Hari lepas hari, tanpa terasa waktu berjalan dengan cepat.
Perasaan baru kemarin hari Minggu, sekarang sudah hari Minggu lagi.
Perasaan baru saja saya memeriksa kesehatan para Opa & Oma di Panti Wreda Kasih milik Gereja kami pada hari Jum’at yang lalu, kemarin 20 Mei 2011 sudah hari Jum’at lagi.
Waktu berjalan cepat tanpa terasa.
Pagi ini Minggu 22 Mei 2011 saat saya dan isteri selesai mengikuti Kebaktian pagi dan meninggalkan gedung Gereja kami, pikiran saya melayang ke beberapa tahun yg lalu saat ada seorang Om ( bapak ) menghampiri kami dan ngobrol dengan saya.
Om L ( yang usianya di atas saya ) berkata “Dok, apakah dokter masih bekerja di Panti?” Rupanya Om L ini mengenal saya seorang dokter umum dan bekerja di Panti milik Gereja kami.
Saya jawab dan balik bertanya kepadanya “Masih, Om… Ada apa ya?”
Om L melanjutkan “Begini dok, ada seorang keponakan wanita Om yang baru saja di wisuda sebagai Dokter umum. Ia bermaksud ingin bekerja di Panti Gereja kita.”
Saya berkat “O..Selamat ya. Kalau mau bekerja di Panti, Om silahkan mengajukan permohonan kepada Tata Usaha Gereja atau Ketua Pengurus Panti.”
Om L menjawab dengan wajah cerah “O..begitu ya. Berapa honornya per bulan, dok?”
Saya tersenyum dan menjawab “Om..bekerja di ladang Tuhan, selain Pendeta, Supir, Petugas Tata Usaha, Satpam , kami ( Pengurus Panti dan Anggota Majelis Gereja ) tidak mendapat honor setiap bulannya. Meskipun demikian Tuhan memberkati pelayanan kami setiap saat, tetapi mungkin bukan dalam bentuk materi. Saya sendiri yang sudah pensiun dari Pegawai Negeri Sipil sejak TMT ( Terhitung Mulai Tanggal ) 1 April 2000, mendapatkan honor dari praktik pribadi saya.”
Mendengar penjelasan saya, dahi Om L mengkerut, tanda perkejut. O…..begitu ya.
Saya melanjutkan “Baguslah kalau keponakan Om yang dokter itu berminat melayani di Gereja kita, tetapi tidak ada honornya Om…, honor di dapat dari praktik pribadi di tempat praktik ( yang dapat berlokasi di Apotik tertentu / tempat praktik sendiri )”.
Saya yakin Om dan keponakannya akan berpikir 2 kali sebelum mengambil keputusan yang mungkin dilematis bagi mereka. Study Kedokteran membutuhkan biaya yang sangat besar dan saat sudah lulus, tentu berharap akan mendapat gaji / honor yang cukup, minimal untuk mengembalikan biaya study Teman Sejawat yang Dokter.
Tidak heran kalau sampai sekarang belum ada T.S. yang dapat menggantikan pelayanan saya di Panti Wreda kami. Tiap 2 tahun sekali ada pergantian Pengurus Panti, tetapi nama saya tidak pernah dicoret dari jabatan Anggota Pengurus Panti ini. Saya berharap suatu saat ada T.S. yang bersedia melayani di Panti Wreda Kasih ini.
Maukah melayani, seperti topik posting saya kali ini?
Semoga ada T.S. yang bersedia. Amin.-
---
Kesuksesan bukan tergantung dari berapa banyak uang yang ada di Rekening Bank kita, tetapi tergantung dari apa yang kita miliki di sekitar kita.
---
Kesuksesan bukan tergantung dari berapa banyak uang yang ada di Rekening Bank kita, tetapi tergantung dari apa yang kita miliki di sekitar kita.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.