Friday, June 26, 2009

Sirkumsisi (01)






Khitan, sunat, sirklumsisi adalah pemotongan kulit preputium pada alat vital pria.
Khitan dapat dilakukan pada pria usia anak-anak dan dewasa. Pada posting ini dikisahkan khitan pada anak pria.

Ketika tahun 1980 – 1983 ketika saya bertugas di salah satu Puskesmas di Kabupaten Cirebon, setiap tahun diadakan khitan masal di tingkat Kecamatan. Penyelenggara khitan masal ini adalah salah satu Partai Politik besar. Biasanya anak-anak yang dikhitan cukup banyak sekitar 50 -60 orang. Pelaksana khitan ini biasanya tenaga Puskesmas setempat yaitu Dokter dan Perawat-perawat.

Tehnik yang dilakukan biasanya, guilotine technik / pemotongan preputium dengan pisau bisturi ( bedah ) dan menjahit luka khitan dengan catgut. Anesthesi yang dilakukan dengan menggunkan anestesi lokal dengan cairan Lidokain 2% atau Procain 2% yang biasa tersedia di Puskesmas untuk keperluan ini. Saat itu belum ada tehnik dengan menggunakan Sinar laser atau alat Elektro kauter. Dengan kedua alat ini maka perdarahan yang terjadi nyaris tidak ada, sebab pemotongan dilakukan dengan energi panas sehingga pembuluh darah kecil yang terpotong akan menutup akibat energi ini.

26 Juni 2009 saya melakukan khitan pada anak pria, Viki ( bukan nama sebenarnya ), usia 11 tahun. Beberapa hari sebelum tanggal tsb, ayah Viki bertanya kepada isteri saya yang juga dokter umum, apakah dapat melakukan khitan? Putranya minta dikhitan, sebab katanya malu diledekin kawan-kawannya kalau pipis bersama di toilet sekolahnya sebab Viki bekum disunat.

Bulan Juni 2009 ini kebetulan masa libur anak sekolah sehingga masa ini digunakan untuk melakukan khitan pada Viki. Akhirnya disepakati Viki akan dikhitan oleh saya di tempat praktek saya. Saya menggunakan alat Elektro kauter agar perdarahan lukan khitan minim atau tidak ada. Alat ini cukup praktis sehingga bahaya perdarahan, relatip tidak terjadi. Anestesi lokal dilakukan secara Blok anestesi pada pangkal penis Viki dengan menggunakan cairan Lidocain 2% sebanyak 2 cc. Luka khitan dirawat dengan mengunakan benang chromic catgut 03 pada beberapa lokasi dan luka khitan saya olesi dengan antibiotika salep kulit.

Pemotongan kulit preputium tergolong cepat dengan alat ini. Waktu yang lama lebih banyak dipakai ketika saya harus membersihkan dan melepaskan kulit preputium dari kepala penis ( glans ). Disitu banyak melekat benda putih seperti tepung ( smegma ), kulit dan glans mesti dilepaskan dengan menggunakan alat pean, seperti gunting capit yang ujungnya bengkok.

Dalam ingatan saya masih terekam tehnik khitan yang pernah saya lakukan dan untuk mengingat kembali saya membaca catatan kecil di komputer saya tentang tehnik khitan ini. Isteri saya turut membantu ketika saya melakukan khitan ini.

Kami bersyukur proses khitan terhadap Viki berlangsung dengan baik. Ketika pulang Viki mendapat obat kapsul antibiotika, tablet anti nyeri, tablet anti peradangan dan salep kulit antibiotika dan berpesan agar kembali 3 hari lagi untuk kontrol luka khitan.

Kalau pernah melakukan suatu pekerjaan seperti khitan, maka bila melakukannya lagi tidak terasa sulit. Amin.
---
Kutipan:
Manusia dilahirkan untuk sukses, bukan gagal ( Henry David Thoreau ).




No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.