Thursday, February 18, 2010

Meninggal usia muda



Pagi ini sekitar pk. 06.30 ada seorang pemuda, 25 tahun datang tergopoh-gopoh untuk menjemput saya. Katanya ia mendapat amanah dari seorang tetangganya agar segera mencarikan dokter, dokter siapa saja boleh. Pasien tampak tersengal-sengal seperti kehabisan nafas.

Jarak rumah mereka di sebuah Gang dengan rumah kami sekitar 200 meter. Ia membonceng saya dengan sepeda motornya. Pagi itu saya naik ojek seperti yang sering kali saya alami ketika dipanggil pasien untuk memeriksanya di rumah mereka.

Rumah ibu Narsih ( bukan nama sebenarnya ) sangat sederhana. Putrinya bernama Neneng ( bukan nama sebenarnya ), 27 tahun, 2 minggu yang lalu melahirkan seorang bayi yang sehat dan normal. Kelahirannya di tolong oleh seorang Ibu Bidan di dekat rumah mereka. Riwayat persainan cukup baik dan tidak ada perdarahan yang abnormal. Kondisi ibu dan bayi sehat.

Saya melihat Ibu Neneng terbaring diatas sebuah kasur yang terletak di lantai di rumah tamu rumah mereka ( rumahnya kecil ). Saya mohon ijin untuk memeriksa sang pasien dan segera memeriksa Pupil ( anak mata ). Tampak Pupil melebar ( midriasis total ) dan refleks cahaya yang Negatip pada kedua matanya. Bunyi Jantung dan Paru-paru juga Negatip, Nadi tidak teraba. Suhu tubuh agak dingin. Saya membatin pasien ini sudah meninggal dunia belum lama berselang.

Saya berkata kepada Ibu Narsih, bahwa putrinya sudah dipanggil Tuhan.
Tampak Ibu Narsih dan semua anggota keluarganya sedih.

Salah seorang Ibu yang masih keluarga mereka bertanya kepada saya “ Apa penyebab kematiannya, Dok?”

Saya menjawab “Sulit mengetahuinya, Bu. Saya datang saat semuanya sudah berhenti pada Ibu Neneng ini. Melihat riwayat kesehatan dan persalinan bayinya nampaknya semua baik-baik saja. Kita tidak mengerti mengapa Ibunya meninggal dunia dan bayinya sehat setelah dilahirkan 2 minggu yang lalu. Selama 2 minggu ini Ibunya juga tidak mengeluh sakit apa-apa.”

Semua yang berada di ruangan itu sedih, tapi pasrah kalau Neneng sudah meninggalkan mereka semua. Suami Neneng yang sedang berada di luar kota diberitahu tentang isterinya dan diminta segera pulang.

Saya membuatkan sebuah Surat Keterangan Kematian untuk keperluan pemakaman dll.

Pagi-pagi saya sudah menangani sebuah kasus kematian yang unik. Mengapa Tuhan memberikan seorang anggota keluarga baru, tetapi memanggil seorang anggota keluarga yang lain dalam waktu singkat? Kita semua tidak mengerti rencana Tuhan, kita pasrah dan ikhlas atas kepergian Neneng.

“Met jalan, Neng.”

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.