Pada posting kali ini saya akan menulis suatu komplikasi dari penyakit yang disebut sebagai: D.M. atau Diabetes mellitus, penyakit Kencing Manis.
D.M. merupakan penyakit akibat hormon Insulin yang dihasilkan oleh sel-sel Beta Pankreas ( kelenjar ludah perut ) tidak mampu membuat kadar glucose / gula dalam darah ke dalam batas normal. Akibatnya kadar Glukose darah meninggi dan dilepaskan ke dalam Urine sehingga terdapat glucose dalam urine ( glukosuri ). Sering masyarakat menemukan urine penderita D.M. di dekati oleh semut.
Terdapat 2 tipe D.M. Tipe 1 yaitu D.M. yang menyerang pada usia muda dan D.M. tipe 2 yang menyerang umur dewasa. Tipe 1 biasanya perlu mendapatkan injeksi hormone Insulin setiap hari. Penderita harus menyuntik diri sendiri ( dibantu orang lain ) Insuin setiap hari.
Pengobatan Tipe 2 dapat merupakan kombinasi: perubahan gaya hidup, perubahan pola makan ( hindari makanan yang manis atau yang mengandung Karbohidrat secara
berlebihan ), minum Obat Anti Diabetes ( OAD ), suntikan Insulin ( bila terdapat komplikasi atau infeksi pada bagian tubuh lain ).
Saya akan menuliskan pengalaman dalam menghadapi pasien dengan D.M. tipe 2 ( dewasa ).
---
Pak H, 58 tahun , menderita DM sejak muda. Faktor genetic positip ( Ibunya juga penderita DM ).Obat yang diminumnya tablet OAD. Suatu haru Pak H merasa gatal di punggungnya, digaruk dan terjadi Infeksi kulit ( dermatitis ). Warna kulit kemerahan ( hyperemia ), sedikit bengkak ( edema ), dan terasa agak nyeri. Oleh Dokter Keluarganya diberi kapsul antibiotika, tablet pain killer dan krim kulit antibiotika.
Pak H berobat ke dokter spesialis Kulit di kota Bandung yang kemudian merujuk untuk di rawat di sebuah Rumah Sakit.Seminggu kemudian keluhan kulit tsb tidak membaik dan bahkan makin hebat. Kata isterinya tampak ada benjolan di punggungnya. Ada sedikit demam. Kelainan kulit Pak H ini berubah menjadi Abses, semacam bisul yang harus di sayat ( operasi kecil ) oleh Dokter Bedah untuk mengeluarkan nanah yang terdapat di dalam benjolan tsb. Seminggu kemudian Pak H diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit. Biaya semuanya jutaan rupiah.
---
Ibu M, 62 tahun, penderita D.M. sejak bertahun-tahun.
Kalau berada di dalam rumah Ibu M tidak pernah memakai alas kaki, karena pagi dan sore seluruh lantai rumahnya dipel oleh pembantu. Suatu hari Ibu jari kaki kanan Ibu M tertancap kawat klip kertas. Ia mencabut kawat klip itu dan bekas lukanya diberi larutan Betadine ( anti septis ). Keesokan harinya Ibu M berobat kepada Dokter Keluarganya dan diberi kapsul antibiotika, tablet pain killer dan salep kulit antibiotika.
Seminggu kemudian ibu jari kaki tsb membengkak dan ada demam. Dokter keluarganya menganjurkan agar berobat kepada Dokter Ahli Penyakit Dalam. Keesokan harinya , Ibu M diantar ke Bandung oleh putrinya. Dokter yang memeriksanya memberikan advis agar Ibu M dirawat di Rumah Sakit..
10 hari kemudian Ibu jari kaki kanan Ibu M , tidak membaik, bahkan tampak kehitaman ( gangrene ). Akhirnya Ibu jari kaki tsb diamputasi oleh seorang Dokter Bedah. Ibu M ini dirawat total selama 3 bulan di RS tsb untuk menormalkan kadar gula darahnya dan penyembuhan luka amputasi. Biaya semuanya puluhan juta rupiah.
Pulang dari RS. Luka amputasi membaik tetapi meniggalkan sebuah lubang kecil berdiameter 2 milimeter. Tahun berikutnya Ibu M dipanggil Tuhan dan lubang itu tetap tidak menutup.
Dari contoh 2 kasus di atas, tampak bahwa komplikasi penyakit D.M. sangat serius. Semula dianggap sepele, akhirnya memberikan komplikasi berat. Ada yang sembuh dan ada yang belum sembuh meskipun diterapi berbulan-bulan dan memerlukan biaya jutaan rupiah.
---
Bila ada penderita penyakit D.M.:
1. Hendaknya bertindak hati-hati bila mendapat luka lecet, luka tersayat, atau luka tertusuk benda tajam.
2. Segera berobat kepada Dokter Ahli Penyakit Dalam untuk mendapat perawatan yang terbaik.
3. Tindakan terakhir sering kali berupa tindakan amputasi jari kaki atau kaki.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.