27 Desember 2011.
Saya terbangun pada pukul 05.55, Sydney time ( 01.55 W.I.B., dinihari). Langit tampak berawan. Setelah mandi badan terasa segar.
Kemarin menurut ramalam cuaca yang dilihat dari HP Iphone putra kami, menyatakan bahwa hari ini cuaca berawan dan turun hujan. Saat ini saya melihat sinar matahari bersinar terang, suatu sumber energi yang memberikan kehidupan kepada mahluk hidup.
Kami merencanakan hari ini akan mengunjungi Katoomba, suatu daerah perbukitan yang berhawa sejuk dengan Blue Mountain, suatu daerah Pariwisata yang terkenal di Sydney.
Pukul 09.45 putra kami drive sedan Honda Civic-nya menuju Katoomba yang berjarak sekitar 80 Km dari kota Sydney yang saya lihat pada Peta.
Foto Peta:
Jalan mulus tanpa macet. Kami jarang melihat kemacetan lalu lintas, kecuali d daerah City sebagai CBD atau bila ada kecelakaan lalu-lintas. Jalur mobil berada di sebelah Kiri jalan ( mirip di Indonesia ). Banyak rambu-rambu lalu-lintas yang mudah terlihat dan dengan bantuan alat GPS di depan driver memudahkan pengendara agar tidak tersesat di jalan.
Tidak berapa lama kami tiba di kota kecil menjelang Katoomba, yaitu kota Leura. Hujan gerimis turun yang membuat udara bertambah dingin. Jarak Leura – Katoomba sekitar 30 Km.
Turis yang berada di Leura pada umumnya white people dan beberapa keluarga dari Ras Oriental. Bahasa mereka menunjukkan Bangsanya.
Kami Lunch di sebuah Rumah Makan bernama “CAFÉ AND DELI”. Jangan berharap menemukan Nasi Gudeg atau Nasi Opor di RM ini, sebab RM ini hanya menyediakan Menu Italy (Lasagna, Chiken Salad dan lain-lain) atau India (Tandori Rice), semacam Nasi Kuning ala India dengan lauk Ayam Goreng dan lain-lain.
Foto Rumah Makan:
Kami berlima memesan 5 macam Menu makanan yang berbeda-beda, sehingga masing-masing dapat saling mencicipinya.
RM ini berlokasi di pinggir sebuah jalan raya dan tempat makan berada di bagian belakang gedung dan menghadap ke sebuah view perbukitan yang indah dan lebih rendah lokasinya. Viewnya bagus. Saya tidak menyia-nyiakan untuk mengambil beberapa foto.
Cukup banyak tamu ( semua kursi terisi penuh oleh tamu ) yang akan menikmati Lunch di RM ini sehingga cukup lama ( sekitar 30 menit ) kami menungu makanan pesanan kami. Ada 4 orang wanita white people sebagai Pramusaji yang berbahasa Inggris logat Sydney.
Saya memilih menu Chiken Potato salads ( sayuran bersaos, kentang rebus dan potongan ayam ). Kalau di Indonesia ini mirip Gado-gado tetapi ini ala Sudney / Italy. Untuk minuman saya memesan Hot Chocolate/ Rasanya? Minuman rasa Coklat yang diberi Creamer dan Gula.
Foto makanan:
Selesai Lunch kami drive menuju Katoomba. Udara makin dingin dan hujan gerimis sepanjang jalan. Mantel dan jaket perlu dibawa selain Kamera dan air minum, bila pergi melancong. Area parkir cukup luas dan tampak ada banyak visitor ke Katoomba. Saya selalu kagum, dimana-mana tempat periwisata di daerah Sydney, Melboune dan Gold coast, tidak pernah sepi dari pengunjung. Tampak sekali tempat-tempat pariwisata ini terawat dengan baik dan tidak ada tangan-tangan jahil yang merusak apa yang ada disana ( tembok, pohon, kolam, hewan dsb ).
Katoomba berdekatan dengan area Blue Mountain. View disini hampir mirip. Blue Mountain lebih ramai dengan para visitor. Tampak Kolam dengan Ikan-ikan Koi berenang berlalu-lalang. Banyak burung Gagak dan lain-lain berkicau saling bersahutan. View di Katoomba mirip dengan Australia Botanic Garden. Udara yang lebih dingin, di Katoomba-pun kami melihat banyak pohon-pohon yang diberi Label dengan nama Latin dan sedikit penjelasan.
Beberapa tahun yang lalu kami pernah berkunjungi ke Blue Mountain ini. Ikon yang terkenal disini adalah 3 Bukit Batu yang menjulang tinggi di kejauhan. Banyak turis berfoto dengan latar belakang Three Magnificient Sisters ini.
Disini ada sebuah legenda Tiga Gadis sebagai berikut:
Legenda Tiga Gadis:
Menurut Mimpi Gundungurra. Tiga bersaudara 3 gadis cantik yang bernama: Meehni, Wimlah dan Gunnedoo pernah tinggal dengan orang-orang Gundungurra di Lembah Jamison.
Para gadis jatuh cinta dengan tiga saudara dari negara tetangga rakyat Dharruk, tapi pernikahan dilarang oleh hukum adat.
Tiga bersaudara yang perkasa dan memutuskan untuk mengambil gadis dengan paksa. Perang suku memaksa Kuradjuri (orang pintar) dari orang-orang Gundungurra untuk mengubah saudara menjadi batu. Dia dimaksudkan untuk memulihkan mereka setelah bahaya hapassed dan perang telah berakhir. Sayangnya, Kuradjuri (orang pintar) tewas dalam pertempuran dan sampai hari ini tak seorangpun mampu memecahkan mantra dan mengembalikan Tiga Gadis tersebut kembali ke bentuk alami mereka. (Ini adalah salah satu dari sejumlah versi legenda).
Foto Blue Mountain:
Saat ini udara disana 16 C ( malam hari ) dan 23 C ( siang hari ), cukup dingin. Bandingkan dengan suhu udara di kota kami, Cirebon, Jawa Barat: 29-36 C. Udara yang panas menyengat. Badan berkeringat sudah biasa terjadi, tetapi di Sydney jarang berkeringat karena suhu yang lebih dingin.
Di depan gedung Mount Tomah Visitor Centre:
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.