Batuk / pilek karena alergi dan asma adalah gangguan saluran pernafasan yang paling umum terjadi. Banyak cara dicoba untuk mempercepat penyembuhan dan pengurangan gejala akibat masalah ini. Dan terapi inhalasi dengan menggunakan Nebulizer adalah yang paling popular.
Terapi inhalasi adalah terapi dengan memanfaatkan uap hasil dari kerja mesin Nebulizer. Uap air yang berasal dari campuran obat dan pelarutnya dipercaya dapat langsung mencapai saluran pernafasan, sehingga efektif untuk mengatasi masalah di daerah tersebut.
INDIKASI
Terapi inhaalsi dianjurkan diberikan kepada penderita asma, alergi saluran pernafasan, atau penderita batuk pilek dengan slem atau lendir berlebihan. Pada dasarnya ada tiga jenis obat yang dipakai dalam terapi inhalasi : (1) bronchodilatator , untuk memperlebar saluran nafas, (2) pengencer dahak dan (3) anti alergi. Ketiga obat tersebut memiliki ukuran molekul yang berbeda, sehingga perlu dilakukan pemilihan Nebulizer yang sesuai.
JENIS NEBULIZER
Ultrasound Nebulizer paling sering menjadi pilihan dalam pemberian terapi inhalasi pada anak-anak karena memiliki keunggulan meng hasilkan uap yang banyak dan memberikan waktu terapi yang singkat serta tidak terlalu berisik. Namun jenis nebulizer ini tidak cocok untuk obat anti alergi yang memiliki molekul besar. Yang lebih cocok untuk obat anti alergi ialah Jet Nebulizer, walau lebih bising namun cocok untuk segala jenis obat.
PROSEDUR INHALASI
1. Selang dan masker yang digunakan pasien harus masing-masing, artinya setiap pasien harus memiliki sendiri.
2. Ikuti resep yang dianjurkan oleh dokter, jangan memakai resep yang diberikan pada sakit sebelumnya.
3. Perhatikan obat mana yang dapat digabung atau harus dipisah dalam pemberian terapi inhalasi.
4. Pada saat mesin dihidupkan, pasien tarik nafas dalam perlahan dengan mulut, tahan 2-3 detik dan hembuskan kembali. Pada anak-anak cukup dianjurkan bernafas normal.
5. Ajarkan kepada pasien untuk tidak bernafas terlalu cepat, karena ini akan menyebabkan pusing, gemetardan mual.
6. Terapi dilangsungkan kurang lebih 10-15 menit.
Obat pengencer lendir kadang-kadang akan meningkatkan frekuensi batuk, hal ini wajar karena batuk adalah suatu reaksi reflek untuk mengeluarkan lender yang telah encer.
Setelah selesai inhalasi fisioterapi akan memberikan terapi lanjutan berupa Postural Drainage ( Pembahasannya telah ada di artikel sebelumnya ) guna membantu mengalirkan lendir.
Terapi inhalasi adalah terapi dengan memanfaatkan uap hasil dari kerja mesin Nebulizer. Uap air yang berasal dari campuran obat dan pelarutnya dipercaya dapat langsung mencapai saluran pernafasan, sehingga efektif untuk mengatasi masalah di daerah tersebut.
INDIKASI
Terapi inhaalsi dianjurkan diberikan kepada penderita asma, alergi saluran pernafasan, atau penderita batuk pilek dengan slem atau lendir berlebihan. Pada dasarnya ada tiga jenis obat yang dipakai dalam terapi inhalasi : (1) bronchodilatator , untuk memperlebar saluran nafas, (2) pengencer dahak dan (3) anti alergi. Ketiga obat tersebut memiliki ukuran molekul yang berbeda, sehingga perlu dilakukan pemilihan Nebulizer yang sesuai.
JENIS NEBULIZER
Ultrasound Nebulizer paling sering menjadi pilihan dalam pemberian terapi inhalasi pada anak-anak karena memiliki keunggulan meng hasilkan uap yang banyak dan memberikan waktu terapi yang singkat serta tidak terlalu berisik. Namun jenis nebulizer ini tidak cocok untuk obat anti alergi yang memiliki molekul besar. Yang lebih cocok untuk obat anti alergi ialah Jet Nebulizer, walau lebih bising namun cocok untuk segala jenis obat.
PROSEDUR INHALASI
1. Selang dan masker yang digunakan pasien harus masing-masing, artinya setiap pasien harus memiliki sendiri.
2. Ikuti resep yang dianjurkan oleh dokter, jangan memakai resep yang diberikan pada sakit sebelumnya.
3. Perhatikan obat mana yang dapat digabung atau harus dipisah dalam pemberian terapi inhalasi.
4. Pada saat mesin dihidupkan, pasien tarik nafas dalam perlahan dengan mulut, tahan 2-3 detik dan hembuskan kembali. Pada anak-anak cukup dianjurkan bernafas normal.
5. Ajarkan kepada pasien untuk tidak bernafas terlalu cepat, karena ini akan menyebabkan pusing, gemetardan mual.
6. Terapi dilangsungkan kurang lebih 10-15 menit.
Obat pengencer lendir kadang-kadang akan meningkatkan frekuensi batuk, hal ini wajar karena batuk adalah suatu reaksi reflek untuk mengeluarkan lender yang telah encer.
Setelah selesai inhalasi fisioterapi akan memberikan terapi lanjutan berupa Postural Drainage ( Pembahasannya telah ada di artikel sebelumnya ) guna membantu mengalirkan lendir.
Sumber : Dr. Johan Talesu Sp.RM RS. Puri Indah Jakarta, www.dmeonline.com, lifemedicalsupplier.com
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.