Sunday, April 11, 2010

Cintailah pekerjaanmu





Suatu saat saya mengantar adik saya datang ke tempat seorang Notaris untuk menyelesaikan transaksi jual beli tanah dan rumah.

Kami sudah mengenal Ibu N yang berprofesi sebagai seorang Notaris.
Ketika sang asisten Ibu N menyiapkan Surat yang harus ditanda tangai, kami sempat ngobrol.
Saya melihat wajah Ibu N tampak cerah dan keep smiling. Ah...suatu saat yang baik untuk bertanya.

Saya bertanya kepada Ibu N “Ibu, bolehkah saya bertanya diluar masalah jual beli tanah?”

Ibu N menjawab “Boleh, apa masalahnya Pak Basuki?”

Pertanyaan saya “Dalam melakukan pekerjaan sebagai dokter, saya kadang merasa jenuh dan bosan. Pagi dan sore saya menghadapai orang-orang yang sakit. Jarang wajah mereka tersenyum apalagi tertawa. Apakah Ibu juga pernah mengalami hal yang sama dan bagaimana cara mengatasinya?“

Ibu N menjawab “ Pertanyaan pak Basuki ini wajar dan sering diajukan oleh penanya yang lain.”

Saya sudah tidak sabar lagi mendengar apa jawaban Ibu N atas pertanyaan saya tadi.

”Jawabnya mudah dan singkat saja yaitu Cintailah pekerjaan anda!” jawab Ibu N.

Saya membatin: dalam setiap transaksi jual-beli tanah / rumah, sang Notaris selalu menerima uang dari kliennya. Pembeli dan penjual juga sudah sepakat dengan harga yang telah ditetapkan. Mereka pasti mempunyai / akan menerima banyak uang. Kalau tidak ada uang, bagaimana sang Notaris dapat menyelesaikan transaksi jual beli tanah / rumah tadi. Kalau saya dalam menghadapai setiap klien ( pasien ) tidak selalu mendapatkan jasa pelayanan karena ada sebab-sebab lain, seperti: mereka adalah famili, teman atau relasi. Dapat juga mereka tidak mempunyai uang yang cukup untuk berobat. Sering kali saya ikhlas menggratiskan jasa pelayanan bagi mereka.

Benar uang bukan segalanya, tetapi tanpa uang semuanya tidak dapat berjalan dengan baik.
Kalau jasa pelayanan dokter digratiskan lalu bagaimana mereka dapat mengambil obat di Apotik bila tidak mempunyai uang?
Kalau tidak punya uang, bagaimana kita dapat membeli Komputer, membayar biaya akses Internet dan membayar tagihan rekening Listrik dari PLN.
Kalau tidak dapat uang, dari mana jutaan pekerja dapat menghidupi keluarga mereka dengan layak.
Lalu bagaimana mereka dapat mencintai pekerjaan mereka, kalau pekerjaan mereka tidak menghasilkan uang? Bukankah justru mereka mencintai pekerjaan mereka karena pekerjaan mereka akan mendatangkan uang / banyak uang?

“Cintailah pekerjaanmu!”
Hanya 2 kata, singkat dan padat, tetapi mengandung suatu makna yang sungguh sangat dalam.

Bila iman tidak kuat, maka pekerjaan kita dapat menggoda hati kita untuk berbuat macam-macam demi uang.

Seorang teman saya pernah berkata bahwa mencintai pekerjaan kita ada benarnya dan perlu ditambahkan satu lagi yaitu: hidup yang benar. Mendapat uang secara halal akan membuat kita dapat tidur nyenyak, dari pada dapat uang dengan cara yang haram yang akan membuat tidak bisa tidur / tidur nyenyak dan tidak mendapat berkat dari Tuhan.

Manakah yang akan kita kerjakan? Tergantung dari hati nurani kita masing-masing.
Seorang motivator tangguh, Pak Mario Teguh dalam acara “Golden Way” yang disiarkan Metro TV setiap hari Minggu pk. 19.05 – 20.00 pernah berkta “ Bertindaklah agar kita dapat menyenangkan hati orang lain. Lalu lihatlah apa yang terjadi.”
Suatu anjuran yang mempunyai arti yang dalam juga

Kadang kala jawaban dan anjuran diatas tidak mudah dilakukan, tetapi kita mesti berupaya untuk mengerjakannya. Bukan hasilnya tetapi upayanya yang dihargai. Sukses bukan dilihat dari hasil yang akan dicapainya, tetapi dilihat dari bagaimana proses perjuangan untuk mencapai hasilnya.

Semoga tulisan ini tidak membuat hati anda bingung.-


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.