Thursday, November 26, 2009

Keringat dingin


Ketika saya pagi ini datang ke Panti Wreda untuk memeriksa kesehatan dan memberikan resep obat / vitamin bagi yang membutuhkan, saya memeriksa luka  pasca operasi Hernia scrotalis dextra ( kanan ) Opa M, 69 tahun.

Sebelum memasuki kamar Opa M, Ibu E ( Ibu Panti ) melaporkan kejadian kemarin pagi yang membuat dia geli.

Saya bertanya kepada ibu E, “Ada apa Bu?”

Ibu E berkisah : “Kemarin pagi ketika kasa pembalut luka Opa M akan diganti, saya bersama Sdr. S ( asisten yang bekerja di Panti ) berada di sebelah bed Opa M. Saya melepas plester dan kasa pembalut luka. Setelah terangkat, maka tampaklah sebuah garis sepanjang 10 cm, bekas luka operasi yang dijahit sembilan jahitan kulit  yang berwarna coklat akibat terkena cairan antiseptis Betadine. Sdr S juga melihat luka operasi pada lipat paha Opa M. Saya melihat wajah Sdr S pucat dan berkeringat. Ketika saya tanya kenapa kamu S? Sdr S. berkata saya belum pernah melihat luka  dan jahitan seperti itu, saya ngeri melihatnya.”

Saya berkomentar “Benar, Bu. Seseorang yang tidak terbiasa bila melihat luka jahitan atau luka yang baru yang masih  berdarah akan merasa  panik, takut, tegang dan berkeringat dingin. Bagi tenaga medis yang  pernah  bekerja di bagian Bedah Rumah Sakit keadaan tsb sudah biasa dan tidak membuat tegang. “

Saya melanjutkan “ Baik, sekarang saya lihat Opa M.”

Kedatangan saya pagi itu juga bermaksud akan mengangkat jahitan luka operasi Opa M. Ada sembilan jahitan kulit. Operasi tanggal 19 dan sekarang tanggal 25, berarti sudah enam hari. Biasanya pada hari kelima,  jahitan kulit sudah dapat diangkat, kalau  luka tidak bengkak dan luka kering tidak ada nanah. Luka Opa M baik dan kering. Saya mengangkat 1 jahitan kulit tsb dan memeriksa bagaimana luka tsb ketika saya sedikit meregangkan tepian luka. Bila kulit rapat tertutup maka luka sudah kering. Pada Opa M ini kedua tepian bekasa sayatan pisau bedah belum begitu rapat benar. Saya kahawatir penyembuhan Opa M yang sudah sepuh ini masih perlu waktu beberapa hari lagi untuk membuat lukanya kering. Akhirnya saya angkat jahitan kulit tsb secara selang seling, masih tersisa 4 jahitan lagi yang  akan saya coba angkat 3-4 hari kemudian.

Keadaan umum Opa M baik, makan minum sudah bagus, b.a.k. dan b.a.b juga lancar, tidak ada demam, tekanan darah juga normal. Semoga Opa M ini segera pulih kesehatannya setelah mengalami operasi tsb.

Semula Pengurus Panti Wreda akan membawa Opa M ke Rumah Sakit untuk angkat jahitan. Saya pikir kalau luka baik, tidak usah ke Rumah Sakit lagi-lah, saya akan mengangkat jahitan kulit tsb yang biasa saya lakukan juga bagi pasien praktik sore saya di tempat praktik. Mengangkat jahitan kulit pada  orang dewasa yang tenang tentu lebih sederhana dan lebih mudah dari pada melakukan  sirkumsisi ( khitanan ) pada seorang anak usia sekitar 4-7 tahun yang sering mengangis  atau meronta-ronta ketakutan.-

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.