bisa diperoleh dalam waktu yang relatife singkat, membuatnya kaya mendadak. Hal inilah yang kemudian membuatnya berperilaku berlebih-lebihan, membeli tidak dengan mempertimbangan urgensi atau sekedar untuk pamer-pamer.
Sabda Rasulullah SAW : “Maka bergembiralah dan berharaplah terhadap apa yang mudah bagimu. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu, tetapi aku mengkhawatirkan atas kamu
dibentangkan dunia untuk kamu sebagaimana yang pernah dibentangkan bagi orang-orang sebelum kamu, lantas kamu berlomba-lomba memperebutkannya, lalu membinasakan kamu sebagaimana dahulu membinasakan mereka.” (HR. Bukhari).
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah dan menarik). Dan sesungguhnya Allah menugaskan kamu untuk mengurusnya, lalu ia memperhatikan bagaimana kamu berbuat. karena itu berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita. Karena mula pertama fitnah bagi Israil adalah para wanita.” (HR. Muslim).
Sebab ketiga, seseorang berperilaku Israf adalah bergaul/berkawan dengan orang-orang Israf. Akhlak seseorang biasanya bisa dilihat dari akhlak dengan siapa ia bergaul. Karena manusia itu biasanya meniru akhlak dan perangai kawannya, apalagi kalau pergaulan tersebut berlangsung lama. Karenan inilah salah satu urgensinya mengapa Islam menyuruh kita memilih teman yang selektif.
Lupa mencari bekal 'perjalanan'. Menuju ridha Allah SWT dan surga tidaklah dengan kemewahan, kenikmatan dan bersantai ria, tetapi harus ditempuh dengan kejantanan dan keperkasaan. Untuk itulah ia harus mencari bekal dan jika tidak ia akan terjatuh ke dalam Israf (Al Baqarah :214, Ali Imaran:142).
Sebab Israf lainnya juga bisa dikarenakan istri dan anak, lupa terhadap tabiat dunia. Tabiat kehidupan dunia ialah tidak tetap pada satu kondisi saja, tetapi selalu berubah-ubah dan berganti-ganti.
Sebab ketujuh adalah mereka yang memandang rendah pada nafsu. Nafsu selalu tunduk dan patuh menurut bimbingan dan tuntunan bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, dan ia akan lepas control mengikuti syahwat jika dibiarkan dan tidak dikendalikan sungguh-sungguh. (QS Ar-Ra'ad:11, Asy Syamsi: 9-10, Al Ankabut:69)
Lupa terhadap kedahsyatan dan hal-hal yang menakutkan pada hari kiamat.
Sabda Rasulullah SAW. "Kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis."(HR. Bukhari) "Dan kamu tidak akan bersenang-senang dengan istri di atas tempat tidur." (HR Tirmidzi)
Lupa terhadap realita kehidupan yang dialami oleh manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya juga akan menyebabkan seseorang berlaku Israf. Rahasia Rasulullah SAW selalu bersedih hati memikirkan masyarakat sebelum beliau diutus menjadi Rasul dan sesudahnya, sehingga Allah menegur dan melarangnya bersikap begitu. (QS. Al Kahfi:6, Asy Syu'ara:3, Fathir: 8)
Dan sebab terakhir, Israf bisa terjadi dikarenakan seseorang tidak menghiraukan akibat yang bakal terjadi.
Dampak dan Akibat Israf
Adanya sifat Israf ini, maka akan berdampak buruk bagi pengamalnya Dampak dan akibat perilaku israf antara lain :
1. Penyakit tubuh. Misalnya orang yang terlalu mengutamakan perut, sudah tentu berdampak pada timbulnya penyakit-penyakit seperti kolesterol, darah tinggi dan lain sebagainya.
2. Hati yang keras (Az Zumar:22)
Hati akan lembut dan menjadi lunak apabila perutnya lapar atau hanya makan sedikit.. Begitu sebaliknya.
“Dan banyak nian orang yang melakukan shalat malam, tetapi hasil dari shalatnya itu hanyalah begadang (tidak tidur malam).” (HR. Thabrani)
3. Lamban berfikir
“Apabila perut penuh, maka tidurlah akal.” (Orang-orang dahulu), maka ia kehilangan ciri khas sebagai manusia, yaitu daya pikir atau akalnya.
