Alergi kulit pada anak lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan eksem (dermatitis atopic). Rasanya nyeri bila terkena keringat. Anak jadi rewel. Pada akhirnya orangtua menjadi repot. Banyak faktor penyebab timbulnya alergi ini. Di antaranya karena asap rokok. Jadi, bila Anda sayang anak, hentikan merokok.
Faktor genetik merupakan pemicu utama terjadinya alergi ini. Dan, kondisi terjadinya penyakit ini harus ditunjang faktor lain, yaitu lingkungan, maupun gaya hidup orangtua si anak. Misal, si ibu enggan memberikan Air Susu Ibu (ASI), dengan alasan sibuk bekerja, atau takut payudaranya cepat kendor. Pemberian ASI sangat penting. Kesehatan anak lebih utama. Dengan ASI, anak kelak akan menjadi generasi berkualitas yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Faktor lain yang dapat menimbulkan alergi kulit pada anak adalah asap rokok. Untuk itulah, bagi perokok, jangan sampai memenuhi ruangan dengan asap rokok bila terdapat anak-anak. Sebab kulit anak masih sangat rentan dengan sesuatu yang ada di luar tubuhnya, seperti asap rokok maupun asap polusi lainnya. Makanan juga bisa dianggap sebagai pemicu terjadinya eksem pada anak.
Makanan Pemicu Alergi
Golongan makanan yang dapat menimbulkan alergi, antara lain susu sapi, susu kambing, telur, ikan laut, kacang hijau, kacanag kedelai, dan gandum. Komoditas makanan ini mengandung zat yang mendatangkan alergi dalam kadar yang berbeda.
Misalnya, kacang kedelai, karena kadar alergi yang ditimbulkannya rendah, masih bisa dipakai untuk menggantikan susu sapi. Bila, si anak alergi terhadap ikan laut, maka diganti dengan mengonsumsi ikan tawar. Dan, bila si anak alergi gandum, maka diganti dengan nasi. Sebagai orangtua, harus pandai menyiasati menu asupan gizi anak, jangan sampai ada yang kurang hanya karena alergi terhadap beberapa jenis makanan.
Alergi ini biasanya akan berakhir setelah si anak beranjak remaja. Jadi, perlu diperhatikan jenis makanan yang membuat si anak terkena alergi. Jauhi mereka dari makanan tersebut hingga anak beranjak remaja.
Perjalanan alergi itu sendiri cukup panjang. Mulai dari allergy march, saat anak berusia 2-3 tahun, alergi terhadap makanan bayi. Kemudian, bisa berlanjut dengan alergi kulit ataukah asma. Sewaktu penyakit asma hilang, akan muncul alergi hidung, dan yang lainnya, sampai si anak dewasa. Untuk menghindari berkelanjutannya berbagai penyakit pada si anak, sedini mungkin perlu diputus mata rantainya.
Caranya, obat paling ampuh dan paling mudah adalah dengan memberikan ASI. Tidak ada alternatif lain. Dan, ini diberikan sampai anak berusia enam bulan. Dalam ASI, terdapat sejumlah zat yang sangat berguna bagi pertumbuhan anak. Zat tersebut adalah protein hipoalergenik yang melindungi bayi dari ancaman alergi,
Tindakan preventif agar anak jauh dari alergi, maka sebaiknya si ibu mengonsumsi obat probiotik pada trismester terakhir saat hamil. Fungsi obat ini adalah untuk merangsang sel-sel kekebalan untuk membentuk antibodi dari alergi. Tidak semua jenis obat dapat diminum bebas.
Obat daftar G adalah obat keras dengan kode huruf K lingkaran merah. Obat bebas diperjualbelikan terdapat lingkaran hijau. Sedangkan untuk jenis obat bebas terbatas ditandai dengan lingkaran warna biru. Yang berkode OTC-over the counter- merupakan obat warung. Dan yang bertanda huruf P hanya untuk pemakaian bagian luar (tidak untuk ditelan). Terakhir, yang masuk daftar O, merupakan jenis obat yang sangat diawasi peredarannya.
Untuk mengetahui bahwa anak terkena alergi atau tidak, perlu pemeriksaan immunoglobulin E (IgE) yang terdapat dalam darah. Unsur ini merupakan antibodi yang berperan pada reaksi alergi. Cara lain, melalui tes kulit, yaitu memasukkan ekstrak allergen ke kulit.
Seperti sudah disebutkan, faktor lingkungan sangat dominan bagi munculnya alergi ini. Jadi, bukan hanya unsur (entitas) manusianya saja. Contoh lingkungan sangat dominan, adalah bila di rumah memakai karpet, lalu bulu kucing dan anjing, ataupun sisa makanan dan jamur. Unsur-unsur inilah yang menimbulkan alergi pada anak.
Alergi sangat rentan terhadap debu yang mengendap di karpet. Begitu pula dengan bulu kucing dan anjing. Dianjurkan agar tidak memakai karpet di semua ruangan rumah Anda. Kalau sudah teledor, maka harus berobat. Si anak dapat diberikan imunoterapi, yakni serangkaian suntikan alergi yang mengandung allergen khusus.
