Tutur Tinular merupakan sebuah film sejarah pada masa kerajaan majapahit , cerita ini juga di angkat dalam kisah pewayangan . Film ini mengisahkan perjalanan seorang pendekar yang sakti mandraguna dan bersifat baik . pada akhir tahun 2011 film tutur tinular di tayangkan kembali di salah satu televisi swata Indosiar dengan cerita tutur tinular versi 2011 film yang di mulai pukul 20.00 - 22.00 ini menjadi salah satu film sejarah favorit bagi permirsa.
Berikut ini sedikit sinopsis film tutur tinular 2011. Di wilayah kekuasaan Singosari terdapat dua kadipaten Manguntur dan Kadipaten Kurawan yang hanya dipisahkan oleh sungai Brantas. Kedua kadipaten tersebut saling bermusuhan, permusuhan itu memuncak ketika Respati yang merupakan Pangeran dari Kadipaten Kurawan membawa lari Dewi Padmini yang merupakan dari Putri dari Manguntur.
Tumenggung Danadyaksa dan Tumenggung Kebo Winarang saling menyalahkan hingga akhirnya terjadilah perang dahsyat diantara dua kadipaten itu yang mengakibatkan banjir darah disungai Brantas, puluhan prajurit dari dua kadipaten itu menjadi korban ganasnya peperangan.
Tanpa restu dari kedua orang tua mereka Dewi Padmini dan Respati menikah hingga akhirnya Dewi Padmini melahirkan seorang anak, tapi disaat itu ayahnya Tumenggung Kebo Winarang yang baru saja mendapatkan berita tentang keberadaan putrinya segera memerintahkan adik iparnya Dipangkara untuk seger membawa Dewi Padmini dan bayinya kembali ke kadipaten, sementara Respati harus dia bunuh.
Dipangkara menjalankan perintah kakak iparnya untuk membawa Dewi Padmini dan membunuh Respati, tapi diam-diam Dipangkara memiliki niat jahat untuk membunuh Bayi Dewi Padmini. Karena dia menganggap Bayi Dewi Padmini hanya sebagai penghalang ambisinya untuk menjadi Tumenggung di Kadipaten Manguntur.
Tapi disaat Dipangkara ingin membunuh bayinya tiba-tiba saja terjadi gempa dahsyat hingga mengakibatkan Dipangkara urung membunuh bayinya karena dia mengira bayi itu sudah mati tertimpa reruntuhan bebatuan.
Karena tragedy itu membuat Dewi Padmini kehilangan kesadaran hingga menyebabkannya menjadi gila, dia selalu saja berteriak-teriak tentang putrinya. Sementara Respati dibuang kejurang oleh Dipangkara hingga tidak satu-pun yang tahu dimana keberadaannya.
Tumenggung Kebo Winarang sengaja dibuat lemah dan sakit tak berdaya hingga membuat Dipangkara lebih leluasa untuk berkuasa dikadipaten Manguntur.
Tanpa sepengetahuan Dipangkara ternyata bayi itu masih hidup dan ditemukan oleh seorang Kepala desa yang bernama Rek Wuru, dan bayi itupun dinamakan Nari Ratih.
Nari Ratih tumbuh menjadi gadis yang baik, tapi sayangnya dia harus tinggal bersama ibu tirinya Kanti dan adik tirinya Parwati yang salalu saja menyiksanya.
Satu hari Nari Ratih hanyut terbawa derasnya sungai Branatas, tapi kemudian datang Arya Kamandanu dan segera menolongnya. Dari pertemuan itu akhirnya tumbuh benih-benih cinta dihati mereka.
Arya Kamandanu nekad datang ke kadipaten Manguntur untuk dan menyamar dengan nama Bandawa mengejar cinta Nari Ratih, tapi dikadipaten itu dia bertemu dengan Dyah Ayu Laksmi yang merupakan Putri Dipangkara yang juga jatuh cinta pada Arya Kamandanu. Putri sombong itu selalu menggunakan segala cara untuk mendapatkan cinta Arya Kamandanu.
Sementara itu Parwati juga mengejar-ngejar cinta Arya Kamandanu hingga membuat cinta Nari Ratih dan Arya Kamandanu jadi semakin sulit.
Dengan mengenal Dyah Ayu Laksmi membuat Arya Kamandanu dijadikan orang kepercayaan Dipangakara dan diangkat menjadi kepala prajurit Manguntur yang bertugas menangkap Si Topeng Hitam.
