melayani penjualan korset untuk nyeri punggung, penyangga tulang belakang, sepatu orthopaedi, koreksi kaki pengkor pada balita, kaki palsu, tangan palsu, dll
Thursday, May 6, 2010
Pentingnya data base
2 minggu yang lalu saya membeli 2 potong bahan baju di sebuah toko textil.
Saya minta bantuan kawan saya yang seorang Tailor untuk membuat 2 baju lengan pendek.
Saya bicara per telepon agar sore hari ia datang ke tempat saya untuk mengukur tubuh saya.
Pak S, 60 tahun berkata “Tidak usah, Dok, sebab saya sudah punya ukuran untuk baju lengan pendek Dokter.”
Saya berpikir “Sudah punya ukurannya? Kapan dia ngukur tubuh saya?”
“Badan dokter kan tidak berubah sejak 6 bulan yg lalu kan?” ia menegaskan.
Saya menjawab “Benar. Berat badan saya tidak berubah. Masih seperti dulu. Dari mana anda mempunyai ukuran badan saya?”
“He..he.. kan Dokter yang ngajarin saya, agar setiap orang yang bikin Baju, Celana atau setelan Jas di catat dalam sebuah Buku Index. Kelak kalau mereka buat baju dll lagi ukurannya sudah ada, mungkin hanya berubah 1 Cm. hal ini dapat dikoreksi ketika ngepas baju tsb.” Pak S menjelaskan.
Ah…benar. Dulu saya pernah beri saran agar Pak S membuat data base setiap pelanggan di dalam sebuah Buku Index. Tinggal cari namanya dan disitulah terdapat data-data ukuran Baju dll dari setiap orang yang pernah membuat pakaian di tailornya. Praktis bukan?
---
Setiap Dokter diwajibkan membuat Catatan Medis dari setiap pasien yang pernah berobat kepadanya. Bila mempunyai Komputer / laptop dapat dibuat Electronic Medical Record setiap pasien yang lebih praktis dan lebih cepat menacarinya dibanding yang secara manual dalam kartu-kartu pasien. Bila sang asisten dokter tidak hadir / cuti maka tugas mencari Kartu pasien ini akan bertele-tele.
---
Ada pasien yang menyimpan setiap hasil pemeriksaan Laboratoriumnya dengan rapih. Bila ia berobat / kontrol kepada dokternya, maka perkembangan penyakitnya dapat dengan mudah diikuti oleh dokter dan pasiennya sendiri.
Sebaliknya ada pasien yang ceroboh menyimpan hasil pemeriksaan laboratoriumnya atau Salinan resep obat yang pernah diberikan oleh dokternya. Akibatnya mereka selalu mengatakan “Lupa.” Lupa dimana menyimpan atau lupa berapa angkanya.
---
Saat ini banyak orang sudah punya HP, alat yang kecil tetapi besar manfaatnya untuk berkomunikasi dengan siapa saja, dimana saja dan kapan saya ( mirip slogan Coca-cola ). Apakah setiap pemilih HP sudah mempunyai backup daftar contact-nya? Belum tentu. Nah..kalau HP nya itu hilang dicuri orang atau kecemplung bak mandi. Hilanglah daftar contactnya.
Mereka bisa beli HP yg baru yg tipenya sama, tetapi ia akan kehilangan Daftar contact yang ada di Phone booknya. Daftar contact yang sangat berharga yang susah payah di tulis satu demi satu selama bertahun-tahun akan lenyap, secepat kita mendelete banyak file dalam Komputer / Laptop kita. Klik…hilanglah semuanya dalam bilangan sepersepuluh detik.
Bila HP nya sederhana sehingga tidak dapat dilakukan Sinkronisasi dengan Komputer / Laptop via Kabel data, maka mereka harus menulisnya secara manual dalam buku Notesnya.
Bila punya HP model baru atau Smartphone, maka daftar contact itu dapat dilakukan Sinkronisasi ke Komputer / Laptop sehingga daftar contact akan ditransfer ke HP baru yang baru dibelinya. Praktis.
Daftar contact itu sebenarnya sebuah data base atau pangkalan data dari setiap orang yang kita kenal. Bila kita sewaktu-waktu membutuhkan nomer HPnya maka denga cepat kita dapat mencarinya dalam daftar contact tadi. Kelihatnnya sepele, tetapi kalau kita pernah kehilangan HP kita maka saat itu ita akan menyesal: mengapa tidak menyimpan arsipnya?
Kalau anda belum melakukan Sinkronisasi HP dengan Komputer / Laptop anda, maka sekaranglah saatnya. Tunggu apa lagi? Anda dapat mempelajari tehniknya dari Buku Panduan yang ada dalam Kotak HP ketika kita membelinya. Selamat bekerja.-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.