Sumber : Koran Tempo 28 Mei 2009
Faktor genetik merupakan pemicu utama terjadinya alergi ini. Dan, kondisi terjadinya penyakit ini harus ditunjang faktor lain, yaitu lingkungan, maupun gaya hidup orangtua si anak. Misal, si ibu enggan memberikan Air Susu Ibu (ASI), dengan alasan sibuk bekerja, atau takut payudaranya cepat kendor. Pemberian ASI sangat penting. Kesehatan anak lebih utama. Dengan ASI, anak kelak akan menjadi generasi berkualitas yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Faktor lain yang dapat menimbulkan alergi kulit pada anak adalah asap rokok. Untuk itulah, bagi perokok, jangan sampai memenuhi ruangan dengan asap rokok bila terdapat anak-anak. Sebab kulit anak masih sangat rentan dengan sesuatu yang ada di luar tubuhnya, seperti asap rokok maupun asap polusi lainnya. Makanan juga bisa dianggap sebagai pemicu terjadinya eksem pada anak.
Makanan Pemicu Alergi
Golongan makanan yang dapat menimbulkan alergi, antara lain susu sapi, susu kambing, telur, ikan laut, kacang hijau, kacanag kedelai, dan gandum. Komoditas makanan ini mengandung zat yang mendatangkan alergi dalam kadar yang berbeda.
Misalnya, kacang kedelai, karena kadar alergi yang ditimbulkannya rendah, masih bisa dipakai untuk menggantikan susu sapi. Bila, si anak alergi terhadap ikan laut, maka diganti dengan mengonsumsi ikan tawar. Dan, bila si anak alergi gandum, maka diganti dengan nasi. Sebagai orangtua, harus pandai menyiasati menu asupan gizi anak, jangan sampai ada yang kurang hanya karena alergi terhadap beberapa jenis makanan.
Alergi ini biasanya akan berakhir setelah si anak beranjak remaja. Jadi, perlu diperhatikan jenis makanan yang membuat si anak terkena alergi. Jauhi mereka dari makanan tersebut hingga anak beranjak remaja.
Perjalanan alergi itu sendiri cukup panjang. Mulai dari allergy march, saat anak berusia 2-3 tahun, alergi terhadap makanan bayi. Kemudian, bisa berlanjut dengan alergi kulit ataukah asma. Sewaktu penyakit asma hilang, akan muncul alergi hidung, dan yang lainnya, sampai si anak dewasa. Untuk menghindari berkelanjutannya berbagai penyakit pada si anak, sedini mungkin perlu diputus mata rantainya.
Caranya, obat paling ampuh dan paling mudah adalah dengan memberikan ASI. Tidak ada alternatif lain. Dan, ini diberikan sampai anak berusia enam bulan. Dalam ASI, terdapat sejumlah zat yang sangat berguna bagi pertumbuhan anak. Zat tersebut adalah protein hipoalergenik yang melindungi bayi dari ancaman alergi,
Tindakan preventif agar anak jauh dari alergi, maka sebaiknya si ibu mengonsumsi obat probiotik pada trismester terakhir saat hamil. Fungsi obat ini adalah untuk merangsang sel-sel kekebalan untuk membentuk antibodi dari alergi. Tidak semua jenis obat dapat diminum bebas.
Obat daftar G adalah obat keras dengan kode huruf K lingkaran merah. Obat bebas diperjualbelikan terdapat lingkaran hijau. Sedangkan untuk jenis obat bebas terbatas ditandai dengan lingkaran warna biru. Yang berkode OTC-over the counter- merupakan obat warung. Dan yang bertanda huruf P hanya untuk pemakaian bagian luar (tidak untuk ditelan). Terakhir, yang masuk daftar O, merupakan jenis obat yang sangat diawasi peredarannya.
Untuk mengetahui bahwa anak terkena alergi atau tidak, perlu pemeriksaan immunoglobulin E (IgE) yang terdapat dalam darah. Unsur ini merupakan antibodi yang berperan pada reaksi alergi. Cara lain, melalui tes kulit, yaitu memasukkan ekstrak allergen ke kulit.
Seperti sudah disebutkan, faktor lingkungan sangat dominan bagi munculnya alergi ini. Jadi, bukan hanya unsur (entitas) manusianya saja. Contoh lingkungan sangat dominan, adalah bila di rumah memakai karpet, lalu bulu kucing dan anjing, ataupun sisa makanan dan jamur. Unsur-unsur inilah yang menimbulkan alergi pada anak.
Alergi sangat rentan terhadap debu yang mengendap di karpet. Begitu pula dengan bulu kucing dan anjing. Dianjurkan agar tidak memakai karpet di semua ruangan rumah Anda. Kalau sudah teledor, maka harus berobat. Si anak dapat diberikan imunoterapi, yakni serangkaian suntikan alergi yang mengandung allergen khusus.
Sumber : Koran Tempo 28 Mei 2009
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.