Saturday, August 21, 2010

Sakit pinggang




Sakit pinggang sering disebut sebagai Lumbago. Dalam bahasa sehari-hari  pasien menyebutkan lara boyok ( bahasa Jawa ).

Bila ditemukan keluhan tsb dokter mesti membuat Diagnosa banding ( differential diagnose ) antara lain: peradangan Ginjal, Batu Saluran Kencing, ganguan tulang belakang dan gangguan otot pinggang. Satu persatu DD ini dikeluarkan dan akhirnya  didapat sebuah Diagnose ( penentuan penyakit ). Hal ini tidak mudah, apalagi bila pasien tidak dapat bekerja sama dengan dokter untuk membuat sebuah Diagnose penyakitnya. Untuk membuat Diagnose sering kali dokter harus meminta hasil pemeriksaan penunjang ( Foto Rontgen, USG, dll ) yang memerlukan biaya pemeriksaan yang harus pasien bayar.

---

Pagi ini datang berobat Ibu S, 35 tahun, seorag karyawati sebuah perusahaan swasta.
Ibu S mengeluh sakit pinggang sejak 2 hari yang lalu, tidak sedang Haid, tidak ada trauma / benturan pada pinggang sebelumnya, tidak ada demam, tidak ada mual / muntah.

Ibu S bekerja sejak 3 tahun sebagai operator komputer pada perusahaan tsb.

“Sebelah mana yang terasa nyeri?” saya bertanya sambil memeriksa pinggang pasien dalam posisi berbaring diatas bed pemeriksaan.

“Disini, Dok.” jawab Ibu S sambil menunjuk daerah pinggang sebelah kanan.

Saya bertanya lagi ”Apakah disini juga terasa nyeri?” sambil menekan pinggang sebelah kiri.

“Iya disitu juga  terasa sedikit nyeri.” Katanya.

Tekanan darah Ibu S dalam batas normal, 120/80 mmHg.

“Apakah anda sudah minum obat?” tanya saya kepada Ibu S.

“Belum, Dok.” Jawabnya.

Kalau belum minum obat, maka keluhan pasien tidak begitu serius, pikir saya. Kalau sudah mencoba minum sesuatu obat, maka keuhan nyerinya  cukup mengganggu kenyamanan pasien.

Saya bertanya lagi untuk mencari penyebab keluhan pasien ini.

“Ibu, apakah  posisi tubuh anda ketika bekerja selam jam kerja cukup nyaman?”

“Biasa saja, Dok”

“Apakah tinggi jok kursi  yang diduduki Ibu cukup nyaman sehingga bahu ibu  dalam keadaan releks / santai?”

“Tidak. Kursi saya itu rasanya  kurang cocok sehingga  sering kali bahu saya juga terasa tidak nyaman. Saya bekerja ngetik dan melakukan data entry di komputer kantor. Akhirnya pingang saya terasa nyeri.” Ibu S menjelaskan.

“Ibu, seharusnya jok kursi anda sedemikian rupa tingginya sehingga bahu terasa nyaman dan lengan atas ibu membentuk sudut  90 derajat terhadap lengan bawah. Jadi  bahu anda dalam keadaan releks. Ketika bekerja juga  punggung anda harus bersender kepda punggung kursi anda  juga dalam posisi tegak lurus, tidak miring ke kiri atau ke kanan. Anda harus mempunyai kursi yang ergonomis,  tinggi jok kursi dapat disetel ketinggiannya sehingga anda dapat duduk dengan nyaman. Kalau memungkinkan anda  harus ganti kursi anda dengan kursi yang tadi saya katakan atau anda harus mengganjal bokong anda dengan sebah bantal agar anda dapat duduk dengan nyaman selama jam kerja. Kalau posisi duduk anda tidak tegak lurus maka pinggang akan miring sedikit ke kiri atau ke kanan dan ini akan menyebabkan sakit pingang atau Lumbago. Otot-otot penegak tubuh akan mengalami tegang / spasme dalam waktu yang lama sehingga akan memberikan rasa nyeri pada pinggang anda.”

“O.. gitu ya dok. Baiklah besok saya akan minta ganti kursinya  dengan kursi yang dokter  sebutkan tadi.”

Saya memberikan resep obat berupa krim obat gosok, 1 macam tablet anti nyeri dan 1 macam vitamin neurotropik ( B kompleks ).

---

Keluhan Lumbago ini sering dikeluhkan oleh Sekretaris, Supir,  dan profesi lain yang banyak duduk. Untuk menghindari keluhan tadi sudah selayaknya bila mereka mempunyai kursi yang ergonomis, yang nyaman diduduki.

Itulah sebabnya  ada seorang bijak yang memberi nasihat kepada saya “Milikilah sebuah kursi yang nyaman ketika anda membaca koran, buku atau menghadapi  pasien “
Masuk akal juga pencerahannya. Kalau tidak maka saya pasti akan sering mengeluh Lumbago. Kursi yang ergonomis ( dapat disetel tinggi joknya ) itu harganya ternyata tidak murah bagi pensiunan seperti saya. Apa boleh buat, saya  harus membelinya dengan uang tabungan saya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.