Tuesday, September 8, 2009

Terima kasih Ibu


Kalau artikel “Kaya (2)” berkisah tentang ucapan terima kasih kepada Ayah, maka kali ini saya posting artikel “Terima kasih Ibu.”

---

Joni ( bukan nama sebenarnya ) seorang anak laki-laki, 6 tahun. Ia mempunyai seorang adik perempuan E, 2 tahun.

Ayah dan Ibu Joni merupakan pasangan sebuah keluarga yang sederhana, tidak mempunyai pembantu rumah tangga. Segala sesuatu mereka lakukan sendiri ( self service ). Tidak jarang Ibu Joni minta bantuan kepada putranya, Joni. Ibu Joni sering meminta Joni, untuk mengambil jemuran yang sudah kering, meminta bantuan Joni untuk menjaga adiknya yang duduk diatas kursi rodanya dan lain-lain tugas.

Suatu saat Joni mersa jengkel kepada Ibunya karena banyak tugas yang dilakukannya dianggap tidak mendapat upah, padahal setiap hari Ibu Joni memberikan makan sehari 3 kali, setiap hari Ibu Joni memeriksa home work ( pekerjaan rumah ) yang diberikan oleh Guru SD Joni dll.

Joni membuat rincian upah yang seharusnya di terima Joni.

Joni menulis:

Hutang Ibu kepada Joni:

Membereskan tempat tidur: Rp. 10.000,-, Menjaga adik Rp. 5.000,-, Mengambil air minum untuk makan bersama Rp, 2.500,- Menyapu lantai rumah Rp. 5.000,- Jumlah: Rp. 22.500,-

Joni  menyerahkan daftar perincian hutang itu kepada Ibunya dan berkata “Ibu, tolong  bayar hutang Ibu kepada Joni. Uang itu akan Joni pergunakan untuk memberi sebuah buku cerita.”

Ibu Joni semula terkejut kalau Joni  mengatakan bahwa ia punya hutang kepada Joni. Hutang apa ya?

Setelah membaca daftar hutang itu, Ibu Joni sambil terenyum, mengambil kertas itu dan di lembar sebaliknya Ibu Joni segera menuliskan:

Hutang Joni kepada Ibu:

Biaya hamil dan melahirkan Joni: Rp. 0,-, Biaya menyusui Joni selama 1 tahun : Rp. 0,-, Biaya memandikan Joni selama 2 tahun : Rp. 0,-, Menjahit Baju Joni yang robek: Rp. 0,-, Biaya lain-lain: Rp. 0,-, Jumlah hutang semuanya : Rp. 0,-

Joni segera membaca tulisan Ibunya.

Ketika Joni membaca jumlah semuanya : Rp. 0,-,   Joni segera  memeluk Ibunya  dan berkata “ Oh Ibu…… maafkan Joni ya. Ternyata, sebenarnya hutang Joni kepada Ibu jauh lebih besar dan Ibu tidak pernah menagih kepada Joni. Maafkan Joni ya Bu.”

Ibu Joni tersenyum dan membelai kepala Joni. Sambil menyerahkan uang Rp. 22.500,- Ibu Joni berkata “Ambillah uang ini untuk membeli buku cerita itu.”

Joni menangis dipangkuan Ibunya dan berkata terputus-putus “Ibu baik sekali kepada Joni. Joni sayaaaaaaaaaang kepada Ibu. Maafkan Joni ya Bu.”

Dalam hati Ibu Joni berkata “Ya Tuhan terima kasih saya sudah memberikan yang terbaik kepada putra kami. Tuhan selalu memberkati kami. Amin.”

----

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.