Prioritas apa ketika isu ‘miring’ menerpa perusahaan Anda? Tentu bila Anda termasuk kategori pemberi keputusan atau eksekutif perusahaan, berpikir visioner harus Anda lakukan. Peran aktif Anda sangat penting pada situasi krisis, namun langkah-langkah strategis perlu kembangkan. Gagasan-gagasan itulah memicu betapa pentingnya Public Relation (PR) dalam situasi krisis menerpa perusahaan.
Untuk mendiskuksikan krisis, ada banyak metode dan strategi yang melibatkan gagasan PR. Salah satunya melibatkan publik untuk mengatasi krisis perusahaan. Benarkah? Contoh kasus yang terjadi di Amerika adalah keterpurukan General Motors akibat dampak krisis global. Nah, untuk Indonesia bisa kita amati perkembangan dari maskapai penerbangan Merpati. Bagaimana keterlibatan publik melakukan penetrasi pengaruh memberikan kekuatan menyuplai langkah strategis.
Faktanya, General Motors (GM) terpaksa merumahkan karyawannya akibat krisis. Lantas kabar krisis pun menjadi momok menakutkan bukan hanya untuk karyawannya. Tapi Imbasnya terhadap perekonomian Amerika, keterlibatan publik pun kian menjadi setelah spekulasi manajemen dan pengamat menyatakan pemerintah Amerika harus lakukan bail out agar GM tidak bangkrut. Sama dengan Merpati, Pemerintah Indonesia pun melakukan bail out, setelah publik ‘bernyanyi’.
Meski demikian, ada persamaan dan perbedaan ketika krisis atau bangkrut menerpa perusahaan swasta Anda. Perluasan kewenangan PR dengan melibatkan publik selain hubungan media perlu Anda ketahui. Siapakah publik itu? Mari kita klasifikasikan. Publik artinya masyarakat dengan akses dan transformasi tak terbatas. Manfaatkanlah mereka untuk melakukan revitalisasi terhadap krisis manajemen Anda.
Proses awal gagasan keterlibatan publik bisa Anda lakukan dengan cara berikut ini.
1. Identifikasikan persoalan krusial dari isu atau krisis bisnis yang Anda miliki.
2. Fokuskan point solusi yang menurut Anda efektif dan efisien.
3. Lakukan propaganda dengan melibatkan akademisi untuk menemukan cara pandang berbeda secara teoritis. Contohnya : Ajak pengamat bicara pada media tentang krisis Anda tapi fokuskan mereka untuk lebih konstruktif.
4. Buka obrolan Anda dengan komunitas-komunitas jaringan sosial untuk membentuk pencitraan membangun sense of belonging. Contoh : “Jackie Chan Meninggal” lantas dalam hitungan jam setiap orang di seluruh dunia melakukan search engine di google dan situs lainnya. Dan akhirnya spekulasi tersebut memfokuskan pada film kungfu Panda 2 yang akan rilis. Tapi di balik itu tim promo kungfu Panda sedang memproyeksikan krisis target penjualan film tersebut.
5. Kampanyekan ide-ide publik yang solutif ke dalam media massa dan sosial dengan isi yang menarik sekaligus provokatif. Contohnya : Misalnya Bunuh Waktu Macet dengan “GPS traffic” (alat yang mendeteksi kepadatan lalu lintas. Pengendara bisa cepat mengambil jalan alternatif sebelum terjebak macet)*
6. Bukalah kemitraan bisnis Anda dengan segala sumber untuk mempersempit krisis dan membentuk peluang baru.
Inilah kesempatan PR melibatkan publik untuk melakukan ragam kreatif menekan krisis. Bahkan black campaigne sekalipun untuk membentuk reputasi dan kredibilitas. Tengok saja, Djarum, Sampoerna, Toyota, Indofood telah melibatkan publik dengan melakukan revitalisasi hingga membentuk unit bisnis baru khusus publik. Hasilnya, mengesankan!
Saya tunggu komentarnya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.