Aku cinta film spongebob squarepants, meski bukan cinta mati atau setengah mati. Mulai dari karakter spesies beserta segala macam sifat-sifatnya, penggambaran karakter yang unik dan konyol abis, seperti squidward tentacle yang kalau ketawa hidungnya kembang kempis seperti mau runtuh, spongebob squarepant yang punya kotak tertawa dan imajinasi hampir tak terbatas, patrick star pengangguran yang dungunya tak terselamatkan, eugene krab yang matanya membentuk simbol dollar setiap ada makhluk laut yang memesan krabby patty, sandy mamalia darat bergigi maju yang selalu memakai helm kedap air, plankton makhluk bersel satu ambisius yang beristrikan sebuah mesin, gary siput penurut yang tidak memiliki kosakata lain selain “meow”, dan juga karakter yang tergolong ghaib seperti flying dutchman dan neptune. Semua aku suka.
Ada pesan moral dan sindiran samar dalam setiap episode spongebob, tapi kadang aku lupa untuk memetiknya karena terlalu sibuk ketawa sendiri. Seperti the simpsons, sebenarnya film spongebob bukan tontonan yang cocok untuk anak kecil. Spongebob lebih pas kalau ditonton oleh orang dewasa yang suntuk pikiran dan lelah jasmani sehabis jam kerja. Sambil ditemani segelas kopi dan sebatang rokok, mendengarkan theme song pembuka film spongebob squarepants seperti mendapat suntikan semangat yang benar-benar baru. Semangat yang belum tentu bisa didapat di pagi hari ketika briefing dengan atasan.
Yang cinta spongebob, mari ikut bernyanyi
who lives in a pineapple under the sea
absorbent and yellow and porous is he
if nautical nonsense be something you wish
then drop on the deck and flop like a fish
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.