Wednesday, August 11, 2010

Chest pain



Chest pain atau nyeri dada sering kali dikeluhkan oleh pasien yang datang berobat. Ada yang mau datang kembali dan  ada yang tidak datang kembali, seperti kisah dibawah ini.

Kemarin 11 Agustus 2010 pukul 08.30 datang berobat Ibu R, 73 tahun dengan keluhan chest pain. Rasanya seperti tertekan yang menjalar ke lengan kiri ( khas gejala dari Penyakit Jantung Koroner / PJK ) dan badan basah kuyup berkeringat dingin. Keluhan ini terasa tadi malam. Saat datang berobat keluhan berkurang tetapi belum hilang benar.

Pada pemeriksaan tanya jawab, pasien pernah mengalami Stroke  pada tahun 1998 dan mengidap Darah Tinggi. Minum obat tidak teratur. Saat pemeriksaan tensi: 160/100 mmHg. Pasien tidak gelisah dan kontak cukup baik.

Segera saya membuatkan Surat pengantar ke sebuah Laboratorium Klinik terdekat untuk membuat EKG ( Elektro Kardio Grafi, rekaman grafik denyut Jantung ). Kepada pasien saya berpesan, begitu ada hasilnya segera saya dihubungi lebih lanjut. Ada rencana saya segera merujuknya kepada seorang Dokter Ahli Jantung ( Cardiologist ) di kota kami. Untuk sementara saya memberikan  2 macam obat yang harus diminum pasien.

Sampai malam hari saya tutup praktik, hasil EKG itu tidak kunjung datang. Kemanakah sang pasien? Tidak ada penjelasan lebih lanjut dari keluarganya.

----

Pagi ini pukul 09.45 datang Ibu S, putri Ibu R bersama sang suami membawa hasil EKG Ibu R.

Saya bertanya “ Kapan hasil EKG ini diterima? Dan mengapa saya tidak segera diberitahu via Handhone yang sudah saya berikan?”

Ibu S menjawab “ Kami menerima hasil EKG ini pukul 17.00 ( kok lama sekali ya hasilnya ). Oleh karena  menjelang buka puasa maka kami  akan membawa hasil EKG ini besok pagi ( hari ini ) saja.”

Hasil pemeriksaan grafik EKG ibu R menunjukkan ada: Ichemic Anterior Wall ( penyumbatan aliran darah pada Jantung bagian depan ).

Saya membatin “Ah...kasihan Ibu R. ini, pasti kemarin sampai saat ini ia menderita  nyeri dada.”

Saya segera membuat Surat Rujukan ke Bagian Unit Gawat Darurat di RSU Gunung Jati Cirebon dimana  ada banyak Dokter Ahli Jantung ( Cardiologist ) bertugas. Semoga Ibu R dapat bertahan melawan maut.

Saya tidak mendengarkan lagi keluhan Ibu S yang menyatakan akan berunding dahulu dengan saudara/i yang lain. Yang saya  utamakan adalah “Life saving dahulu. Urusan lain-lain  dapat di rundingkan sambil berjalan, setelah Ibu R masuk RS”.


---

Tidak mudah mengirim pasien ke RS. Alasan yang utama adalah masalah dana yang harus disiapkan dalam waktu singkat.

Dari kejadian ini saya berkesimpulan:

  1. Kita mesti mempunyai tabungan sekecil apapun  untuk digunakan dalam keadaan gawat darurat.

  2. Kita wajib memelihara kesehatan masing-masing untuk menghindari kesulitan yang akan timbul dari masalah kesehatan.

  3. Dalam keadaan gawat darurat, kita mesti segera bertindak terutama untuk life saving.



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.