Suatu sore seminggu yang lalu datang berobat Pak X, 38 tahun.
Ia datang bersama seorang wanita, isterinya Ibu X, 35 tahun.
Saya bertanya “Pak X, apa keluhan anda?”
Pak X menjawab “Dok, sudah beberapa hari kalau b.a.k. nyeri. Pagi hari ada bercak pada CD saya.”
Keluhannya khas untuk penyakit Radang saluran kencing ( Urethritis acuta ).
Sebenarnya saya ingin bertanya lebih lanjut dengan pertanyaan “Kapan anda melakukan ML dengan wanita lain?”
Pertanyaan itu tidak saya ajukan mengingat disampingnya duduk Istrinya.
Saya sekilas melihat wajah Ibu X berlinang air mata. Saya yakin naluri wanitanya sudah berkata bahwa sang suami sudah berbuat nakal.
Saya bertanya kepada Pak X “Pak, apakah anda sudah berobat?”
Pak X menjawab “Belum, Dok. Saya khawatir kalau nanti isteri saya tertular, jadi saya mengajak isteri saya untuk sekalian berobat juga.”
Aha…saya menghargai kejujuran dan keberanian Pak X untuk datang berobat bersama-sama isterinya. Biasanya sang suami khawatir kalau penyakit sakit saat pipis itu ketahuan oleh isteri. Pak X ini berbeda, bahkan mengajak istrinya juga datang berobat. Ia tahu ada resiko sang istri akan tahu dan marah besar kalau ia tahu suaminya mendapatkan penyakit itu dari orang lain.
Pada periksa pandang ( Inspeksi ) lubang Urethra Pak X tampak kemerahan dan ada Nanah ( pus ). Gejala ini ditambah keluhan sakit saat pipis ( disuria ) dan kalau dilanjutkan pertanyaan dan adanya pengakuan bahwa pasien beberapa hari yang lalu pernah ML dengan wanita lain. Klop sudah ini adalah penyakit Infeksi saluran kencing akibat G.O. Diagnosa pasti kalau dilakukan pemeriksan sedian hapus Pus ini dibawah Mikroskop untuk melihat kuman G.O. yang bersifat Gram Negatip ( terlihat batang berwarna merah ).
Yang khas pada penyakit ini adalah adanya Disuria dan “Good morning drip” ( tetesan nanah pada pagi hari ) sehingga memberikan bercak warna Kuning pada CD nya.
“Baiklah, Pak. Saya akan memberi resep untuk Bapak dan Ibu. Saya berikan 2 macam obat antibiotika yang harus diminum sampai habis” kata saya.
Saya memberikan resep 2 macam antibiotika untuk mengobati Urethritis G.O. yang diakibatkan olah bakteri Nieserria gonorrhoeica dan Non G.O. yang biasa disebabkan oleh Chlamydia. Kedua macam infeksi ini mesti diobati besamaan agar penyakitnya sembuh tuntas. Bila hanya mengobati G.O. nya saja maka penyakit ini tidak akan sembuh 100%.
Penyakit ini yang tergolong ke dalam PHS ( Penyakit akibat Hubungan Seksual ) mudah disembuhkan tetapi mudah kambuh lagi. Penyebabnya adalah hobi melakukan ML dengan bukan pasangnnya. Akibatnya seolah penyakitnya tidak sembuh-sembuh, ( dikira dokter tidak pandai mengobati penyakitya ) padahal penyakitnya timbul kembali beberapa hari kemudian ( setelah melewati masa tunas yang pendek ini ) setelah pria ini melakukan ML lagi. Sang isteri yang tidak tahu apa-apa kena akibatnya bila melakukan ML dengan sang suami.
Jadi terapi mesti keduanya diobati agar tidak timbul “Pingpong phenomen “, yaitu gejala dari suami yang sehat kembali tetapi karena isteri tidak diterapi maka saat mereka ML sang isteri akan tertular. Bila hanya isteri yang diterapi dan suami tidak, maka sang suami akan tertular. Begitu seterusnya, bolak balik seperti main Pingpong.
Masalah yang timbul adalah bagaimana suami dapat berhasil mengajak sang isteri utuk datang berobat? Oleh karena isteri merasa tidak sakit ( gejala G.O. pada wanita tidak sehebat dari pada Pria, sebab saluran kencingnya lebih pendek dari pada milik pria ), lalu untuk apa harus berobat? Kalau sang suami bicara terus terang, maka perang besar akan segera datang dan tidak jarang isteri menggugat cerai kepada suaminya.
Oleh karena itu suami jangan ML dengan wanita yang bukan isterinya sendiri dan kalau menderita penyakit ini sangat dianjurkan agar keduanya diterapi bersamaan untuk menghindari Pingpong phenomen yang tidak akan selesai bila tidak mendapat terapi yang baik.
Kasus seperti ini sudah banyak saya dapatkan dalam praktik sehari-hari.
Lagu lama akan selalu muncul seperti kisah di atas.
Kita ingin hidup sehat bukan? Nah…berperilakulah bijaksana.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.