Si Topeng Hitam dianggap sebagai pahlawan oleh orang-orang Manguntur karena dia selalu menolong orang-orang yang lemah, sementara bagi keluarga istana Manguntur si Topeng hitam merupakan penjahat yang harus segera ditangkap.
Akhirnya Arya Kamandanu menerima tawaran pekerjaan itu sambil membawa misi rahasia sebagai mata-mata dikadipaten Manguntur. Dia selalu memantau gerak-gerik kejahatan Dipangkara untuk dilaporkannya kepada Tumenggung Danadyaksa.
Sebenarnya si Topeng Hitam adalah Byakta yang wajahnya begitu persis dengan Respati, dia sengaja menyamar menjadi si Topeng hitam dan sengaja mendekati Dewi Padmini untuk mendapatkan keris Gentala Cakra yang disimpan Kebo Winarang, keris itu dipercaya memiliki kekuatan dahsyat, siapa-pun yang memilikinya maka dia bisa menjadi pemimpin di Kadipaten itu.
Dikadipaten Manguntur juga terjadi terror setiap saat malam bulan purnama, disaat itu Dewi Sambi selalu muncul untuk menculik bayi-bayi yang baru saja dilahirkan. Wanita jahat itu juga tidak segan-segan untuk membunuh siapa-pun yang menghalanginya
Arya Kamamandanu bertekad untuk menanghentikan kejahatan Dewi Sambi meskipun nyawanya sendiri menjadi taruhannya.
Tugas Arya Kamandanu jadi semakin berat, dia harus bisa mengungkap siapa si cadar hitam, dia juga harus bisa menhentikan kejahatan Dewi Sambi. Belum lagi percintaannya dengan Nari Ratih yang mendapatkan banyak hambatan dari kakaknya sendiri Arya Dwipangga yang terkenal playboy yang ternyata juga menyukai Nari Ratih.
Cinta Arya Kamandanu dan Nari Ratih bisa terus bersemi karena bantuan Lindu Sukma yang tidak lain adalah Respati yang hilang ingatan,lelaki itu sama sekali tidak mengenal jati dirinya dimasa lalu. Namun cinta Arya Kamandanu dan Nari Ratih harus mendapatkan banyak ujian dan rintangan dari Dyah Ayu Laksmi, Arya Dwipangga dan Parwati.
Berikut ini sedikit sinopsis film tutur tinular 2011. Di wilayah kekuasaan Singosari terdapat dua kadipaten Manguntur dan Kadipaten Kurawan yang hanya dipisahkan oleh sungai Brantas. Kedua kadipaten tersebut saling bermusuhan, permusuhan itu memuncak ketika Respati yang merupakan Pangeran dari Kadipaten Kurawan membawa lari Dewi Padmini yang merupakan dari Putri dari Manguntur.
Tumenggung Danadyaksa dan Tumenggung Kebo Winarang saling menyalahkan hingga akhirnya terjadilah perang dahsyat diantara dua kadipaten itu yang mengakibatkan banjir darah disungai Brantas, puluhan prajurit dari dua kadipaten itu menjadi korban ganasnya peperangan.
Tanpa restu dari kedua orang tua mereka Dewi Padmini dan Respati menikah hingga akhirnya Dewi Padmini melahirkan seorang anak, tapi disaat itu ayahnya Tumenggung Kebo Winarang yang baru saja mendapatkan berita tentang keberadaan putrinya segera memerintahkan adik iparnya Dipangkara untuk seger membawa Dewi Padmini dan bayinya kembali ke kadipaten, sementara Respati harus dia bunuh.
Dipangkara menjalankan perintah kakak iparnya untuk membawa Dewi Padmini dan membunuh Respati, tapi diam-diam Dipangkara memiliki niat jahat untuk membunuh Bayi Dewi Padmini. Karena dia menganggap Bayi Dewi Padmini hanya sebagai penghalang ambisinya untuk menjadi Tumenggung di Kadipaten Manguntur.
Tapi disaat Dipangkara ingin membunuh bayinya tiba-tiba saja terjadi gempa dahsyat hingga mengakibatkan Dipangkara urung membunuh bayinya karena dia mengira bayi itu sudah mati tertimpa reruntuhan bebatuan.
