Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh, Dzat yang menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian bagi manusia. Shalawat dan salam semoga terlimpah selalu atas Hamba dan Kekasih Alloh, Rosululloh Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarganya, para sahabatnya dan pengikut setia mereka hingga hari kiamat nanti.
Sholat Sunnah rawatib shubuh termasuk sholat Sunnah yang paling dianjurkan dan Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam sendiri senantiasa melakukannya dan tidak meninggalkannya baik dikala bepergian ataupun tidak.
Sebagaimana pernyataan ‘Aisyah radiyallahu’anha yang berbunyi:
“Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak melakukan satupun sholat Sunnah yang melebihi kesinambungannya melebihi dua raka’at sholat rawatib shubuh.
Oleh karena itu ibnu al-Qayyim berkata, “Kesinambungan dan penjagaan beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam terhadap sunah rawatib shubuh lebih dari seluruh sholat sunnah. sehingga keterangan tersebut menunjukan bahwa beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkannya baik dalam safar maupun mukimnya. Beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam safarnya senantiasa disiplin melaksanakan sunah rawatib shubuh melebihi seluruh sholat-sholat Sunnah dan rawatib lainnya dan tidak dinukilkan dari beliau dalam safar melakukan sholat rawatib selain rawatib shubuh. Oleh karena itu Ibnu Umar dulu tidak menambah dari dua rakaat dan menyatakan, ‘Saya telah bepergian bersama Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar, mereka seluruhnya dalam safar tidak melebihi dua raka’at.”
Adapun Diantara dalil yang menunjukkan bahwa Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam melakukannya dikala bepergian atau safar adalah hadits dari Abu Maryam yang berbunyi:
Kami dahulu pernah bersama Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam satu perjalanan, lalu kami berjalan dimalam hari. Ketika menjelang waktu shubuh Rosululloh berhenti dan tidur dan orang-orangpun ikut tidur. Beliau tidak bangun kecuali matahari telah terbit. Lalu Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan Muadzin untuk beradzan Lalu ia Muadzin mengumandangkan adzan kemudian beliau Shalallahu ‘alaihi wasallam sholat dua raka’at sebelum sholat shubuh kemudian memerintahkan sang muadzin beriqamah lalu beliau mengimami orang-orang sholat shubuh.
Dengan demikian, jelaslah bahwa hukum Sunnah rawatib shubuh adalah Sunnah muakkad dan termasuk rawatib yang paling dianjurkan.
Sekarang kita akan membahas tentang keutamaan sholat rowatib subuh.
Keutamaan sholat Sunnah rawatib Shubuh ada dalam hadits-hadits umum tentang keutamaan sholat Sunnah rawatib, namun ada beberapa hadits yang menunjukkan keutamaan sholat rawatib shubuh ini secara khusus. Diantaranya :
Hadits riwayat muslim dari ‘Aisyah radiyallahu’anha yang berbunyi:
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا.
Dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda, “Dua raka’at fajar Shubuh lebih baik dari dunia dan seisinya”
Subhanalloh, Riwayat ini memotivasi kita untuk membiasakan sholat rowatib subuh secara rutin.
Hadits ‘Aisyah yang lainnya berbunyi :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِأخرجه الشيخان
Dari ’Aisyah beliau berkata, “Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak melakukan satupun sholat Sunnah yang melebihi kesinambungannya melebihi dua rakaat sholat rawatib shubuh.
Dalam dua hadits tadi ada pernyataan dan perbuatan Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam sekaligus yang menunjukkan keutamaan sholat rawatib ini.
Yang jadi pertanyaan bagaimana jika ada Orang yang tidak sempat melakukan sholat sunah rawatib subuh tersebut pada waktunya…?
Disyari’atkan bagi yang tidak sempat melakukan sholat rawatib qabliyah shubuh untuk melaksanakannya setelah selesai sholat fardhu shubuh atau setelah terbit matahari. Hal ini didasarkan kepada dalil berikut ini.
Pertama hadits dari Abu Hurairoh radiyallahu’anhu yang berbunyi:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :” مَنْ لَمْ يُصَلِّ رَكْعَتَي الْفَجْرِ ؛ فَلْيُصَلِّهُمَا بَعْدَ مَا تَطْلُعُ الشَّمْسُ”
Artinya Dari Abu Hurairoh radiyallahu’anhu, Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang belum sholat dua raka’at qabliyah shubuh maka hendaknya melakukannya setelah terbit matahari”.
Perintah dalam hadits ini dipalingkan kepada makna istihbaab dengan hadits yang lainnya yang berbunyi :
عَنْ قَيْسِ بْنِ قَهْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ؛ أَنَّهُ صَلَّى مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الصُّبْحَ ، وَلَمْ يَكُنْ رَكَعَ رَكْعَتَي الْفَجْرِ ، فَلَمَّا سَلَّمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ؛ سَلَّمَ مَعَهُ ، ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَي الْفَجْرِ ، وَرَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ ، فَلَمْ يُنْكِرْ ذَلِكَ عَلَيْهِ
Dari Qais bin Qahd radiyallahu’anhu bahwasanya ia sholat shubuh bersama Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallamdan belum melakukan sholat dua raka’at qabliyah shubuh. Ketika Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam telah salam maka iapun salam bersama beliau, kemudian ia bangkit dan melakukan sholat dua rakaat qabliyah shubuh dan Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam melihatnya dan tidak mengingkarinya.
Jelas hadits ini menunjukkan kebolehan mengqadha dua raka’at qabliyah shubuh setelah sholat fardhu.
Tata Cara Sholat Sunnah Rawatib Shubuh
secara umum Sholat Sunnah rawatib shubuh dilakukan sebelum sholat fardhu shubuh dalam dua raka’at sebagaimana sholat dua raka’at lainnya dengan satu salam.
Diantara petunjuk dan contoh Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam melakukan dua raka’at Sunnah rawatib shubuh ini adalah dengan meringankannya dan tidak memanjangkan bacaannya dengan syarat tidak melanggar hal-hal yang wajib dalam sholat. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa hadits berikut ini :
Pertama, Hadits Ummulmukminin Hafshoh radiyallahu’anha yang berbunyi :
Dari Ibnu Umar beliau berkata bahwasanya Hafshoh Ummulmukminin telah menceritakan kepadanya bahwa Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wasallam dahulu bila muadzin selesai dari mengumandangkan adzan sholat shubuh dan tampak waktu shubuh maka beliau sholat dua raka’at yang ringan sebelum iqamat sholat.
Kedua, Hadits Ummulmukminin ‘Aisyah radiyallahu’anha yang berbunyi :
Dari ‘Aisyah beliau berkata : Dahulu Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam sholat dua raka’at ringan antara adzan dan iqamat dari sholat shubuh.
Hadits-hadits tersebut menunjukkan sunnahnya memperingan sholat dua raka’at sebelum sholat fardhu shubuh.
Demikianlah, beberapa hal seputar sholat rawatib shubuh, Mudah-mudahan bermanfaat. Wallohu’alam…..
from > http://blog.fajrifm.com/sholat-sunnah-qobliyah-subuh.html
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.