Wednesday, March 31, 2010

Terlalu mahal?



Pagi ini saya kedatangan pasien antara lain, sepasang suami-isteri. Pak B, 50 tahun dan Ibu B, 48 tahun. Mereka baru pertama kali datang berobat.

Setelah mencatat Identitas dan Anamnesa ( riwayat penyakit ) Ibu B, saya persilahkan ia berbaring di bed pemeriksaan. Pak B menyodorkan 2 lembar Fotokopian Surat dari sebuah Perusahaan Asuransi yang harus saya isi untuk pengajuan klaim dari pasien ke perusahaan Asuransi tsb.

Sebelum bertindak lebih lanjut, saya memberi informasi tentang biaya pemeriksaan oleh saya per pasiennya kepada Pak B. Pak B menganggap biaya pemeriksaan oleh saya terlalu mahal (?). ia menyebutkan biaya yang lebih kecil. Saya benarkan dan itu adalah biaya pemeriksaan 3 tahun yang lalu, sekarang sudah ada penyesuaian. Pak B berkeberatan karena untuk 1 orang pasien saja dianggap terlalu mahal, apalagi biaya pemeriksaan bagi 2 orang pasien.

Saya menganggap aneh sebab biaya itu toh akan diganti oleh Perusahaan Asuransinya.
Untuk menghindari panjangnya masalah, maka saya berkata kepada Pak B “Kalau Bapak berkeberatan, tidak apa-apa. Bapak tidak usah bayar apa-apa. Mungkin Bapak dapat mencari Dokter lain atau berobat ke pelayanan kesehatan lain misalnya Rumah Sakit Umum atau Puskesmas setempat.”

Ibu B turun dari bed sebelum diperiksa oleh saya. Kasihan juga isteri Pak B ini, sudah mau diperiksa tetapi suaminya berkeberatan tentang biaya pemeriksaan ada lagi ditambah keinginannya minta suntikan agar lekas sembuh Flu isterinya.

Baru pertama kali saya menjumpai pasien seperti itu. Saya bukan berkeberatan pemberian gratis biaya pemeriksaan, tetapi biaya akan diganti oleh Asuransi lalu mengapa bereberatan?
Aneh dan Pak B pagi ini sudah mengecewakan isteri tercintanya yang sedang sakit tetapi batal berobat.

---

Saldo di Bank bukan ukuran dari kekayaan anda.
Kekayaan adalah apa yang ada di sekeliling hidup anda.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.