Sungguh memilukan,video tayangan Yueyue, seorang balita Cina korban tabrak lari dibiarkan tergelatak hingga terlindas truk dua kali. Sebanyak 18 orang pun mengabaikan nasib balita tersebut hingga akhirnya mengalami mati otak (brain dead). Selama 7 menit luar biasa pasca tertabrak, orang-orang yang berseliweran di pasar tidak bergegas menyelamatkannya, antara lain pengendara sepeda, pejalan kaki hingga pedagang pasar. Akhirnya seorang wanita pedagang kan bergegas menolong balita itu hingga sang Ibu mengetahui keadaan Yueyue.
Namun dibalik tayangan ini, justru melahirkan banyak kecaman hingga pemerintah Cina kebakaran jenggot untuk melakukan aksi sensor terhadap pemberitaan. Dalam kasus Yueyue itu, pemberitaan media tampaknya mungkin ingin menyerukan perlindungan hukum yang lebih baik bagi orang baik. Namun sebuah ketakutan terjadi di negara Cina bahwa mereka yang membantu korban dalamkeadaan darurat atau terluka justru bisa disalahkan dan diseret ke pengadilan.
Sadis amat pemerintah Cina,,yuk klik read more biar lebih jelas.
Ternyata, dulu sempat ada Peng Yu, seorang warga Nanjing pada tahun 2006 berhenti untuk tidak mau membantu orang lagi. Pasalnya, Peng Yu gara-gara membantu seorang wanita usia 65 tahun yang jatuh. Akhirnya pengadilan memutuskan Pengyu bersalah karena dia membantu wanita itu. Parahnya keluarga wanitalah yang memperkarakan dan memaksa Peng Yu membayar ongkos rumah sakit. Berita itu sempat membuat marah warga Cina lainnya.
Iutlah mengapa ada ketakutan warga Cina enggan untuk bertindak atas nama orang lain. Belum berhenti disitu, banyak sekali awak media atau jurnalis di Cina harus berhadapan dengan pemerintah Cina untuk berita-berita yang dianggap berbahaya bagi kepentingan partai komunis yang berkuasa.
Banyak warga Cina menyalahkan tentang negara hukum Cina. Mereka berpendapat terlalu tunduk pada keinginan hakim dan pengaruh tersembunyi, untuk membuat orang takut membantu tetangga mereka.
Parahnya Ada laporan yang saling bertentangan antara China Daily dan Xinhua, dua lembaga yang dikendalikan oleh pemerintah, tentang Yueyue masih hidup atau tidak? Bahkan pemberitaan dua media massa tersebut menyatakan sekitar 18 orang tidakmelihat keberadaan Yueyue dijalan. Sangat ironis dengan tayangan video tersebut.
Selain itu, kemungkinan ada satu kesamaan antara tabrak lari Yueyuedan kecelakaan kereta peluru di Cina. Untungnya, setelah wartawan mulai agresif meliputi kecelakaan kereta pada Juli lalu, yang menewaskan sedikitnya 40 orang, sensor pemerintahCina justru meminta media berhenti menulis tentang hal itu. Sebagian besar surat kabar segera beralih untuk pelaporan optimis pada cerita lain. Gilaaaaa...!!!
Akibat kecelakaan kereta. Pemerintah Cina kembali melakukan sensor membuat sebuah upaya untuk membungkam informasi tentang Yueyue. Namun sayangnya itu tidak berhasil karena Sebuah komentar pada Weibo, versi twitter-nya Cina, menulis pada waktu itu: "Mengapa orang-orang telah dirampok hak untuk tahu?
Berapa lama mereka ingin menyembunyikan..Kami tidak akan menerima diperlakukan seperti orang idiot," ungkap salah satu weiber mengomentari.
Dalam sebuah survei online oleh ifeng.com televisi Phoenix independen di Hong Kong sekitar 170.000 responden berdasarkan atas inisiatif mereka sendiri. Hasilnya menunjukan kasus balita itu adalah bukti bahwa moral orang Cina dan saling percaya telah terkikis di bawah tekanan masyarakat modern.
Bahkan masalah kasih sayang dalam masyarakat Cina bukanlah sesuatu yang baru. Gambaran penulis sebuah buku Arthur H Smith tentang karakteristik Cina pun menyebutkan rendahnya simpati masyarakat Cina. "Keengganan untuk memberikan bantuan kepada orang lain, kecuali ada alasan khusus untuk melakukannya, adalah sifat yang berjalan melalui hubungan sosial Cina di manifestasi multifold," tulisnya.
Bahkan masalah kasih sayang dalam masyarakat Cina bukanlah sesuatu yang baru. Gambaran penulis sebuah buku Arthur H Smith tentang karakteristik Cina pun menyebutkan rendahnya simpati masyarakat Cina. "Keengganan untuk memberikan bantuan kepada orang lain, kecuali ada alasan khusus untuk melakukannya, adalah sifat yang berjalan melalui hubungan sosial Cina di manifestasi multifold," tulisnya.
Banyak kalangan awalnya tidak percaya akan kebenaran buku tersebut. Tetapi beberapa pengamat di Cina saat ini mengatakan pandangan buku tersebut membawa unsur kebenaran, meskipun untuk alasan yang berbeda.
Maka itu, mohon maaf jika sebelumnya penilaian saya di blog ini tentang Ekonomi China yang begitu hebat di Asia. Tapi ternyata kebobrokan pemerintah Cina memberikan pengaruh kepada rakyatnya membuat masyarakat takut untuk menolong. Dukungan dan kebebasan informasi serta supremasi hukum miliki warga Cina pula.
Go social network of Wibeo for freedom and Law Supremacy.
(Via Elizabeth Flock dan Edy Yin and Mia Li )
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.