Saturday, January 23, 2010

Perbedaan sikap pasien



 Seminggu yang lalu datang berobat, Tn. Husin ( bukan nama sebenarnya ), 38 th.

Tn Husin mengeluh sejak 1 minggu yang lalu, badan lesu, tidak selera makan, ada flu, batuk. Tekanan darah: 120/80 mmHg ( normal ), pemeriksaan Fisik: dalam batas normal.

Tn. Husin sepertinya menderita Flu dan mungkin ada Anemia ( kurang zat Besi dalam tubuhnya ). Saya menyarankan agar dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah untuk mengetahui apa penyebabnya.

Pasien tsb menolak advis saya dan ia  minta resep obat saja  tanpa mau dilakukan pemeriksaan darah. Melihat keadaannya, Status sosial Tn. Husin ini dari golongan menengah.

---

Tiga hari yang lalu datang berobat Ibu Eni, 40 tahun dari sebuah Desa yang berjarak sekitar 15 km dari tempat pratik saya. Status sosial Ibu Eni dari golongan bawah.

Ibu Eni sejak 5 hari yang lalu mengeluh batuk pilek, badan lesu. Ibu Eni diantar oleh suaminya Pak Sarno. Setelah dilakukan pemeriksaan, Fisik Ibu Eni dalam batas normal. Ia menderita Flu.

Ketika saya membuat resep obat baginya, Ibu Eni meminta kepada saya agar dibuat Foto Paru-paru.

Saya bertanya “Untuk apa, Ibu?”

Ibu Eni menjawab “ Agar penyakitnya diketahui dan tuntas pengobatannya.”

Saya menjawab lagi “ Tidak perlu Ibu. Ibu hanya menderita Flu saja dan tidak perlu dibuat Foto Paru-paru.”

Ibu Eni tampak tidak puas dan ngotot minta dibuat Foto Paru-paru. Saat itu ia menambahkan bahwa ia juga kadang-kadang menderita sesak nafas ngik-ngik ( ashma ).

Akhirnya saya membuat Surat Pengantar ke Klinik Rontgen untuk membuat Foto yang dimaksud dengan tujuan agar keadaan Paru-paru Ibu Eni dapat diketahui secara Radiologis dan pasien merasa puas kalau sudah di Rontgen.

-----

Dari kedua kasus ini nampak bahwa yang satu dari Kota ( golongan menengah ) menolak dilakukan pemeriksaan Laboratorium dan pasien yang lain dari Kabupaten ( golongan bawah ) ngotot minta dilakukan pembuatan Foto Rontgen.

Pertanyaan yang timbul dalam pikiran saya: mengapa terjadi begitu kontras?

Yang jelas: kedua pasien tadi menginginkan kesembuhan penyakitnya.

Yang masih belum jelas: mengapa yang satu menolak pemeriksaan penunjang dan yang lain ngotot minta pemeriksaan penunjang meskipun ia dari golongan bawah tetapi ia sangat ingin dilakukan pemeriksaan Foto Paru-paru. Mungkin juga ia  bangga kalau ia sudah di Rontgen oleh dokter di kota dan diketahui apa penyakitnya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.