Hari Jumat yang lalu saya memeriksa kesehatan salah satu Opa yang baru masuk / dirawat di Panti Wreda Kasih milik gereja kami.
Opa S, 74 tahun tinggal di Panti untuk sementara waktu. Selama ini ia tinggal di sebuah kota , 1 jam perjalanan dari kota Cirebon , Jabar. Isterinya sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Opa S ini mempunyai 2 putra, 1 orang putranya tinggal bersama keluarganya di luar negeri dan putra yang lain tinggal bersama keluarganya di kota kami.
Opa S yang sudah sepuh ini hidup dengan ditemani oleh seorang pembantu. Putra-putranya menghendaki agar Opa S tinggal dengan putranya yang tinggal di kota besar sehingga dapat di tinggali oleh keluarga putranya dan Opa S. Nah waktu menuggu mendapatkan rumah baru ini untuk sementara Opa S diminta agar tinggal di Panti Wreda. kami sehingga dapat merawat orang tuanya dengan baik. Mengingat rumahnya yang kecil maka mereka berniat akan membeli rumah yang lebih
Sebelum tinggal di Panti, Opa S diwawancara oleh Ketua Pengurus Panti dan diperiksa kesehatnnya oleh Dokter ( saya ). Dari segi medis tidak ada masalah. Opa S dapat melayani diri sendiri dan tidak mempunyai penyakit yang khronis. Oleh karena biasanya ia hidup sendiri dengan ditemani seorang pembantu, maka sudah menjadi kebiasaannya untuk mengatur keperluan pribadinya menurut keinginannya. Suatu hal yang wajar saja.
Dalam pembicaraan dengan Pak T, Ketua Pengurus Panti, Opa S minta agar baginya disediakan sebuah kamar khusus, kamar mandi khusus dan fasilitas khusus bagi dirinya. Suatu permintaan yang wajar mengingat keluarga Opa S mampu membayar biaya tinggal di Panti. Keinginannya tidak dapat dikabulkan dengan alasan bahwa Panti Wreda ini bukan sebuah Hotel yang mempunyai fasilitas seperti yang Opa S inginkan. Kami memberi pengertian bahwa tinggal di Panti tidak bersifat eksklusif, tetapi harus dapat hidup bermasyarakat sesama Opa dan Oma lain. Opa S akan tinggal sekamar dengan Opa yang lain.
Bila Opa S dan keluarga tidak setujui, kami tidak dapat memaksa siapapun untuk tinggal di Panti yang mempunyai aturan yang sudah dibuat dan dilaksanakan sesama berpuluh tahun. Akhirnya Opa S mau tinggal di panti dengan mencoba hidup disini selama 1 minggu dahulu. Bila betah maka akan diteruskan dan bila tidak betah maka Opa S tidak jadi tinggal di Panti.
Hal ini baru pertama kali terjadi, ada Opa menghendaki hal ini. Dalam hati saya lalu bertanya mengapa tidak tinggal di Hotel saja, mungkin hidupnya lebih sesuai dengan keinginannya.
Hidup banyak pilihan dan keputusan ada di tangan kita masing-masing. Suatu hal yang patut kita ingat bahwa dalam hidup manusia hidup adalah berkelompok artinya manusia hidup bersama orang –orang lain disekitarnya, tidak menyendiri. Dengan hidup berkelomok kita dapat berbagi pengalaman dengan orang lain, dapat curhat dengan orang lain, dapat saling mendukung dalam hidup dsb. Kalau hidup sendirian, maka hidup akan menjemukan dan untuk apa hidup kesepian seperti yang Opa S sudah lakukan selama tahun-tahun terakhir ini?
Nah hari Jum’at yang lalu Opa S ketka bertemu dengansaya, ia mengulangi lagi keinginannya utuk mencoba dahulu tinggal di Panti selama 1 minggu.
Saya berkata “Opa S, jujur saya katakan bahwa hidup di Panti ini sebenarnya cukup enak. Coba bayangan. Dengan uang / biaya yang layak dapat hidup dengan cukup layak. Kalaupun tidak mampu atau alasan lain, maka Gereja yang akan menanggungnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mau makan sudah tersedia pada waktunya dengan menu dan gizi yang cukup baik, mau mandi sudah tersedia air bersih, kalau hujan tidak kehujanan, kalau panas tidak kepanasan, kalau sakit ada yang mengobatinya, mau mengikuti kebaktian di Gereja sudah tersedia mobil transport, mau dikunjungi oleh keluarga tidak ada larangan. Lalu mau hidup yang bagaimana lagi? Mau berkomunikasi dan bergaul dengan orang-orang yang sebaya, cukup tersedia. Kurang apa lagi?”
Opa S terdiam, lalu saya melanjutkan “ Begini Opa S, kalau Opa dapat hidup selama 1 minggu di Panti ini, maka Opa akan sanggup bertahan selama 1 bulan dan bila sanggup bertahan 1 bulan, maka Opa akan sanggup bertahan selama 1 tahun. Percayalah. Tuhan dan kami akan menyertai Opa tinggal disini. Jadi janganlah pesimis dalam menghadapi hidup di Panti ini. Kalau Opa dan keluarga sudah mendapat rumah yang jauh lebih layak, kami tidak akan menahan Opa untuk tinggal disini.”
Opa S mengangguk-anggukkan kepalanya dan tersenyum. Ia merasa puas dengan sugesti dari saya. Apakah Opa S dapat bertahan hidup selama 1 minggu ke depan?
Saya berharap agar keluarga Opa S segera mempunyai sebuah rumah yang layak untuk tinggal bersama. Semoga.-
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.