KOMPAS.com — Suatu ketika, sampel darah bisa digunakan untuk memperkirakan usia seseorang. Pengujian teknik pengukuran usia lewat sampel darah tersebut dilakukan Pusat Penelitian Kanker Nasional di Spanyol.
Pengujian yang diadakan oleh Spanish National Cancer Research Centre ini dilakukan dengan mengukur panjang telomere yang terletak di ujung kromosom. Rupanya, ilmuwan mendapati telomere berhubungan dengan kecepatan seseorang menua secara biologis. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan telomere yang pendek memiliki usia biologis yang lebih singkat daripada orang dengan telomere yang panjang.
Jika teknik tersebut sempurna, metode pengukuran usia dengan darah akan dipasarkan lewat perusahaan Life Length yang saat ini mendekati berbagai perusahaan diagnosis medis di Eropa. Saat mulai dipasarkan tahun depan, biaya pengujian ini berkisar 700 dollar AS untuk sekali pengukuran.
Berbagai kritik dilayangkan terhadap pengujian ini karena dapat memicu ketakutan orang terhadap kematian dan membuat orang lebih rentan terhadap penipuan melalui obat-obatan yang diklaim mampu memperpanjang telomere alias usia. Selain itu, beberapa protes juga berkaitan dengan kemungkinan perusahaan-perusahaan asuransi mewajibkan tes telomere terhadap orang-orang yang hendak mendapatkan asuransi untuk menentukan tarif. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)
Pengujian yang diadakan oleh Spanish National Cancer Research Centre ini dilakukan dengan mengukur panjang telomere yang terletak di ujung kromosom. Rupanya, ilmuwan mendapati telomere berhubungan dengan kecepatan seseorang menua secara biologis. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan telomere yang pendek memiliki usia biologis yang lebih singkat daripada orang dengan telomere yang panjang.
Jika teknik tersebut sempurna, metode pengukuran usia dengan darah akan dipasarkan lewat perusahaan Life Length yang saat ini mendekati berbagai perusahaan diagnosis medis di Eropa. Saat mulai dipasarkan tahun depan, biaya pengujian ini berkisar 700 dollar AS untuk sekali pengukuran.
Berbagai kritik dilayangkan terhadap pengujian ini karena dapat memicu ketakutan orang terhadap kematian dan membuat orang lebih rentan terhadap penipuan melalui obat-obatan yang diklaim mampu memperpanjang telomere alias usia. Selain itu, beberapa protes juga berkaitan dengan kemungkinan perusahaan-perusahaan asuransi mewajibkan tes telomere terhadap orang-orang yang hendak mendapatkan asuransi untuk menentukan tarif. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.