Thursday, February 11, 2010

Pasien tidak sembuh






Pasien yang sudah berobat dan belum sembuh pada umumnya datang kembali ( kontrol ) kepada dokter semula.

Setelah berobat, tentu sang pasien dan sang dokter berharap agar pasien dapat sembuh. Kalau mungkin sembuh dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Kesembuhan pasien tergantung dari:

1. Faktor pasien: kepatuhan minum obat ( obat diminum sesuai takaran / dosis yang sudah ditentukan ), sugesti pasien ( ada pasien yang hany amau berobat kepada dokter tertentu / langganannya dan tidak mau berobat kepada dokter lain ) dan obat dibelikan sesuai resep obat dari dokter ( setengah resep atau satu resep penuh ).

2. Faktor penyakit yang diderita pasien: penyakit pada stadium dini ( awal ) lebih mudah disembuhkan dari pada penyakit stadium lanjut ( menahun ) dan lama terapi tiap-tiap penyakit berbeda-beda ( ada yang perlu waktu 1 minggu dan ada yang perlu terapi selama minimal 6 bulan , mislanya pada TBC paru ).

3. Faktor Keluarga: peranan Keluarga pasien juga berpengaruh terhadap kesembuhan pasien, terutama pasien dengan sakit berat. Keluarga pasien sangat diharapkan membantu kebutuhan pasien ( makan, minum, dll kebutuhan pribadi sehari-hari ) agar pasien dapat segera sembuh. Tanpa kesediaan Keluarga membantu pasien maka lebih baik kalau pasien dirawat di Rumah Sakit saja ( itupun kalau tersedia dana untuk biaya perawatan).

Contoh kasus:

1. Ibu Umi ( bukan nama sebenarnya ), 40 tahun, yang menderita Infeksi Saluran Kencing diberi resep obat untuk selama 10 hari. Obat dibeli setengah resep. Hari ke 4 pasien datang kembali dan mengeluh penyakitnya belum sembuh tuntas, pasien masih mengeluh adanya rasa tidak nyaman di bawah pusar ( lokasi Kandung Kemih ), demam sudah hilang. Setelah diperiksa kembali, dokter menyarankan agar sisa obat segera dibeli dan dimum habis sesuai atruran minum. Hari ke 12 pasien datang kembali, melaporkan obat sudah habis dan semua gejala penyakit hilang. Hasil pemeriksaan Urin ( ulangan ) dari Lab. Klinik pada Urine: tidak ditemukan kelainan alias pasien sudah sembuh dari ISK.

2. Bapak Edi ( bukan nama sebenarnya ), 45 tahun berdasar hasil: wawancara, pemeriksaan Fisik dan pemeriksaan Foto Toraks ( Jantung dan Paru-paru ) menderita TBC paru . Pasien diberi resep 4 macam kombinasi obat spesifik untuk TBC paru selama 1 bulan dan diberitahukan agar kontrol setiap obat habis dan lama terapi minimal 6 bulan tenpa terputur-putus. Selain itu juga dianjurkan agar stop merokok, hindari asap rokok sekitarnya dan mengkonsumsi ekstra Protein ( susu, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan ). Tiap bulan pasien datang kontrol untuk selama 3 bulan saja.1 bulan berhenti minum obat dan bulan ke 4, pasien datang kembali dan mengeluh sering batuk-batuk lagi. Disini pasien tidak patuh untuk kontrol dan bahkan obat yang seharusnya 6 bulan dihentikan pada bulan ke 3. Jadi pasien tidak patuh minum obat karena pasien merasa penyakitnya sudah sembuh ( sudah tidak mengeluh ada batuk, sesak dll ), meskipun selera makan menurun. Penyakit pasien belum sembuh. Lama minum obat tidak terpenuhi.

Dari ilustrasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa tidak mudah menyembuhan penyakit pasien, bila pasien tidak turut membantu penyakitnya sendiri. Anjuran dokter perlu diikuti dengan kepatuhan pasien dalam rangka penyembuhan penyakitnya.

Sering kali keputusan ada di tangan pasien. Mau sembuh atau tidak?
Kalau sudah sembuh, sangat dianjurkan agar penyebab penyakitnya jangan diulangi lagi, misalnya merokok harus dihentikan ( merokok aktip atau perokok pasip ). Bila setelah dinyatakan sembuh lalu merokok kembali maka penyakit TBC paru yang dideritanya dapat kambuh kembali.

Jadi anjuran berhenti merokok memang ada alasannya, yaitu alasan kesehatan dan alasan penghematan uang yang dapat dibelikan untuk hal-hal yang lebih berguna.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.