( 3 Bukit "Three Magnificent Sisters", Blue Mountain, Sydney, Australia yang sudah dikunjungi oleh jutaan turis domestik dan internasional. Suatu maha karya Tuhan Semesta Alam )
Setiap saat, setiap hari, setiap menghadapi masa-masa yang sedih / masa-masa yang senang, tentulah kita mengucapkan syukur atau doa kepada Yang Maha Kuasa.
Saat kami menikahkan putra kami, ada beberapa relasi yang diundang tetapi berhalangan datang. Mereka tetap mengirimkan ucapan selamat dan doa-doa semoga kami semua diberkati oleh Yang Maha Kuasa. Amin. Sungguh kami senang dan berbahagia, masih ada relasi yang mau mendoakan kami.
Saya yakin anda juga pernah mengalami kejadian seperti itu.
Minimal sudah 2 kali saya mendapatkan kiriman Doa dari seseorang yang berinisial S. Pada akhir SMS-nya beliau menuliskan namanya. Mungkin sekali beliau mengirimkan Doa itu bukan hanya kepada saya saja, ttapi juga kepada orag-orang lain yang beliau kenal nomer HP-nya.
Saya berpikir keras dari mana beliau tahu nomer HP saya. Rasanya saya kenal dengan nama S ini. Mungkin sekali ini adalah teman saya saat kami duduk di bangku SMA Negeri Cirebon. Kami meninggalkan sekolah ini pada tahun 1966. Sudah 45 tahun kami jarang bertemu, tetapi beliau masih mau berkirim SMS. Luar biasa kemauan beliau ini. Jarang ada orag seperti beliau.
Saya mencari Buku Daftar Alumni sekolah kami ini yang saya simpan di sebuah lemari buku, ternyata benar S adalah inisial dari S..D.. ( maaf tidak saya sebutkan untuk menjaga privasi beliau ).
Saya membalas SMS beliau, berterima kasih dan juga mendoakan semoga beliau dan keluarga tetap sehat walafiat dan diberkati oleh Tuhan.
Saya tidak bertanya mengapa beliau gemar berkirim SMS bagi orang lain. Tidak ada salahnya utuk berbuat kebaikan bukan?
----
Saat ini kita sangat bersyukur dengan kemajuan Tehnologi. Dengan sebuah alat yang kecil mungil yang bernama Handphone, Telepon Seluler atau Mobile phone, tidak peduli berapapun mahal harganya atau berapapun canggihnya ( smartphone ) itu yang penting 2 fungsi dasar HP ( dapat bicara dan kirim/terima SMS ), maka semua berita dapat kita kirim / terima.
Saat saya menerima sebah SMS dari putri kami yang berdomisili di kota Sydney, Australia dan saya balik mengirim jawaban, maka dalam bilangan menit saya sudah mendapat balasan SMS dari putri kami yang berjarak 6.000 Km, 7 jam penerbangan pesawat Jumbo jet dan 4 jam perbedaan waktu ( lebih siang dari WIB ) dari kota kami. Hebat.
Masih adakah alat komunikasi seperti sebuah HP. Mungkin ada, yang dimiliki oleh Angkatan Bersenjata atau Badan Intelijen, tentu dengan haraga yang lebih mahal. Dengan sebuah HP produksi Cina dengan harga semurah Rp. 200.000 – Rp. 300.000,- pun kita sudah dapat berhalo-halo dan saling kirim SMS setiap saat ( sambil nyebrang jalan, sambil setir mobil yang dilarang, sambil duduk di sebuah kantin, sambil duduk buang hajat dll ).
Dimana saja, Kapan saja dan Siapa saja. ( saya teringat Slogan Coca-cola yang berkata demikian ). Selama HP masih mendapat sinyal maka semuanya beres. Hebatnya sebuah HP.
Aneh rasanya kalau diantara kita masih ada orang yang tidak / belum dapat kirim SMS. Orang-orang yang demikian jumlahnya cukup banyak yang saya temui.
Mereka mampu membelinya tetapi tidak mau belajar.
Mampu dan Mau, 2 hal yang pokok. Yang lebih penting sebenarnya Mau ( Kemauan ). Bila masih belum punya masih dapat pinjam dari orang lain. Maaf bukan menggurui.
Kadang saya jengkel karena SMS saya kok tidak dijawab, ternyata mereka tidak dapat kirim SMS, padahal mereka bukan murid SD lagi. Masih untung kalau mereka langsung angkat HP-nya untuk segera bicara dengan saya ( dengan biaya sedikit lebih mahal kalau kirim sebuah SMS, tergantung pakai Operator yang mana ). Lebih enak bicara langsung katanya. Ya sudah mau apa lagi? Luar biasa……
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.