Dr. Basuki Pramana, no. 5 dari Kiri.
Tadi pagi datang berobat Pak C, 63 tahun. Umurnya 7 bulan lebih tua dari pada umur saya. Umur saya sebaya dengan umur Pak C. Pak C diantar oleh isterinya dengan naik becak.
Dari anamnesa ( riwayat penyakit ) dll, pembicaraan kami nampak lebih santai. Menurut pengakuan Pak C yang mantan PNS dan pensiunan Guru SD P, ia sering berobat dan diperiksa oleh saya yang saat itu bekerja di Puskesmas P.
Ketika pertama kali Kak C melihat wajah saya di Ruang Periksa, Pak C menyatakan bahwa ia masih mngenal wajah saya yang sudah familier dalam penglihatannya.
“Ah….. masa sih Pak, saya kan sudah bertambah tua dan wajah saya tentu sudah banyak berubah bila dibandingkan ketika saya masih bekerja di Puskesmas P” kata saya.
Pak C dengan wajah sayu menjawab “Ah….wajah dokter, tidak banyak berubah sejak dahulu. Itulah sebabnya saya masih dapat mengenal dengan baik bahwa ini benar Pak dokter Basuki yang dulu di Puskesmas P. “ Tampak wajah Pak C ini seperti orang yang berumur 10 tahun lebih tua dari umur yang sebenarnya. Kesulitan hidupnya rupanya membuat wajah Pak C ini lebih tua dari yang sebenarnya. Betapa hebatnya pengaruh lingkungan hidup dan kesulitan hidup mempengaruhi wajah seseorang. Istri Pak C yang juga seorang PNS dan mengajar di sebuah SD tampak masih segar.
Luar biasa ingatan Pak C ini. Saya berhenti dari Puskesmas P ini pada tahun 1996. Setelah itu saya bekerja di Lapas Kelas I Cirebon selama 4 tahun, sebelum saya mengajukan Pensiun dini alias APS ( Atas Permintaan Sendiri ). TMT 1 April 2000 saya Pensiun dini. Sekarang bulan September 2010. Berarti saya meninggalkan Puskesmas P itu sudah 14 tahun. Jadi minimal Pak C dan saya sudah tidak bertemu selama 14 tahun.
Dalam kurun waktu 14 tahun pasti sudah banyak yang berubah di dalam kehidupan kita semua, tapi Pak C masih mengingat wajah saya. Itulah sebabnya saya mengatakan luar biasa ingatan Pak C ini.
Saya bertanya kembali “ Pak C, Bapak sebagai pensiunan PNS tentu mempunyai fasilitas berobat gratis ke Rumah Sakit Umum, karena terdaftar sebagai peserta Askes ( Asuransi Kesehatan ) mantan Pegawai Negeri Sipil. Mengapa tidak menggunakan fasilitas gratis yang telah tersedia bagi Bapak?”
Pak C menjawab “ Maunya sih begitu, Dok, tetapi saya sakit tidak tahan kalau harus menunggu antrian yang panjang di RSU. Biarlah saya berobat kepada dokter saja disini.”
Dalam hati saya membatin “Ya Tuhan… mengapa banyak pensiunan yang peserta Askes yang seharusnya dapat berobat gratis, tetapi lebih rela berobat di tempat lain, meskipun biaya pengobatan dan obat harus ditanggung sendiri.”
Keluhan Pak sebenarnya tidak serius. Ia mengeluh badannya lemas dan nafas sedikit sesak. Pada pemeriksan fisik pak C, semua dalam batas normal kecuali berat badan yang underweight atau kurus saja. Sedangkan tubuh isterinya tampak lebih segar dan lebih gemuk dari suaminya.
Saya membuatkan resep berupa tablet yang mengandung ATP untuk membuat tubuh menjadi lebih segar akibat pasokan energi ini dan tablet Multivitamin.
Ketika Pak C bertanya “Berapa biaya pemeriksaannya?” Saya memberikan diskoun sebanyak 60 % bagi sesama pensiunan PNS. Saya terharu sudah bertemu dengan Pak C yang masih mengenal saya, meskipun sudah 14 tahun tidak bertemu dan masih ingin diperiksa oleh saya persis seperti ketika ia berobat di Puskesmas P.
Ketika Pak C dan isterinya meninggalkan Ruang Periksa, saya melihat wajah Pak C lebih cerah, secerah sinar matahari pagi ini.
Ingatan saya kembali melayang ke moment ketika saya bekerja di Puskesmas P. Sudah banyak dokter yang bekerja di Puskesmas P menggantikan saya. Saya tidak tahu siapa yang sekarang sedang bertugas disana. Kepada siapapun yang bertugas disana, saya menaruh harapan semoga pelayanan terbaik dari mereka dapat memenuhi keinginan para pasien yang datang berobat disana. Amin.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.