Karena tragedy itu membuat Dewi Padmini kehilangan kesadaran hingga menyebabkannya menjadi gila, dia selalu saja berteriak-teriak tentang putrinya. Sementara Respati dibuang kejurang oleh Dipangkara hingga tidak satu-pun yang tahu dimana keberadaannya.
Tumenggung Kebo Winarang sengaja dibuat lemah dan sakit tak berdaya hingga membuat Dipangkara lebih leluasa untuk berkuasa dikadipaten Manguntur.
Tanpa sepengetahuan Dipangkara ternyata bayi itu masih hidup dan ditemukan oleh seorang Kepala desa yang bernama Rek Wuru, dan bayi itupun dinamakan Nari Ratih.
Nari Ratih tumbuh menjadi gadis yang baik, tapi sayangnya dia harus tinggal bersama ibu tirinya Kanti dan adik tirinya Parwati yang salalu saja menyiksanya.
Satu hari Nari Ratih hanyut terbawa derasnya sungai Branatas, tapi kemudian datang Arya Kamandanu dan segera menolongnya. Dari pertemuan itu akhirnya tumbuh benih-benih cinta dihati mereka.
Arya Kamandanu nekad datang ke kadipaten Manguntur untuk dan menyamar dengan nama Bandawa mengejar cinta Nari Ratih, tapi dikadipaten itu dia bertemu dengan Dyah Ayu Laksmi yang merupakan Putri Dipangkara yang juga jatuh cinta pada Arya Kamandanu. Putri sombong itu selalu menggunakan segala cara untuk mendapatkan cinta Arya Kamandanu.
Sementara itu Parwati juga mengejar-ngejar cinta Arya Kamandanu hingga membuat cinta Nari Ratih dan Arya Kamandanu jadi semakin sulit.
Dengan mengenal Dyah Ayu Laksmi membuat Arya Kamandanu dijadikan orang kepercayaan Dipangakara dan diangkat menjadi kepala prajurit Manguntur yang bertugas menangkap Si Topeng Hitam.
Si Topeng Hitam dianggap sebagai pahlawan oleh orang-orang Manguntur karena dia selalu menolong orang-orang yang lemah, sementara bagi keluarga istana Manguntur si Topeng hitam merupakan penjahat yang harus segera ditangkap.
Akhirnya Arya Kamandanu menerima tawaran pekerjaan itu sambil membawa misi rahasia sebagai mata-mata dikadipaten Manguntur. Dia selalu memantau gerak-gerik kejahatan Dipangkara untuk dilaporkannya kepada Tumenggung Danadyaksa.
Sebenarnya si Topeng Hitam adalah Byakta yang wajahnya begitu persis dengan Respati, dia sengaja menyamar menjadi si Topeng hitam dan sengaja mendekati Dewi Padmini untuk mendapatkan keris Gentala Cakra yang disimpan Kebo Winarang, keris itu dipercaya memiliki kekuatan dahsyat, siapa-pun yang memilikinya maka dia bisa menjadi pemimpin di Kadipaten itu.
Dikadipaten Manguntur juga terjadi terror setiap saat malam bulan purnama, disaat itu Dewi Sambi selalu muncul untuk menculik bayi-bayi yang baru saja dilahirkan. Wanita jahat itu juga tidak segan-segan untuk membunuh siapa-pun yang menghalanginya
Arya Kamamandanu bertekad untuk menanghentikan kejahatan Dewi Sambi meskipun nyawanya sendiri menjadi taruhannya.
Tugas Arya Kamandanu jadi semakin berat, dia harus bisa mengungkap siapa si cadar hitam, dia juga harus bisa menhentikan kejahatan Dewi Sambi. Belum lagi percintaannya dengan Nari Ratih yang mendapatkan banyak hambatan dari kakaknya sendiri Arya Dwipangga yang terkenal playboy yang ternyata juga menyukai Nari Ratih.
Cinta Arya Kamandanu dan Nari Ratih bisa terus bersemi karena bantuan Lindu Sukma yang tidak lain adalah Respati yang hilang ingatan,lelaki itu sama sekali tidak mengenal jati dirinya dimasa lalu. Namun cinta Arya Kamandanu dan Nari Ratih harus mendapatkan banyak ujian dan rintangan dari Dyah Ayu Laksmi, Arya Dwipangga dan Parwati.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.