4. Aktifnya dorongan kejelekan dan dosa-dosa.
5. Mengalami keruntuhan mental (stress) ketika menghadapi cobaan dan kesulitan.
6. Tak menghiraukan orang lain karena hidupnya selalu diliputi kenikmatan-kenikmatan.
7. Menghadapi banyak pertanyaan dan pertanggungjawaban di hadapan Allah pada hari kiamat nanti. (QS. At Takatsur: 8)
Sabda Rasulullah, SAW : “Barang siapa yang dimunaqasyah (dihadapkan pertanyaan-pertanyaan) untuk dihisab pada hari kiamat, berarti ia telah disiksa.” (HR. Bukhari)
8. Terjatuh ke dalam usaha yang haram
“Semua Jasad (tubuh) yang tumbuh dari penghasilan yang haram, maka nerakalah yang lebih cocok untuknya.” (HR. Tirmidzi)
9. Menjadi saudara syetan. (QS. Al Isra (17): 27, Al Mujadilah (58) :19)
10. Terhalang untuk memperolah cinta Allah (QS. 6: 141, 7:31)
Jalan Mengobati Israf
1. Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya Israf.
2. Mengenjdalikan nafsu, dan mengarahkan untuk memikul beban dan klesulitan seperti shalat malam, shadaqah, shaum sunat , dll.
3. Senantiasa memperhatikan sunnah dan perjalanan hidup Rasulullah SAW.
a. “Orang mukmin makan dengan satu unsur, sedang orang kafir dengan7 unsur.” (HR.BUkhari)
b. Aisyah menceritakan ; “Alas tidur Rasulullah SAW terbuat dari sabut dan isinya adalah ijuk.”(HR. Bukhari)
c. Aisyah,”Semenjak hijrah ke Madinah, keluarga Rasulullah SAW tidak pernah makan gandung hingga kenyang selama tiga hari berturut-turut (pastilah diselingi lapar). Demuikian keadaannya hingga beliau wafat.” (HR. Bukhari)
d. Do’a Rasulullah SAW, “Ya Allah berilah rizki kepada keluarga Muhammad berupa makanan pokok.” (HR. Bukhari)
4. Selalu memperhatikan kehidupan orang-orang salaf dari kalangan sahabat, mujahiddin dan ulama. Tidak berkeinginan terhadap duniawi kecuali seperlunya saja. Asal dapat digunakan untuk melaksanakan amalan-amalan bagi kepentingan ukhrawi.
5. Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang Israf.
6. Memiliki keinginan yang kuat untuk membina kepribadian istri dan anak-anaknya.
7. Selalu memikirkan dan merenungkan realita kehidupan manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya.
8. Selalu mengingat dan memikirkan kematian dengan segala peristiwa yang menggiringnya, kengerian, kedahsyatan dan hal-hal yang menakutkan.
9. Selalu ingat karakter jalan hidup yang penuh beban dan penderitaan.
Dalil-dalil mengenai israf
[7:31] Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
[17:29] Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal
10:12] Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo'a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.
[6:141] Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan
[40:43] Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.
[26:151] dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas,
[26:152] yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan".
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, maka penulis menyajikan sejumlah kesimpulan sebagai berikut:
israf yaitu sikap yang berlebih-lebihan dan akibatnya dapat menyebabkan seseornag merugi akan dirinya sendiri. Maka dari itu kita harus menjauhi sifat tersebut dengan cara menyederhanakan falam melakukan sesuatu.
1. Israf merupakan konsep etika-religius yang berkonotaasi negatif, destruktif bagi kemanusiaan, sehingga harus dihindari oleh manusia.
2. Konsep Israf meliputi relasi personal-transendental, relasi sosial, relasi kebendaan, dan relasi kealaman.
3. Konsep Israf terjadi dalam relasi kebendaan, melalui materialisme yang menganggap bahwa kebahagian hidup seseorang ditentukan oleh kepemilikan orang tersebut terhadap objek-objek.
4. Materialisme terjadi dalam fenomena konsumsi, sehingga menghasilkan gaya hidup konsumerisme. Gaya hidup konsumerisme menjadikan aktifitas konsumsi sebagai objektifikasi dan fenomena bawah sadar
PENUTUP
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala bimbingan dan rahmatnya selama penulis menyusun makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan-kekuranan. Namun berkat bimbingan dan pengarahan Bapak/Ibu guru serta beberapa pihak maka penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
Untuk ini pada kesempatan ini tak lupa penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya bila dalam penyusunan karya tulis ini masih belum sempurna.
Dan akhirnya penyusunan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala bimbingan dan rahmatnya selama penulis menyusun makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan-kekuranan. Namun berkat bimbingan dan pengarahan Bapak/Ibu guru serta beberapa pihak maka penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
Untuk ini pada kesempatan ini tak lupa penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya bila dalam penyusunan karya tulis ini masih belum sempurna.
Dan akhirnya penyusunan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Daftar pustaka
google.com
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.