Tuesday, December 1, 2009

Patah tulang


Orang yang sudah lanjut usia ( Lansia ), mulai umur 60 tahun sudah mengalami Osteoporosis ( keropos tulang ). Adanya benturan ( truam  fisik ) yang sedikit saja sudah dapat terjadi patah tulang ( fraktur ) terutam pada anggota gerak bawah ( tungkai atas dan tungkai bawah ) dan anggota berak atas ( lengan atas dan lengan bawah ).

---

Kejadian ini pernah saya alami pada tahun 1990 menghadapi seorang pasien  wanita lanjut. Suatu pagi saya dipanggil oleh keluarga pasien, Ny. A, 81 tahun. Mereka mengatakan bahwa ibunya itu merasa kesakitan yang hebat setelah buang hajat di kamar mandi.

Saya menghadapi Ny. A ini yang sedang mengerang-ngerang kesakitan. Kaki kanannya tidak dapat digerakkan dan kalau digerakan tungkai atas kanan oleh saya ia menjerit kesakitan. Panggul kanan ada nyeri tekan.

Saya membuat Diagnosa kerja saat itu: suspect ( tersangka ) Fracture Collum Femoris Dextra ( patah leher tulang paha kanan ). Saya membuat surat pengantar untuk membuat Foto panggul dan Tungkai atas sebelah kanan dan Surat Rujukan kepada Teman Sejawat Ahli Bedah Tulang ( Orthopaedi ) di kota Cirebon.

Beberapa hari kemudian  putri Ny. A datang ke tempat praktek saya melaporkan bahwa dari hasil Foto memang ada Patah tulang seperti yang saya duga. Dr. Ahli Tulang tidak menyarankan untuk oprerasi mengingat faktor usia yang sudah lanjut. Beliau memberikan resep tablet anti nyeri yang tidak banyak manfaat bagi Ny. A, karena ia masih mengeluh sakit.Terapi untuk patah tulang jenis ini adalah operasi. Bonggol leher tulang paha ini diganti dengan Prothese yang harganya cukup mahal.

2 tahun kemudian saya mendapat informasi dari salah satu anggota keluarganya yang datang berobat kepada saya bahwa Ny. A mengalami patah tulang yang sama pada sisi  kiri.

Aduh…klop sudah penderitaannya. Sakit makin sakit. Ny. A hanya dapat berbaring di atas bednya. Badannya urus kering. Saya tidak tahan melihatnya ketika dipanggil datang untuk memeriksa kesehatan Ny. A ini. Ny. A ini akhirnya meninggal dunia pada usia 90 tahun dalam keadaan menderita hebat.

---

Kasus yang kedua saya hadapi adalah Ny. B, 68 tahun yang menderita patah tulang seperti Nya.

Kisahnya demikian:

Suatu hari Ny. B mengunjungi salah satu Bank di kota kami. Lantai kantor tsb sedang dipel oleh salah seorang petugas Cleaning service. Ny. B melintas dekat ia bekerja. Entah bagaimana eh...tahu-tahu kakinya terdorong oleh tongkat pel tsb. Akibatnya tubuh Ny. B oleng dan jatuh diatas lantai.

Ny. B meraung-raung kesakitan. Terjadi keribuatan di kantor Bank tsb. Ny. B minta bantuan pihak Bank untuk memanggil adik laki-lakinya,Tn. K, 62 tahun. Tn. K datang untuk melihat keadaan kakaknya. Kemudian tn. A berkonsultasi dengan saya via handphonenya. Saya menganjurkan agar segera dibawa ke RS terdekat untuk minta bantuan Dokter di UGD untuk memeriksa dan membuat Foto Panggul dan tungkai yang sakit. Hasilnya benar ada patah leher tulang paha sebelah kanan. Pihak keluarga Ny. A minta bantuan dana untuk pengobatan, tetapi saya tidak mendapat kelanjutan realisasinya.

Ny. B akhirnya dibawa ke Bandung untuk di operasi dan mengganti bonggol leher tulang paha yang patah tsb. Oleh seorang Dokter Ahli Bedah Tulang. Biayanya lumayan besar, puluhan juta rupiah. 2 bulan kemudian Ny. B ini sudah dapat berjalan dengan bantuan kruk dan  saat ini  ia sudah dapat berjalan kembali tanpa kruk. Ia berjalan agak pintang akibat panjang kaki kiri dan kanan berbeda. Saya bilang diakalin saja dengan meninggikan  beberapa milimeter alas sandal atau sepatu yang dipakainya agar panjang kaki kiri dan kanan menjadi sama diukur dari permukaanlantai tempat ia berdiri. Saat ini Ny. B sudah dapat berjalan kembali.

---

Hindari benturan / trauma fisik pada usia lanjut diatas 60 tahun. Patah leher tulang paha sangat menyakitkan dan membutuhkan biaya puluhan juta rupiah.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.